Survei Medsos: Publik Lebih Butuh Minyak Goreng, Bukan Tunda Pemilu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Isu penundaan Pemilu 2024 menuai pro dan kontra. Salah satu elite partai politik sempat menyinggung ada 60% dari 100 juta akun di media sosial mendukung penundaan pemilu, sedangkan 40% sisanya menolak.
Apakah benar klaim tersebut? Berdasarkan survei yang dilakukan Lembaga Riset Big Data, perhatian masyarakat pada pemilu tidak terlalu besar. Pada periode 1-28 Februari 2022, perhatian publik melalui sosial media tertuju pada kelangkaan minyak goreng dan pencairan jaminan hari tua (JHT). Untuk isu penundaan pemilu ada tapi tidak banyak.
Persoalan JHT lebih menarik perhatian masyarakat, setidaknya 50% reaksi pembaca, disusul dengan kelangkaan minyak goreng sebesar 35%, dan pemilu 13%.
Layanan Big Data, Evello merincikan reaksi pengguna medsos saat membaca berita tentang minyak goreng mencapai 67.000 pembaca (51,36%), tentang JHT 41.000 pembaca (31,50%) dan tentang pemilu 22.000 pembaca (17,13%).
Hal ini juga berlaku pada platform lain seperti YouTube, Instagram, dan Tiktok. Pada platform Youtube reaksi penonton pada kelangkaan minyak goreng mencapai 6 juta (35,88%), JHT sebesar 8 juta (51,36%), dan pemilu 2 juta (13,44%).
Dikutip dari keterangan Evello, data reaksi pembaca pada platform Tiktok juga terlihat perbandingan yang tajam.
"Media sosial micro video dengan pengguna 92 juta di Indonesia telah menonton video-video bertema JHT sebanyak 57 juta kali. Disusul kemudian adalah minyak goreng yang telah ditonton sebanyak 48 juta kali tayang. Sementara tema penundaan pemilu baru menuai perhatian tiktoker sebanyak 9 juta kali tayang," tulis Evello dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/2/2022).
Baca juga: KPU Tegaskan Tidak Ada Alasan Menunda Pemilu 2024
Begitu juga pada platform Instagram. Lagi-lagi isu mengenai pemilu kurang menarik perhatian. "Reaksi publik yang ditimbulkan terhadap tema minyak goreng dominan dibandingkan JHT dan penundaan pemilu. Di media sosial dengan pengguna mencapai 100 juta ini, minyak goreng ditonton sebanyak 66% lebih banyak jika dibandingkan JHT 28% dan penundaan Pemilu 2024 5%," katanya.
Apakah benar klaim tersebut? Berdasarkan survei yang dilakukan Lembaga Riset Big Data, perhatian masyarakat pada pemilu tidak terlalu besar. Pada periode 1-28 Februari 2022, perhatian publik melalui sosial media tertuju pada kelangkaan minyak goreng dan pencairan jaminan hari tua (JHT). Untuk isu penundaan pemilu ada tapi tidak banyak.
Persoalan JHT lebih menarik perhatian masyarakat, setidaknya 50% reaksi pembaca, disusul dengan kelangkaan minyak goreng sebesar 35%, dan pemilu 13%.
Layanan Big Data, Evello merincikan reaksi pengguna medsos saat membaca berita tentang minyak goreng mencapai 67.000 pembaca (51,36%), tentang JHT 41.000 pembaca (31,50%) dan tentang pemilu 22.000 pembaca (17,13%).
Hal ini juga berlaku pada platform lain seperti YouTube, Instagram, dan Tiktok. Pada platform Youtube reaksi penonton pada kelangkaan minyak goreng mencapai 6 juta (35,88%), JHT sebesar 8 juta (51,36%), dan pemilu 2 juta (13,44%).
Dikutip dari keterangan Evello, data reaksi pembaca pada platform Tiktok juga terlihat perbandingan yang tajam.
"Media sosial micro video dengan pengguna 92 juta di Indonesia telah menonton video-video bertema JHT sebanyak 57 juta kali. Disusul kemudian adalah minyak goreng yang telah ditonton sebanyak 48 juta kali tayang. Sementara tema penundaan pemilu baru menuai perhatian tiktoker sebanyak 9 juta kali tayang," tulis Evello dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/2/2022).
Baca juga: KPU Tegaskan Tidak Ada Alasan Menunda Pemilu 2024
Begitu juga pada platform Instagram. Lagi-lagi isu mengenai pemilu kurang menarik perhatian. "Reaksi publik yang ditimbulkan terhadap tema minyak goreng dominan dibandingkan JHT dan penundaan pemilu. Di media sosial dengan pengguna mencapai 100 juta ini, minyak goreng ditonton sebanyak 66% lebih banyak jika dibandingkan JHT 28% dan penundaan Pemilu 2024 5%," katanya.
(abd)