Soal Wadas, Mahfud MD: Tak Ada Temuan Komnas HAM yang Mengubah Pernyataan Saya

Jum'at, 25 Februari 2022 - 16:52 WIB
loading...
Soal Wadas, Mahfud MD:...
Menko Polhukam Mahfud MD menanggapi hasil rekomendasi yang disampaikan Komnas HAM terkait peristiwa kericuhan di Desa Wadas, Kabupaten Purwokerto, Jawa Tengah pada 8 Februari lalu. Foto/MNC Media
A A A
JAKARTA - Menko Polhukam Mahfud MD menanggapi hasil rekomendasi yang disampaikan Komnas HAM terkait peristiwa kericuhan di Desa Wadas, Kabupaten Purwokerto, Jawa Tengah pada 8 Februari lalu. Dia mengatakan tak ada satupun temuan Komnas HAM yang membatalkan pernyataannya terkait tidak adanya kekerasan di media sosial.

"Tak ada temuan Komnas HAM yang mengubah atau membatalkan pernyataan saya bahwa 'tidak ada kekerasan seperti yang digambarkan di media sosial'," ujar Mahfud melalui laman Instagram pribadinya, Jumat (25/2/2022).



Dia menyebut saat peristiwa berlangsung, di medsos suasana yang mencekam digambarkan. Menurut dia, ada warga yang ditembak, ada yang dihajar hingga, ada yang tidak berani pulang, dan bersembunyi saja di tengah hutan.

"Itu semua tak ada di temuan Komnas HAM. Malah beberapa butir temuan Komnas HAM (misalnya butir 4 dan 8) mengonfirmasi bahwa tidak ada letusan senjata, tidak ada korban jiwa, tidak ada yang dirawat di rumah sakit, dan lain-lain," katanya.

Mahfud menuturkan sedari awal tim Komnas HAM turun tangan, dirinya sudah percaya bahwa hal-hal yang disangkakan kepada pemerintah tidaklah terjadi. Dia memastikan rekomendasi tersebut akan ditindaklanjuti pemerintah.

"Kita percaya pada Komnas HAM. Temuan dan rekomendasi Komnas HAM yang telah diumumkan itu, sejak awal kami menduga hampir pasti seperti itu. Makanya, rekomendasinya supaya dilakukan penertiban dan pemeriksaan ke dalam, ya pasti kita tindaklanjuti," paparnya.

Diberitakan sebelumnya, Komnas HAM menyampaikan 13 rekomendasi terkait kasus Desa Wadas. Rekomendasi tersebut didapat setelah Komnas melakukan investigasi mendalam terhadap seluruh pihak yang terlibat.

Adapun poin 4 yang dimaksud oleh Mahfud dalam rekomendasi Komnas HAM, dinyatakan bahwa ditemukan tindak kekerasan yang dilakukan oleh kepolisian pada saat melakukan penangkapan terhadap warga yang menolak.

"Akibat dari tindakan kekerasan tersebut, sejumlah warga mengalami luka pada bagian kening, lutut dan betis kaki, dan sakit pada beberapa bagian tubuh lainnya, namun tidak ada korban yang dirawat di rumah sakit," tulis Komnas HAM.

Selanjutnya di poin nomor 8, disebutkan bahwa Komnas HAM tidak menemukan tembakan senjata api dan atau informasi lainnya terkait penggunaan senjata. Lalu, ada pula perbedaan keterangan antara warga dengan polisi ihwal jumlah aparat yang diturunkan.

"Keterangan Polda Jawa Tengah jumlah aparat yang diturunkan berjumlah kurang lebih dari 250 orang personel. terdiri dari 200 orang personel berseragam dan 50 orang personel berpakaian sipi. Sementara berdasarkan keterangan dari pendamping jumlah aparat yang diturunkan ribuan personel," ungkapnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Mahfud MD Ungkap Rakyat...
Mahfud MD Ungkap Rakyat Dukung Kejagung Bongkar Mafia Peradilan
Rekomendasi Komnas HAM...
Rekomendasi Komnas HAM terkait Mantan Pemain Sirkus OCI: Tuntutan Diselesaikan secara Hukum
Ini Kata 6 Tokoh atas...
Ini Kata 6 Tokoh atas Polemik Ijazah Jokowi
Mahfud MD Apresiasi...
Mahfud MD Apresiasi Peran Presiden Prabowo Dalam Pemberantasan Korupsi
Kasus Pagar Laut Tangerang...
Kasus Pagar Laut Tangerang Tak Jelas, Mahfud MD Dorong Kejagung Ambil Alih dari Polisi
Mahfud MD Soroti Kasus...
Mahfud MD Soroti Kasus Suap Hakim soal Vonis Korporasi CPO: Gila Ini Sangat Berbahaya, Sangat Jorok!
Respons Mahfud MD soal...
Respons Mahfud MD soal Isu Ijazah Palsu Jokowi, Jadi Presidennya Tetap Sah
Komnas HAM Anggap Teror...
Komnas HAM Anggap Teror Kepala Babi-Bangkai Tikus ke Tempo Pelanggaran Hak Asasi Manusia, Polisi Didorong Transparan
Komnas HAM Sebut RUU...
Komnas HAM Sebut RUU TNI Tak Diawali dengan Evaluasi Komprehensif UU No 34/2004
Rekomendasi
Anggota DPRD Dilecehkan,...
Anggota DPRD Dilecehkan, Ratusan Kader Gerinda di Banggai Desak Pelaku Persekusi Diadili
GAC Aion Siap Meluncurkan...
GAC Aion Siap Meluncurkan L4 Robotaxi di Shanghai Auto Show 2025
It’s Family Time!...
It’s Family Time! Chilling Setelah Beraktivitas, Nonton Deretan Film Blockbuster Di Big Movies Platinum GTV!
Berita Terkini
Ketua Umum PBNU: Paus...
Ketua Umum PBNU: Paus Fransiskus Pengasuh dan Pembela Kemanusiaan
1 jam yang lalu
Billy Mambrasar Tepis...
Billy Mambrasar Tepis Isu Soal Akses Khusus Program MBG
2 jam yang lalu
Prof Niam Berharap Semangat...
Prof Ni'am Berharap Semangat Perdamaian yang Disuarakan Paus Fransiskus Terus Dilanjutkan
3 jam yang lalu
Prabowo Berduka atas...
Prabowo Berduka atas Wafatnya Paus Fransiskus: Pesanmu Jaga Bhinneka Tunggal Ika Membekas di Hati
3 jam yang lalu
Pengacara Hedon, Rakyat...
Pengacara Hedon, Rakyat Tekor Rp60 Miliar untuk Menyapu Rp17,7 Triliun
3 jam yang lalu
Esoterika Fellowship...
Esoterika Fellowship Masuk Kampus, Denny JA Soroti Relasi Agama, AI, dan Etika Publik
3 jam yang lalu
Infografis
10 Kota Israel Dihuni...
10 Kota Israel Dihuni Banyak Umat Islam, Ada yang 99% Muslim
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved