Gus Nabil: NU dan PDIP Saling Melengkapi, Kuatkan Indonesia untuk G-20
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar peringatan Harlah ke 96 Nahdlatul Ulama (NU) pada Sabtu, 12 Februari 2022. Peringatan yang digelar secara hybrid tersebut menunjukkan jika NU dan PDIP saling melengkapi.
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDIP, Muchamad Nabil Haroen menilai, Nahdlatul Ulama dan PDI Perjuangan selama ini sangat harmonis dan saling melengkapi. Keduanya mencerminkan dua elemen terbesar bangsa Indonesia, yakni keislaman dan nasionalisme.
”NU jelas mewakili wajah Islam Indonesia yang moderat, toleran dan damai serta berakar pada tradisi dan nilai-nilai keindonesiaan. Sementara, PDI Perjuangan merupakan partai yang menjadi rumah aspirasi bagi kelompok nasionalis. Secara simbolis, hijau dan merah ini mewakili Indonesia," ujarnya, Minggu (13/2/2022).
Menurut Gus Nabil biasa disapa, NU dan PDI Perjuangan bersama-sama mengawal kesatuan Indonesia dan terus menjaga nasionalisme. Keduanya konsisten untuk mengusung nilai-nilai persatuan, kesatuan dan juga semangat untuk membela Tanah Air, apa pun konsekuensi politik dan sosialnya. Karena, NU dan PDI Perjuangan sejak awal berkomitmen menjaga agar bangsa Indonesia terus kuat, dan terjaga dari gempuran kekuatan apa pun yang ingin merusak perdamaian dan kesatuan.
"Sebagai santri, kader NU, dan Ketua Umum Pagar Nusa NU yang selama ini berkhidmah secara politik di PDI Perjuangan, saya sungguh bersyukur menjadi bagian dari NU dan sekaligus PDI Perjuangan. Saya ingat betul, sejak ditugaskan kiai untuk ikut mewarnai PDI Perjuangan dan berkhidmah untuk Indonesia, semangat dan komitmen untuk menjaga Indonesia, menguatkan persatuan dan berkontribusi untuk bangsa, ini menjadi sangat penting," ucapnya.
Gus Nabil menambahkan, kolaborasi antara NU dan PDI Perjuangan menjadi semakin revelan saat ini, di tengah berbagai kontestasi ideologi dan politik yang ingin merongrong NKRI dari berbagai sisi. Ke depan, kata dia, NU dan PDI Perjuangan akan terus berkolaborasi, saling melengkapi tidak hanya di level nasional, tapi juga di level internasional.
"Ada ribuan kader NU yang tersebar di lebih dari 35 negara, dan saya kira, PDI Perjuangan sebagai kekuatan politik terbesar Indonesia dan tulang punggung pemerintahan saat ini, haruslah menjadikan ini sebagai momentum untuk mengonsolidasi kekuatan diaspora Indonesia dan jaringan internasional, khususnya untuk menguatkan posisi Indonesia. Ini sangat tepat momentumnya, di tengah Amanah Indonesia dalam presidensi G-20 pada 2022 ini," katanya.
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDIP, Muchamad Nabil Haroen menilai, Nahdlatul Ulama dan PDI Perjuangan selama ini sangat harmonis dan saling melengkapi. Keduanya mencerminkan dua elemen terbesar bangsa Indonesia, yakni keislaman dan nasionalisme.
”NU jelas mewakili wajah Islam Indonesia yang moderat, toleran dan damai serta berakar pada tradisi dan nilai-nilai keindonesiaan. Sementara, PDI Perjuangan merupakan partai yang menjadi rumah aspirasi bagi kelompok nasionalis. Secara simbolis, hijau dan merah ini mewakili Indonesia," ujarnya, Minggu (13/2/2022).
Menurut Gus Nabil biasa disapa, NU dan PDI Perjuangan bersama-sama mengawal kesatuan Indonesia dan terus menjaga nasionalisme. Keduanya konsisten untuk mengusung nilai-nilai persatuan, kesatuan dan juga semangat untuk membela Tanah Air, apa pun konsekuensi politik dan sosialnya. Karena, NU dan PDI Perjuangan sejak awal berkomitmen menjaga agar bangsa Indonesia terus kuat, dan terjaga dari gempuran kekuatan apa pun yang ingin merusak perdamaian dan kesatuan.
"Sebagai santri, kader NU, dan Ketua Umum Pagar Nusa NU yang selama ini berkhidmah secara politik di PDI Perjuangan, saya sungguh bersyukur menjadi bagian dari NU dan sekaligus PDI Perjuangan. Saya ingat betul, sejak ditugaskan kiai untuk ikut mewarnai PDI Perjuangan dan berkhidmah untuk Indonesia, semangat dan komitmen untuk menjaga Indonesia, menguatkan persatuan dan berkontribusi untuk bangsa, ini menjadi sangat penting," ucapnya.
Gus Nabil menambahkan, kolaborasi antara NU dan PDI Perjuangan menjadi semakin revelan saat ini, di tengah berbagai kontestasi ideologi dan politik yang ingin merongrong NKRI dari berbagai sisi. Ke depan, kata dia, NU dan PDI Perjuangan akan terus berkolaborasi, saling melengkapi tidak hanya di level nasional, tapi juga di level internasional.
"Ada ribuan kader NU yang tersebar di lebih dari 35 negara, dan saya kira, PDI Perjuangan sebagai kekuatan politik terbesar Indonesia dan tulang punggung pemerintahan saat ini, haruslah menjadikan ini sebagai momentum untuk mengonsolidasi kekuatan diaspora Indonesia dan jaringan internasional, khususnya untuk menguatkan posisi Indonesia. Ini sangat tepat momentumnya, di tengah Amanah Indonesia dalam presidensi G-20 pada 2022 ini," katanya.
(cip)