Tantangan Media Massa di Era Digital

Kamis, 17 Februari 2022 - 15:34 WIB
loading...
A A A
Sementara, Hari Pers Nasional diresmikan pertama kali oleh mantan Presiden Soeharto, dengan Keppres Nomor 5 tahun 1985 pada tanggal 23 Januari 1985 tentang Hari Pers Nasional yang saat itu dilaksanakan di Kota Solo.

Hari Pers Nasional 2022, seyogianya menjadi semangat baru bagi insan pers untuk terus meningkatkan profesionalisme khususnya di era digital seperti sekarang. Akurasi dan keberimbangan dalam sebuah konten media massa haruslah menjadi nomor satu dalam membangun pers yang profesional dan bertanggung jawab.

Media massa di era digital ini memang mengalami pergeseran cara kerja. Tapi bukan berarti harus mengalami pergeseran nilai dan meninggalkan kode etik jurnalistik dalam pembuatan konten. Pers, tetaplah menjadi pilar keempat demokrasi dari sebuah negara yang berdaulat. Oleh karena itu, keberadaan pers yang merdeka namun tetap profesional sangat dibutuhkan.

Di era digital saat ini, praktik jurnalisme juga menghadapi beberapa tantangan serius. Selain harus beradaptasi terhadap teknologi digital, juga harus menghadapi banyaknya penyebaran hoaks dan berita negatif yang makin masif.

Dilansir dari laman web kominfo.go.id menyebutkan, ada 800.000 situs penyebar hoaks dan hate speech di Indonesia. Hoaks merupakan efek saming dari era keterbukaan, yang memiliki peluang untuk menciptakan perpecahan dan permusuhan karena dapat membuat masyarakat bingung akan sebuah kebenaran informasi.

Pengguna aktif media sosial saat ini umumnya adalah para remaja, mereka terbiasa untuk berkomentar, berbagi dan memberikan kritik di media sosial. Dengan kebiasaan ini dapat memicu terjadinya hoaks karna penyampaian berita yang tidak pasti kebenarannya dan cenderung melakukan hate speech bagi konten yang tidak disukainya.

Yang paling penting, tidak sembarang posting dan sebelum menyebarkan informasi atau konten berpikir dulu. Jika perlu berpikir sampai 1000 kali, sebelum memposting, berkomentar atau menyebarkan suatu konten. Masyarakat pintar adalah masyarakat yang mampu memilah dan memilih informasi data dan informasi. Jangan salah pilih informasi hoaks, sembarang sebar dan posting, bisa berujung pidana.

Saat ini, siapapun bisa mengambil peran sebagai jurnalis dari mulai masyarakat biasa sampai akun-akun media sosial yang sering mengunggah sebuah informasi tapi belum jelas keabsahannya. Selain itu, saat ini juga marak jurnalisme instan atau jurnalisme clickbait.

Jurnalisme instan bisa dilihat dengan munculnya jurnalisme clickbait, yaitu jurnalisme yang bombastis, sensasional, terutama judul dibuat demi menarik perhatian pembaca, (kebutuhan traffic dan visitor).

Di zaman sekarang, media massa harus lebih peka dan jeli dalam menjalankan fungsinya. Sebagai sarana komunikasi massa, media berperan sebagai komunikator maupun agent of change yaitu pelopor perubahan dalam lingkungan publik yang dapat mempengaruhi masyarakat melalui pemberitaannya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1231 seconds (0.1#10.140)