Mampukah Ukraina Bertahan dari Gempuran Rusia? Simak News RCTI+
loading...
A
A
A
Meski jaraknya cukup jauh, bagaimana pun invasi Rusia ke Ukraina juga membawa dampak bagi Indonesia. Harga minyak dunia terus naik, menembus USD100 per barrel. Jika harga minyak dunia terus bertahan di atas USD100 per barrel, bukan tidak mungkin pemerintah terpaksa menaikkan harga BBM di dalam negeri. Tak hanya harga minyak dunia, harga gas dan batubara di pasar internasional juga terus terkerek naik.
Perang di Ukraina juga diperkirakan akan mempengaruhi pasokan gandum ke Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut impor gandum dari Ukraiana memasok sekitar 23% dari kebutuhan nasional. Setidaknya, para pengusaha akan berupaya untuk mencari alternatif impor gandum dari negara lain jika memang konflik di Ukraina terus berkepanjangan. Perang juga sempat membuat kepanikan investor di Bursa Efek Indonesia. Tak hanya di Indonesia, di pasar modal Asia perang telah membuat investor manarik dananya sekitar USD2 miliar.
Di sisi lain, PBB memperkirakan perang di Ukraina akan menciptakan gelombang pengungsi hingga 5 juta orang dari Ukraina ke negara-negara tetangga. Kekhawatiran meluasnya dampak perang di Ukraina terhadap negara-negara lain di dunia, masih cukup tinggi. Apalagi pihak Rusia akan kembali menyerang daerah-daerah lainnya yang lebih luas di Ukraina. Hal ini terjadi setelah pihak Ukraina menolak ajakan berdialog oleh Rusia di Belarus. Ukraina menolak berdialog di Belarus, karena bukan tempat yang netral. Belarus merupakan sekutu terdekat dari Rusia. Sedangkan, Ukraina mengusulkan Polandia sebagai tempaat negosiasi.
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki kini juga khawatir, Rusia akan menyerang negaranya setelah menginvasi Ukraina. Polandia merupakan basis pangkalan milier dari negara-negara NATO dan Amerika. Kekhawatiran serupa juga dirasakan oleh Finlandia dan Swedia. Sebab Rusia mengancam akan menyerang ke dua negara tersebut, jika menjadi anggota NATO.
Akankah Rusia berhasil menaklukkan Ukraina? Apakah NATO tetap akan membiarkan Ukraina berperang sendirian? Apa dampaknya bagi ekonomi, politik, sosial dan keamanan jika perang ini terus berlanjut? Simak dan pantau terus perkembangannya di News RCTI+.
Secara konsisten News RCTI+ selalu menginformasikan kepada publik perkembangan terbaru perang di Ukraina. Didukung lebih dari 90 publisher, News Aggregator di bawah naungan MNC Group tersebut terus menyampaikan informasi penting yang dibutuhkan pembaca secara lengkap dan terpercaya.
"News RCTI+ terus berkomitmen untuk memberitakan berbagai fenomena menarik, berdampak luas dan menjadi perhatian publik,’’ kata Co-Managing Director RCTI+, Valencia Tanoesoedibjo. Dia berharap News RCTI+ bisa menambah pengetahuan, hiburan sekaligus sumber inspirasi bagi masyarakat atas informasi penting yang disampaikan setiap hari.
Sebanyak 90 publisher menyuplai ribuan berita setiap hari ke News RCTI+ dalam berbagai isu di segala bidang. Ribuan berita tersebut ditampung dalam 14 kategori atau kanal. Yaitu, Berita Utama, Terkini, Populer, Otomotif, Travel, Ekonomi, Gaya Hidup, Muslim, Seleb, Teknologi, Olahraga, Global, Nasional, dan Infografis. News RCTI+ juga sudah menyediakan Topik Menarik untuk memudahkan pembaca mencari kumpulan berita menarik yang disukainya.
Publisher-publisher yang telah berkolaborasi dengan RCTI+ di antaranya: Okezone.com, Sindonews.com, Inews.id, Republika.com, Jawapos.com, Bisnis.com, Brilio.net, Tabloidbintang.com, Katadata.co.id, Rmol.id, rm.id, Infobanknews.com, dan Inilah.com. Selain itu ada Indozone.id, Ayojakarta.com, Pojoksatu.id, Alinea.id, Gwigwi.com, dw.com, todaykpop.com, Indosport, Skor.id, dan masih banyak lagi.
Tak hanya publisher yang home base-nya di Jakarta, News RCTI+ juga menggandeng banyak publisher berpengaruh yang markasnya di daerah. Sebut saja Radarjogja.com, Bantenhits.com, Ayosemarang.com, Ayobogor.com, Suarantb.com, Lombokpost.com, Suarasurabaya.net, Sumselupdate.com, Bukamatanews.id, Mandalapos.co.id, dan masih banyak yang lain.
Perang di Ukraina juga diperkirakan akan mempengaruhi pasokan gandum ke Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut impor gandum dari Ukraiana memasok sekitar 23% dari kebutuhan nasional. Setidaknya, para pengusaha akan berupaya untuk mencari alternatif impor gandum dari negara lain jika memang konflik di Ukraina terus berkepanjangan. Perang juga sempat membuat kepanikan investor di Bursa Efek Indonesia. Tak hanya di Indonesia, di pasar modal Asia perang telah membuat investor manarik dananya sekitar USD2 miliar.
Di sisi lain, PBB memperkirakan perang di Ukraina akan menciptakan gelombang pengungsi hingga 5 juta orang dari Ukraina ke negara-negara tetangga. Kekhawatiran meluasnya dampak perang di Ukraina terhadap negara-negara lain di dunia, masih cukup tinggi. Apalagi pihak Rusia akan kembali menyerang daerah-daerah lainnya yang lebih luas di Ukraina. Hal ini terjadi setelah pihak Ukraina menolak ajakan berdialog oleh Rusia di Belarus. Ukraina menolak berdialog di Belarus, karena bukan tempat yang netral. Belarus merupakan sekutu terdekat dari Rusia. Sedangkan, Ukraina mengusulkan Polandia sebagai tempaat negosiasi.
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki kini juga khawatir, Rusia akan menyerang negaranya setelah menginvasi Ukraina. Polandia merupakan basis pangkalan milier dari negara-negara NATO dan Amerika. Kekhawatiran serupa juga dirasakan oleh Finlandia dan Swedia. Sebab Rusia mengancam akan menyerang ke dua negara tersebut, jika menjadi anggota NATO.
Akankah Rusia berhasil menaklukkan Ukraina? Apakah NATO tetap akan membiarkan Ukraina berperang sendirian? Apa dampaknya bagi ekonomi, politik, sosial dan keamanan jika perang ini terus berlanjut? Simak dan pantau terus perkembangannya di News RCTI+.
Secara konsisten News RCTI+ selalu menginformasikan kepada publik perkembangan terbaru perang di Ukraina. Didukung lebih dari 90 publisher, News Aggregator di bawah naungan MNC Group tersebut terus menyampaikan informasi penting yang dibutuhkan pembaca secara lengkap dan terpercaya.
"News RCTI+ terus berkomitmen untuk memberitakan berbagai fenomena menarik, berdampak luas dan menjadi perhatian publik,’’ kata Co-Managing Director RCTI+, Valencia Tanoesoedibjo. Dia berharap News RCTI+ bisa menambah pengetahuan, hiburan sekaligus sumber inspirasi bagi masyarakat atas informasi penting yang disampaikan setiap hari.
Sebanyak 90 publisher menyuplai ribuan berita setiap hari ke News RCTI+ dalam berbagai isu di segala bidang. Ribuan berita tersebut ditampung dalam 14 kategori atau kanal. Yaitu, Berita Utama, Terkini, Populer, Otomotif, Travel, Ekonomi, Gaya Hidup, Muslim, Seleb, Teknologi, Olahraga, Global, Nasional, dan Infografis. News RCTI+ juga sudah menyediakan Topik Menarik untuk memudahkan pembaca mencari kumpulan berita menarik yang disukainya.
Publisher-publisher yang telah berkolaborasi dengan RCTI+ di antaranya: Okezone.com, Sindonews.com, Inews.id, Republika.com, Jawapos.com, Bisnis.com, Brilio.net, Tabloidbintang.com, Katadata.co.id, Rmol.id, rm.id, Infobanknews.com, dan Inilah.com. Selain itu ada Indozone.id, Ayojakarta.com, Pojoksatu.id, Alinea.id, Gwigwi.com, dw.com, todaykpop.com, Indosport, Skor.id, dan masih banyak lagi.
Tak hanya publisher yang home base-nya di Jakarta, News RCTI+ juga menggandeng banyak publisher berpengaruh yang markasnya di daerah. Sebut saja Radarjogja.com, Bantenhits.com, Ayosemarang.com, Ayobogor.com, Suarantb.com, Lombokpost.com, Suarasurabaya.net, Sumselupdate.com, Bukamatanews.id, Mandalapos.co.id, dan masih banyak yang lain.