Wadas dan Kecerdasan Ekologis

Sabtu, 19 Februari 2022 - 10:22 WIB
loading...
A A A
Sikap manusia dalam memperlakukan alam didasari oleh paradigma antroposentris. Menurut Keraf (2002) antroposentris adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia sebagai penguasa dan pusat dari alam sehingga beranggapan manusia bebas memanfaatkan lingkungan bahkan boleh mengeksploitasinya tanpa dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestariannya.

Cara pandang ini harus diubah dengan pandangan ekosentris. Paradagima ekosentris menjadikan alam sebagai pusat kehidupan. Dalam pandangan ini, orang memiliki kesadaran bahwa seluruh perilaku manusia akan membawa pengaruh terhadap alam.

Kesadaran ini sebaiknya ditanamkan sejak dini. Internalisasi nilai-nilainya dapat melalui pendidikan. Salah satu pendekatannya adalah pendekatan ekopedagogik. Menurut Khan (dalam Supriatna, 2016) mendefinisikan ekopedagogik sebagai gerakan akademik untuk menyadarkan siswa menjadi individu yang memiliki pemahaman, kesadaran dan keterampilan hidup selaras dengan kepentingan pelestarian alam.

Ekopedogik merupakan bagian dari pedagogik kritis. Pedagogik yang berpandangan pendidikan tidak saja pemerolehan pengetahuan tetapi pendidikan sebagai transformasi. Pendikan yang ouputnya siswa mampu memiliki kompetensi dalam ikut memberi solusi terhadap persoalan-persoalan di kehidupan sehari-hari.

Oleh karenanya pembelajarannya bersifat kontekstual. Persoalan-persoalan di kehidupan sehari-hari siswa menjadi materi pembelajaran. Pembelajaran menjadi bermakna karena apa yang dipelajari, siswa merasakan manfaatnya.

Pada pendekatan ekopedagogik dikembangan suatu kecerdasan ekologis. Menurut Goleman (2010), kecerdasan ekologis adalah suatu kepekaan seseorang yang mampu melihat keterkaitan antara tindakan manusia dan dampak yang ditimbulkan terhadap bumi. Ouputnya siswa memiliki perilaku hijau (green behavior).

Internalisasi pendekatan ekopedagogik di sekolah dapat melalui pengajaran pada mata pelajaran pendidikan lingkungan hidup. Selain itu, internalisasi kecerdasan ekologis dapat melalui hidden curriculum (kurikulum tersembunyi) pada seluruh mata pelajaran serta melalui budaya sekolah (kebiasaan-kebiasaan baik terkait lingkungan) seperti program sekolah Adiwiyata.
(ynt)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2354 seconds (0.1#10.140)