Merayakan Seabad Kejujuran Hoegeng

Sabtu, 05 Februari 2022 - 08:45 WIB
loading...
A A A
“Saya kasih waktu saudara semua, sebelum pukul 02.00 siang. Sebab barang-barang saya akan masuk ke sini”. Namun, pengusaha tukang suap itu tak menggubris perkataan Hoegeng, dan membiarkan barang-barang itu tetap di sana. Tak kehabisan akal, Hoegeng memerintahkan kuli-kuli untuk mengangkat dan mengeluarkan barang-barang itu dari rumah dan dibiarkan tergeletak di pinggir jalan depan rumah dinasnya.

Piano, meja, lemari, kursi tamu, buffet, kulkas, radio, tape recorder dan beberapa barang luks lainnya teronggok di pinggir jalan. Dan, yang tersisa di rumah itu hanyalah barang-barang inventaris yang terpacak tulisan “Barang Milik Polri”. Barang-barang itulah yang dipakai Hoegeng dan keluarganya saat ia menjabat sebagai petinggi polisi di Medan.

Keteguhan Hoegeng untuk mempertahankan prinsipnya juga diceritakan oleh anak-anak Hoegeng di dalam bagian kedua dari buku ini. Reni Soerjanti, Aditnya Soetanto (Didit) dan Sri Pamujining Rahayu masing-masing memberikan kesaksian terhadap perjalanan hidup dari Hoegeng. Meski lahir, besar dan tumbuh dari orang tua yang menjadi pejabat tinggi negara, ketiganya kompak menyebut tak ada keistimewaan sedikit pun yang mereka terima.

Seperti yang diceritakan oleh Reni Soerjanti misalnya. Anak tertua dari Hoegeng ini mengisahkan bagaimana Hoegeng mendidik anak-anaknya, agar tak memanfaatkan posisinya sebagai anak dari pejabat negara untuk meminta tolong pada ajudan yang kerap mengawal Hoegeng dan istrinya. Menurut Hoegeng, ajudan itu bekerja bukan untuk anaknya. Maka, anak-anaknya diberikan peringatan keras dan larangan bila menyuruh ajudan yang bersamanya, sekalipun itu untuk minta tolong.

Bagi anak-anaknya, Hoegeng adalah sosok yang low profile, penuh kasih sayang, dan sangat perhatian terhadap masa depan anak-anaknya. Sikap Hoegeng yang begitu kaku, keras dan tegas saat menggunakan seragam polisi, akan berubah 180 derajat saat Hoegeng ada di rumah dan mengenakan pakaian biasa dan sarung. Tapi jika masih mengenakan seragam, jangankan dipegang, guyon pun tak bisa.

Sebaliknya, bila seragam polisi itu telah terlepas dari badannya, Hoegeng menjadi begitu hangat terhadap anak-anaknya. Bisa bercanda, main musik, dan segala macam. Keahlian Hoegeng bermain musik tak banyak yang tahu. Padahal Hoegeng sangat mahir memainkan ukulele dan piano. Bahkan Hoegeng dan istrinya beserta kawan-kawannya sempat mendirikan grup musik Hawaiian Senior untuk mengisi acara di RRI pada setiap malam minggu. Bersama Hawaiian Senior inilah, selama 10 tahun lamanya suara Meri sebagai vokalisnya, mengudara lewat frekuensi RRI.

Hoegeng memang dikenal sebagai polisi yang jujur dan sederhana. Sampai-sampai ada anekdot yang dikeluarkan oleh Presiden ke-4 Indonesia, Gus Dur, yang menyebutkan hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia. Ketiganya itu adalah patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng. Apa yang dikatakan oleh Gus Dur terbukti benar, bila pembaca menyigi halaman demi halaman yang ada dalam buku ini.

Buku yang ditulis oleh Farouk Arnaz ini memuat kisah-kisah kejujuran, kesederhanaan, keteguhan memegang prinsip, serta penolakan terhadap penggunaan fasilitas negara yang ditunjukkan oleh Hoegeng langsung dari orang-orang terdekatnya. Bila selama ini banyak pejabat negara memanfaatkan posisi dan jabatan yang diembannya untuk kepentingan pribadi dan keluarganya, di buku ini pembaca tak akan menemukan itu.

Jangan berharap pembaca akan menemukan kisah atau cerita yang menggambarkan kehidupan keluarga Hoegeng dan anak-anaknya berlimpah materi dan fasilitas yang nyaman dikarenakan pejabat nomor satu di kepolisian. Justru yang akan pembaca dapatkan adalah kerasnya sikap Hoegeng dalam mendidik istri dan anak-anaknya, untuk tak menjadikan posisinya sebagai Kapolri dalam mengeruk kekayaan pribadi.

Buku ini sangat menarik dan layak untuk dibaca siapapun. Baik dari kalangan kepolisian, akademisi, aktivis, pejabat publik dan masyarakat awam, dikarenakan banyak keteladanan yang ditularkan Hoegeng lewat buku ini. Buku yang diberi kata sambutan oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo ini, juga memuat dan menyertakan foto-foto Hoegeng bersama keluarganya, yang disesuaikan berdasarkan sang penuturnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1215 seconds (0.1#10.140)