Tantangan Media Massa di Era Digital

Kamis, 17 Februari 2022 - 15:34 WIB
loading...
Tantangan Media Massa di Era Digital
Rizka Septiana, M.Si, IAPR, Dosen Tetap Institut Komunikasi & Bisnis LSPR Jakarta. Foto/Dok/LSPR
A A A
Rizka Septiana, M.Si, IAPR
Dosen Tetap Institut Komunikasi & Bisnis LSPR Jakarta

MEDIA massa atau pers adalah bagian penting dalam kehidupan bermasyarakat, dalam perannya memberikan referensi untuk mengetahui informasi dan isu-isu strategis kepada publik. Media massa juga berfungsi sebagai penyambung lidah, perantara atau penghubung bagi masyarakat, salah satunya dengan melaksanakan tugas mulianya, menyebarkan informasi.

Yang tak kalah penting, media massa mempunyai kekuatan yang signifikan dalam mempengaruhi pemikiran maupun sikap dalam bermasyarakat. Termasuk berperan besar dalam membentuk opini masyarakat.

Masyarakat akan berpandangan sesuai dengan informasi yang didapatnya, termasuk dari media massa. Masyarakat dapat menjadi sejuk ketika informasi yang disajikan merujuk pada kebenaran. Sebaliknya, konflik akan terjadi saat informasi yang diberikan berisi Hoaks dan provokatif. Artinya, baik atau buruknya informasi yang diterima masyarakat tergantung dari pers.

Beberapa fungsi media massa menurut Effendy (2009: 54) sebagai berikut: Pertama, Sebagai fungsi informasi. media menjadi wadah masyarakat untuk mencari informasi sehingga mengetahui kejadian disekitar dan mengetahui kebenarannya.

Kedua, fungsi pendidikan. Media memberukan pendidikan dan informasi secara berdampingan. Informasi adalah pengetahuan dan pengetahuan adalah power. Ketiga, fungsi menghibur. media juga mempunyai kemampuan memberikan hiburan kepada masyarakat dengan cerita, film, komik, dan lain-lain.

Keempat, fungsi interpretasi. Media berfungsi untuk memberikan penjelasan tentang korelasi dan penafsiran informasi tentang peristiwa/situasi seperti dalam bentuk editorial, analisis berita, dan lain-lain.

Kelima, fungsi membujuk. Media mampu mempengaruhi pendapat atau pun pemikiran pendengar, pembaca atau pun penontonnya. Konten media membangun opini dan menetapkan agenda di benak publik. Kelima, fungsi kontrol sosial. Fungsi yang mengusung dan membela kepentingan masyarakat.

Pada 9 Februari 1946, tepatnya 76 tahun lalu, merupakan momen bersejarah di dunia media massa. Di mana pada tanggal tersebut diperingati berdirinya organisasi wartawan pertama yaitu, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Tujuan berdirinya PWI diharapkan agar seluruh wartawan menjadi tangguh untuk berperan dalam perjuangan Indonesia hingga menentang penjajahan serta negara lain yang ingin menghancurkan kedaulatan tanah air.

Sementara, Hari Pers Nasional diresmikan pertama kali oleh mantan Presiden Soeharto, dengan Keppres Nomor 5 tahun 1985 pada tanggal 23 Januari 1985 tentang Hari Pers Nasional yang saat itu dilaksanakan di Kota Solo.

Hari Pers Nasional 2022, seyogianya menjadi semangat baru bagi insan pers untuk terus meningkatkan profesionalisme khususnya di era digital seperti sekarang. Akurasi dan keberimbangan dalam sebuah konten media massa haruslah menjadi nomor satu dalam membangun pers yang profesional dan bertanggung jawab.

Media massa di era digital ini memang mengalami pergeseran cara kerja. Tapi bukan berarti harus mengalami pergeseran nilai dan meninggalkan kode etik jurnalistik dalam pembuatan konten. Pers, tetaplah menjadi pilar keempat demokrasi dari sebuah negara yang berdaulat. Oleh karena itu, keberadaan pers yang merdeka namun tetap profesional sangat dibutuhkan.

Di era digital saat ini, praktik jurnalisme juga menghadapi beberapa tantangan serius. Selain harus beradaptasi terhadap teknologi digital, juga harus menghadapi banyaknya penyebaran hoaks dan berita negatif yang makin masif.

Dilansir dari laman web kominfo.go.id menyebutkan, ada 800.000 situs penyebar hoaks dan hate speech di Indonesia. Hoaks merupakan efek saming dari era keterbukaan, yang memiliki peluang untuk menciptakan perpecahan dan permusuhan karena dapat membuat masyarakat bingung akan sebuah kebenaran informasi.

Pengguna aktif media sosial saat ini umumnya adalah para remaja, mereka terbiasa untuk berkomentar, berbagi dan memberikan kritik di media sosial. Dengan kebiasaan ini dapat memicu terjadinya hoaks karna penyampaian berita yang tidak pasti kebenarannya dan cenderung melakukan hate speech bagi konten yang tidak disukainya.

Yang paling penting, tidak sembarang posting dan sebelum menyebarkan informasi atau konten berpikir dulu. Jika perlu berpikir sampai 1000 kali, sebelum memposting, berkomentar atau menyebarkan suatu konten. Masyarakat pintar adalah masyarakat yang mampu memilah dan memilih informasi data dan informasi. Jangan salah pilih informasi hoaks, sembarang sebar dan posting, bisa berujung pidana.

Saat ini, siapapun bisa mengambil peran sebagai jurnalis dari mulai masyarakat biasa sampai akun-akun media sosial yang sering mengunggah sebuah informasi tapi belum jelas keabsahannya. Selain itu, saat ini juga marak jurnalisme instan atau jurnalisme clickbait.

Jurnalisme instan bisa dilihat dengan munculnya jurnalisme clickbait, yaitu jurnalisme yang bombastis, sensasional, terutama judul dibuat demi menarik perhatian pembaca, (kebutuhan traffic dan visitor).

Di zaman sekarang, media massa harus lebih peka dan jeli dalam menjalankan fungsinya. Sebagai sarana komunikasi massa, media berperan sebagai komunikator maupun agent of change yaitu pelopor perubahan dalam lingkungan publik yang dapat mempengaruhi masyarakat melalui pemberitaannya.

Media massa diharapkan tetap menjunjung tinggi kenetralan, bersama meningkatkan kualitas masyarakat dengan menjalankan fungsinya dengan optimal. Di samping dapat menjaga nilai-nilai utama jurnalistiknya sembari terus berinovasi agar tidak tergerus oleh perubahan zaman.

Pers sebagai pilar keempat memiliki banyak tanggung jawab, salah satunya menjadi garda terdepan untuk memberikan informasi dan edukasi teraktual pada masyarakat, terutama di era derasnya arus digitalisasi industri 4.0.

Sekali lagi, peran pers sangat penting untuk menjadi ujung tombak dalam memerangi hoaks, dan menjadi media informasi bagi semua lapisan masyarakat di Indonesia. Melalui beragam produknya, pers dapat membantu narasi-narasi yang akurat, menumbuhkan optimisme, dan mencerdaskan masyarakat Indonesia.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1600 seconds (0.1#10.140)