Jusuf Kalla Keluhkan Perizinan PLTA, Jokowi Minta Ini ke PLN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta Perusahaan Listrik Negara (PLN) memperhatikan persoalan pemberian izin bagi pembangkit listrik tenaga air ( PLTA ). Birokrasi mesti dibenahi agar proses perizinan tak memakan waktu bertahun-tahun.
Pernyataan Jokowi merespons keluhan Jusuf Kalla terkait pembangunan PLTA Poso dan PLTA Malea oleh Kalla Group. JK menyampaikan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk proses perizinan yang sampai lebih dari lima tahun.
"Saya tekankan pada pagi hari ini adalah agar birokasi, utamanya di PLN itu, betul-betul Pak Dirut diperhatikan. Jangan sampai ada keluhan lagi, seperti tadi juga disampaikan oleh Bapak Jusuf Kalla negosiasi perizinan sampai lebih dari 5 tahun," kata Jokowi dalam acara peresmian PLTA Poso dan PLTA Malea di Poso, Sulawesi Tengah, Jumat (25/2/2022).
Jokowi menyayangkan proses perizinan itu sangat lama. Sebab, setelah selesai perizinan itu, pembangunan PLTA juga akan membutuhkan waktu yang tidak singkat.
"Untungnya Pak Jusuf Kalla dan seluruh manajemen Kalla Group tahan banting. Coba kalau nda sudah mundur dulu, 5 tahun gak rampung-rampung. Itu baru ngurus izinnya, belum nanti mendapatkan pendanaan dari konsorsium perbankan bukan sesuatu yang gampang," katanya.
Jokowi pun mengapresiasi Kalla Group dan semua pihak yang ikut andil dalam pembangunan PLTA Poso dan PLTA Malea. Kepala Negara berharap ke depannya pembangunan dalam rangka energi hijau dan energi baru terbarukan (EBT) tersebut benar-benar dapat dilakukan.
Baca juga: Resmikan PLTA Poso dan PLTA Malea, Jokowi Merasa Sangat Senang
Menurut Jokowi, potensi pengembangan EBT di Indonesia sangat besar. Kehadiran dua PLTA tersebut, selain memperkuat pasokan listrik di Sulawesi juga menjadi bukti komitmen Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20 dalam mempercepat transisi energi hijau dan mendukung pencapaian target net zero emission pada 2060.
Dengan total kapasitas 515 MW, PLTA Poso yang berada di Poso, Sulawesi Tengah, merupakan pembangkit EBT terbesar di Indonesia Timur yang dibangun dan dioperasikan oleh PT Poso Energy, anak usaha Kalla Group.
Sementara PLTA Malea berkapasitas 90 MW yang berada di Tana Toraja, Sulawesi Selatan dikembangkan oleh PT Malea Energy, anak usaha PT Bukaka Teknik Utama. Dengan beroperasinya kedua PLTA tersebut, bauran EBT di sistem kelistrikan Sulawesi meningkat menjadi 38,38 persen.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, pengoperasian kedua pembangkit EBT ini menjadi bukti kolaborasi strategis antara PLN dengan produsen listrik swasta (IPP) dalam mempercepat transisi energi di Tanah Air.
"Dalam mengakselerasi pembangunan EBT, PLN tak bisa sendiri. Perlu adanya kolaborasi dan sinergi baik bersama BUMN maupun swasta. Kedua proyek ini menjadi bukti nyata dari kolaborasi apik pengembangan EBT dalam skala besar," kata Darmawan.
Pernyataan Jokowi merespons keluhan Jusuf Kalla terkait pembangunan PLTA Poso dan PLTA Malea oleh Kalla Group. JK menyampaikan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk proses perizinan yang sampai lebih dari lima tahun.
"Saya tekankan pada pagi hari ini adalah agar birokasi, utamanya di PLN itu, betul-betul Pak Dirut diperhatikan. Jangan sampai ada keluhan lagi, seperti tadi juga disampaikan oleh Bapak Jusuf Kalla negosiasi perizinan sampai lebih dari 5 tahun," kata Jokowi dalam acara peresmian PLTA Poso dan PLTA Malea di Poso, Sulawesi Tengah, Jumat (25/2/2022).
Jokowi menyayangkan proses perizinan itu sangat lama. Sebab, setelah selesai perizinan itu, pembangunan PLTA juga akan membutuhkan waktu yang tidak singkat.
"Untungnya Pak Jusuf Kalla dan seluruh manajemen Kalla Group tahan banting. Coba kalau nda sudah mundur dulu, 5 tahun gak rampung-rampung. Itu baru ngurus izinnya, belum nanti mendapatkan pendanaan dari konsorsium perbankan bukan sesuatu yang gampang," katanya.
Jokowi pun mengapresiasi Kalla Group dan semua pihak yang ikut andil dalam pembangunan PLTA Poso dan PLTA Malea. Kepala Negara berharap ke depannya pembangunan dalam rangka energi hijau dan energi baru terbarukan (EBT) tersebut benar-benar dapat dilakukan.
Baca juga: Resmikan PLTA Poso dan PLTA Malea, Jokowi Merasa Sangat Senang
Menurut Jokowi, potensi pengembangan EBT di Indonesia sangat besar. Kehadiran dua PLTA tersebut, selain memperkuat pasokan listrik di Sulawesi juga menjadi bukti komitmen Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20 dalam mempercepat transisi energi hijau dan mendukung pencapaian target net zero emission pada 2060.
Dengan total kapasitas 515 MW, PLTA Poso yang berada di Poso, Sulawesi Tengah, merupakan pembangkit EBT terbesar di Indonesia Timur yang dibangun dan dioperasikan oleh PT Poso Energy, anak usaha Kalla Group.
Sementara PLTA Malea berkapasitas 90 MW yang berada di Tana Toraja, Sulawesi Selatan dikembangkan oleh PT Malea Energy, anak usaha PT Bukaka Teknik Utama. Dengan beroperasinya kedua PLTA tersebut, bauran EBT di sistem kelistrikan Sulawesi meningkat menjadi 38,38 persen.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, pengoperasian kedua pembangkit EBT ini menjadi bukti kolaborasi strategis antara PLN dengan produsen listrik swasta (IPP) dalam mempercepat transisi energi di Tanah Air.
"Dalam mengakselerasi pembangunan EBT, PLN tak bisa sendiri. Perlu adanya kolaborasi dan sinergi baik bersama BUMN maupun swasta. Kedua proyek ini menjadi bukti nyata dari kolaborasi apik pengembangan EBT dalam skala besar," kata Darmawan.
(abd)