2 Pasien Omicron Meninggal Dunia, Epidemiolog Minta Pemerintah Siapkan Mitigasi

Minggu, 23 Januari 2022 - 12:51 WIB
loading...
2 Pasien Omicron Meninggal Dunia, Epidemiolog Minta Pemerintah Siapkan Mitigasi
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman meminta pemerintah menyiapkan mitigasi terkait penanganan secara komprehensif varian baru Covid-19 Omicron. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman meminta pemerintah menyiapkan mitigasi terkait penanganan secara komprehensif varian baru Covid-19 Omicron . Virus ini terbukti telah menyebabkan kematian pasien yang terpapar.

"Omicron ini varian of concern serius dampaknya, berpotensi menyebabkan kematian atau menaikan hunian rumah sakit. Setiap varian punya daya rusak masing-masing, sehingga dapat memperburuk situasi pandemi dan bahkan menyebabkan kematian," kata Dicky Budiman saat dikonfirmasi, Minggu (23/1/2022).

Ia menyebutkan, dari segi kerawanan setiap varian Covid-19 memiliki risikonya masing-masing dan rentan pada kategori kelompok masyarakat tertentu. "Kalau dari sisi kerawanan tidak ada bedanya dengan alpha, delta, atau varian awal dari Wuhan. Khususnya berisiko bagi mereka yang komorbid, lansia, ataupun belum mendapatkan vaksinasi Covid-19," kata Dicky Budiman.



Untuk itu, Dicky menyarankan agar pemerintah bergerak cepat untuk memastikan penanganan pandemi Covid-19 dapat lebih terkendali. "Kalau tidak kita lakukan dengan cepat mitigasi, maka kematian pada anak akan muncul. Saat ini ada kurang lebih 40 atau 30% masyarakat Indonesia masin rawan karena belum mendapatkan dua kali dosis vaksin Covid-19," katanya.

Bahkan untuk lansia bahkan masih 50% yang belum mendapatkan vaksinasi lengkap. Sedangkan untuk pelaksanaan vaksin booster juga baru dilaksanakan beberapa waktu lalu dan belum signifikan jumlah yang sudah mendapatkannya.

"Anak-anak ini dari usia 6 ke atas masih banyak yang belum divaksin, orang sekitarnya harus divaksin. PTM ditunda dulu sebulan selama masa krisis, karena berbahaya, termasuk WFH harus dilakukan dengan besaran proporsional sesuai laju penyebaran," kata Dicky Budiman.

Baca juga: 2 Pasien Omicron Meninggal Dunia, Kemenkes Keluarkan Aturan Baru

Ia memprediksi dengan masih lemahnya 3T (Testing, Tracing, dan Treatment), maka pemerintah harus mengantisipasi agar varian baru Omicron tidak memberikan dampak serius pada ekonomi Indonesia dalam jangka panjang. "Bagaimanapun 3T kita terbatas dan lemah, sehingga kasus terjadi secara senyap sebagaimana Delta pada awalnya. Jadi meski potensi gelombang 3 (Omicron) tidak sebesar dan selama gelombang 2, namun dampaknya akan sangat serius dalam jangka panjang (long Covid)," katanya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1612 seconds (0.1#10.140)