Kerusuhan Rasial di AS Harus Jadi Pelajaran bagi Kemajemukan Indonesia
loading...
A
A
A
Waketum DN-PIM Amidhan Shaberah mengatakan, perbedaan adalah suatu kewajaran karena begitulah Allah SWT menciptakan manusia agar saling mengenal, mengerti dan memahami. "Suku yang berbeda memiliki budayanya masing-masing. Bangsa yang berbeda memiliki budaya dan bahasanya masing-masing. Perbedaan secara rasial adalah ciptaan Allah yang tidak bisa diganggu gugat," katanya.
Dikatakan Amidhan, Alquran melarang keras rasisme dan rasialisme. Perbedaan warna kulit dan rambut, bukan merupakan lambang supremasi dan superioritas, Di Indonesia, mempermasalahkan SARA merupakan pelanggaran HAM dan moral, serta menjadi isu yang sangat sensitif.
Dia mencontohkan peristiwa dugaan rasisme mahasiswa Papua di Surabaya, beberapa waktu lalu, yang menyebabkan masyarakat Papua tersinggung dan berujung demostrasi dan kerusuhan di beberapa kota di Papua. "Melihat kondisi masyarakat Indonesia yang begitu sensitif maka peristiwa di AS menjadi pelajaran sangat berharga untuk tidak terjadi kerusuan rasial seperti itu di Indonesia," katanya.
Bagi Indonesia, kata Amidhan, peristiwa rasial di AS adalah sebuah pelajaran berharga sekaligus tempat berkaca agar bangsa Indonesia tidak mengembangkan ego sentrisme dan fanitisme. Sebab, bangsa yang kuat adalah bangsa yang mengedepankan kemajemukan. "Dan kerusuhan di AS hendaknya juga menjadi pelajaran bagi kepolisian di Indonesia," pungkasnya.
Dikatakan Amidhan, Alquran melarang keras rasisme dan rasialisme. Perbedaan warna kulit dan rambut, bukan merupakan lambang supremasi dan superioritas, Di Indonesia, mempermasalahkan SARA merupakan pelanggaran HAM dan moral, serta menjadi isu yang sangat sensitif.
Dia mencontohkan peristiwa dugaan rasisme mahasiswa Papua di Surabaya, beberapa waktu lalu, yang menyebabkan masyarakat Papua tersinggung dan berujung demostrasi dan kerusuhan di beberapa kota di Papua. "Melihat kondisi masyarakat Indonesia yang begitu sensitif maka peristiwa di AS menjadi pelajaran sangat berharga untuk tidak terjadi kerusuan rasial seperti itu di Indonesia," katanya.
Bagi Indonesia, kata Amidhan, peristiwa rasial di AS adalah sebuah pelajaran berharga sekaligus tempat berkaca agar bangsa Indonesia tidak mengembangkan ego sentrisme dan fanitisme. Sebab, bangsa yang kuat adalah bangsa yang mengedepankan kemajemukan. "Dan kerusuhan di AS hendaknya juga menjadi pelajaran bagi kepolisian di Indonesia," pungkasnya.
(maf)