Menakar Peluang Ridwan Kamil setelah Terang-terangan Siap Nyapres 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terang-terangan menyatakan siap maju menjadi kandidat Pilpres 2024 . Pernyataan itu disampaikan Ridwan Kamil menanggapi dukungan dari Angkatan Muda Siliwangi (AMS) untuk maju ke ajang Pilpres 2024 dalam Musyawarah AMS Perwakilan Bali di Hotel Aryaduta Bali, Selasa (18/1/2022).
Angkatan Muda Siliwangi bukanlah satu-satunya kelompok masyarakat yang mendorong Ridwan Kamil (RK) maju ke kontestasi lima tahunan itu. Sebelumnya, ada beberapa kelompok masyarakat yang melakukan hal serupa.
Di antaranya, Relawan Kebangsaan (RK24), Rekonsiliasi Masyarakat (Rekat) Indonesia, dan Persatuan Anggota Badan Permusyawaratan Desa Seluruh Indonesia (PABPDSI) Jawa Barat. Baliho berukuran raksasa bergambar Ridwan Kamil pun mulai terpampang di dua titik wilayah Jawa Barat.
Pertama, baliho bergambar Ridwan Kamil tersebut berdiri di Jalan Letjen Ibrahim Adjie, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. Foto Ridwan Kamil mengenakan jas hitam dan peci hitam terpajang pada baliho berlatar warna hijau, merah, dan putih.
Pada bagian bawah baliho terpampang tulisan berhuruf kapital "RIDWAN KAMIL PRESIDEN INDONESIA, INDONESIA JUARA !!!". Di bagian atas baliho juga terdapat tulisan "RELAWAN TASIK SANTRI".
Baliho kedua berdiri di Kabupaten Cianjur, tepatnya di samping Tugu Tauco Cianjur yang berada di persimpangan Jalan Dr Muwardi dan Jalan HOS Cokroaminoto. Dalam baliho tersebut, foto Ridwan Kamil mengenakan rompi hijau dengan kaus hitam berkacamata hitam terpampang jelas.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat memenuhi permintaan swafoto salah satu perwakilan dari suporter Persebaya (Bonek). Foto/Antara
Di samping foto terdapat tulisan "Emang Sih Roda Dua, Tapi Hati Kita Tak Pernah Mendua Untuk Indonesia". Di bagian kiri bawah baliho juga tertulis "RK For President 2024". Lalu, bagaimana peluang Ridwan Kamil maju menjadi kandidat Pilpres 2024?
“Peluang Ridwan Kamil masih cukup kecil dan berliku, setidaknya karena beberapa hal,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah kepada SINDOnews, Rabu (19/1/2022).
Pertama, kata Dedi, basis loyalis RK di Jawa Barat tidak signifikan jika dibanding kepala daerah lain seperti Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo. “Sehingga secara hitungan politis, RK masih belum dianggap punya persentase dukungan yang cukup menyebar dalam skala nasional,” katanya.
Ridwan Kamil saat foto bersama dengan almarhum Eben Burgerkill (Kiri), gitaris band metal asal Bandung. Foto/Instagram pribadi Ridwan Kamil
Kedua, kata Dedi, RK memiliki kontestasi berlipat sebelum menembus kontestasi capres. Dedi mengatakan, RK harus terlebih dahulu bertarung peluang dengan tokoh yang sama-sama berpeluang tetapi belum memiliki kepastian terusung. “Terlebih banyak tokoh yang jauh lebih unggul dari RK, sebut saja Sandiaga Uno, AHY, Anies, Ganjar, Erik Thohir, Tito Karnavian, dan lainnya,” ujarnya.
Ketiga, Dedi melihat partai politik (parpol) yang berpotensi menerima RK sebagai elite cukup sedikit. “Mengingat parpol dominan telah miliki tokoh potensialnya masing-masing. RK mungkin bisa masuk ke PKS, PPP, PAN, atau Nasdem, tetapi itu pun bukan perkara mudah,” pungkasnya.
Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai RK punya hak untuk dicalonkan. Jika RK benar-benar maju ke Pilpres 2024, Ujang menilai itu positif agar masyarakat disuguhkan banyak calon pemimpin.
“Namun saya melihat agak berat jika RK maju sebagai capres atau cawapres. Karena elektabilitasnya standar-standar saja, masih di bawah Anies, Prabowo, dan Ganjar. Jika ingin maju mesti paling tidak masuk 3 besar capres yang memiliki elektabilitas tertinggi,” kata Ujang kepada SINDOnews secara terpisah.
Selain itu, kata Ujang, RK juga bukan anggota parpol. “Walaupun dia akan tentukan pilihan partai. Jika dapat partai pun mesti berkoalisi dengan partai-partai lain,” imbuhnya.
Kemudian, Ujang melihat banyak parpol saat ini sudah punya jagoannya sendiri dari internal masing-masing. “Partai yang sudah punya capres di internalnya, tak akan menerima RK. Namanya juga usaha, ya bagus saja. Namanya juga ditanya oleh AMS, ya jawabannya ingin maju,” kata Ujang.
Dia mengingatkan bahwa memiliki elektabilitas yang tinggi menjadi salah satu kunci maju atau tidaknya seorang figur. “Jika sedang-sedang saja apalagi rendah, akan sangat berat untuk dapat dukungan partai-partai,” pungkasnya.
Angkatan Muda Siliwangi bukanlah satu-satunya kelompok masyarakat yang mendorong Ridwan Kamil (RK) maju ke kontestasi lima tahunan itu. Sebelumnya, ada beberapa kelompok masyarakat yang melakukan hal serupa.
Di antaranya, Relawan Kebangsaan (RK24), Rekonsiliasi Masyarakat (Rekat) Indonesia, dan Persatuan Anggota Badan Permusyawaratan Desa Seluruh Indonesia (PABPDSI) Jawa Barat. Baliho berukuran raksasa bergambar Ridwan Kamil pun mulai terpampang di dua titik wilayah Jawa Barat.
Pertama, baliho bergambar Ridwan Kamil tersebut berdiri di Jalan Letjen Ibrahim Adjie, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. Foto Ridwan Kamil mengenakan jas hitam dan peci hitam terpajang pada baliho berlatar warna hijau, merah, dan putih.
Pada bagian bawah baliho terpampang tulisan berhuruf kapital "RIDWAN KAMIL PRESIDEN INDONESIA, INDONESIA JUARA !!!". Di bagian atas baliho juga terdapat tulisan "RELAWAN TASIK SANTRI".
Baliho kedua berdiri di Kabupaten Cianjur, tepatnya di samping Tugu Tauco Cianjur yang berada di persimpangan Jalan Dr Muwardi dan Jalan HOS Cokroaminoto. Dalam baliho tersebut, foto Ridwan Kamil mengenakan rompi hijau dengan kaus hitam berkacamata hitam terpampang jelas.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat memenuhi permintaan swafoto salah satu perwakilan dari suporter Persebaya (Bonek). Foto/Antara
Di samping foto terdapat tulisan "Emang Sih Roda Dua, Tapi Hati Kita Tak Pernah Mendua Untuk Indonesia". Di bagian kiri bawah baliho juga tertulis "RK For President 2024". Lalu, bagaimana peluang Ridwan Kamil maju menjadi kandidat Pilpres 2024?
“Peluang Ridwan Kamil masih cukup kecil dan berliku, setidaknya karena beberapa hal,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah kepada SINDOnews, Rabu (19/1/2022).
Pertama, kata Dedi, basis loyalis RK di Jawa Barat tidak signifikan jika dibanding kepala daerah lain seperti Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo. “Sehingga secara hitungan politis, RK masih belum dianggap punya persentase dukungan yang cukup menyebar dalam skala nasional,” katanya.
Ridwan Kamil saat foto bersama dengan almarhum Eben Burgerkill (Kiri), gitaris band metal asal Bandung. Foto/Instagram pribadi Ridwan Kamil
Kedua, kata Dedi, RK memiliki kontestasi berlipat sebelum menembus kontestasi capres. Dedi mengatakan, RK harus terlebih dahulu bertarung peluang dengan tokoh yang sama-sama berpeluang tetapi belum memiliki kepastian terusung. “Terlebih banyak tokoh yang jauh lebih unggul dari RK, sebut saja Sandiaga Uno, AHY, Anies, Ganjar, Erik Thohir, Tito Karnavian, dan lainnya,” ujarnya.
Ketiga, Dedi melihat partai politik (parpol) yang berpotensi menerima RK sebagai elite cukup sedikit. “Mengingat parpol dominan telah miliki tokoh potensialnya masing-masing. RK mungkin bisa masuk ke PKS, PPP, PAN, atau Nasdem, tetapi itu pun bukan perkara mudah,” pungkasnya.
Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai RK punya hak untuk dicalonkan. Jika RK benar-benar maju ke Pilpres 2024, Ujang menilai itu positif agar masyarakat disuguhkan banyak calon pemimpin.
“Namun saya melihat agak berat jika RK maju sebagai capres atau cawapres. Karena elektabilitasnya standar-standar saja, masih di bawah Anies, Prabowo, dan Ganjar. Jika ingin maju mesti paling tidak masuk 3 besar capres yang memiliki elektabilitas tertinggi,” kata Ujang kepada SINDOnews secara terpisah.
Selain itu, kata Ujang, RK juga bukan anggota parpol. “Walaupun dia akan tentukan pilihan partai. Jika dapat partai pun mesti berkoalisi dengan partai-partai lain,” imbuhnya.
Kemudian, Ujang melihat banyak parpol saat ini sudah punya jagoannya sendiri dari internal masing-masing. “Partai yang sudah punya capres di internalnya, tak akan menerima RK. Namanya juga usaha, ya bagus saja. Namanya juga ditanya oleh AMS, ya jawabannya ingin maju,” kata Ujang.
Dia mengingatkan bahwa memiliki elektabilitas yang tinggi menjadi salah satu kunci maju atau tidaknya seorang figur. “Jika sedang-sedang saja apalagi rendah, akan sangat berat untuk dapat dukungan partai-partai,” pungkasnya.
(rca)