Kisruh Peleburan Eijkman, DPR Minta BRIN Tak PHK Ilmuwan

Senin, 03 Januari 2022 - 07:09 WIB
loading...
Kisruh Peleburan Eijkman,...
Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno berharap tidak ada ilmuwan LBM Eijkman yang ditinggalkan saat BRIN dibentuk. Foto/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Peleburan sejumlah lembaga penelitian termasuk Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional ( BRIN ) menimbulkan kekisruhan. Pasalnya, terdapat 120 ilmuwan dan staf di LBM Eijkman non-PNS yang akan di-PHK tanpa pesangon.

Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno menjelaskan, setelah BRIN dibentuk, seluruh fungsi dan peran lembaga-lembaga di bawah Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) melebur, seperti BPPT, LIPI dan juga LBM Eijkman yang semuanya melebur ke dalam BRIN, termasuk para penelitinya.

"Dan ini bukan hanya lembaga riset saja tapi seluruh kementerian dan lembaga itu lembaga penelitiannya akan melebur ke BRIN juga," kata Eddy saat dihubungi, Senin (3/1/2022).



Khusus LBM Eijkman, kata Eddy, karena lembaga ini memiliki kekhususan penelitian di bidang biologi molekuler, Komisi VII DPR berharap pertama, peneliti-peneliti dari LBM Eijkman itu dapat diakomodir ke lembaga-lembaga yang memang akan menjadi unit baru, yakni Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman. Karena, mencetak ilmuan itu membutuhkan waktu, investasi dan pengalaman-pengalaman.

"Kita minta supaya peneliti-peneliti itu tetap diberdayakan, karena untuk mengembangkan peneliti, menciptakan peneliti itu butuh waktu, butuh investasi dan butuh pengalaman untuk mendapatkan peneliti itu dan itu tidak mudah didapatkan," tegasnya.



Oleh karena itu, Eddy menegaskam, Komisi VII berharap peneliti itu bisa ditampung dan diakomodir di unit yang baru. Tidak ada peneliti, apalagi yang produktif, ditinggalkan atau di-PHK. Kalau memang ada, dia berharap agar dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan Komisi VII DPD selaku mitra dari BRIN. Pihaknya akan memantau dan memastikan bahwa ilmuwan dari LBM Eijkman diberdayakan.

"Pasti, pasti kita akan pantau. Karena kembali lagi, untuk menciptakan peneliti itu tidak gampang, tidak bisa 24 jam, butuh waktu, harus disekolahkan, mereka harus mendapatkan pengalaman penelitian, jadi kalau kita meninggalkan mereka, apalagi mem-PHK terutama mereka yang produktif, sangat disayangkan. Itu merupakan salah satu fokus kami agar peneliti jangan ditinggalkan dan harus dibicarakan dengan kami sebagai mitra dari BRIN," tandas Eddy.
(muh)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2637 seconds (0.1#10.140)