Legenda Perang Rimba, Perwira Kopassus Ini Perdayai Pasukan Elite Inggris yang Melatihnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pernah menjadi momok menakutkan bagi negara-negara common wealth yang terdiri dari Inggris, Australia, Selandia Baru saat konfrontasi dengan Malaysia pada 1963-1966 silam.
Dalam konfrontasi tersebut, prajurit Korps Baret Merah mampu membuat pasukan elite sekelas Special Air Service (SAS) dan Gurkha dari Inggris, serta Special Air Service Regiment (SARS) Australia yang merupakan pemenang Perang Dunia (PD) II kewalahan dalam pertempuran di sepanjang perbatasan Sabah-Sarawak yang membentang sejauh 1.200 kilometer di pedalaman Kalimantan.
Semasa konfrontasi, Kopassus berhasil menghabisi 30 pasukan Gurkha, tentara bayaran paling sadis yang tersohor akan keberaniannya dalam sebuah pertempuran di pedalaman Sarawak. Bahkan, dari informasi yang dihimpun, tercatat 200 pasukan elite Inggris dan Australia tewas dalam konfrontasi tersebut.
Letnan Sumbi dikawal tentara Gurkha setelah ditangkap. Foto/Istimewa
Konfrontasi dengan Malaysia yang dilindungi Inggris berawal ketika Presiden Soekarno mengumumkan Operasi Dwikora. Operasi itu sebagai bentuk penentangan terhadap pembentukan Federasi Malaysia yang terdiri atas Sabah, Brunnei dan Sarawak. Soekarno menganggap pembentukan Federasi Malaysia sebagai "boneka Inggris" yang merupakan kolonialisme dan imperialisme dalam bentuk baru.
Namun konfrontasi tesebut berakhir setelah Presiden Soeharto mengambil alih pucuk kepemimpinan nasional pascatragedi berdarah G30S/PKI. Pada 28 Mei 1966 di sebuah konferensi di Bangkok, Kerajaan Malaysia dan pemerintah Indonesia mengumumkan penyelesaian konflik dan normalisasi hubungan antara kedua negara. Perjanjian perdamaian kedua negara kemudian ditandatangani pada 11 Agustus dan diresmikan dua hari kemudian. Meski telah berdamai namun Letnan Sumbi tetap melaksanakan misi operasinya.
”Satu regu kecil Kopassus yang dipimpin Letnan Sumbi menciptakan legenda perang rimba yang hingga kini dikenang di Brunei Darussalam,” dikutip SINDOnews dari buku “Kopassus untuk Indonesia” yang ditulis Iwan Santosa dan E.A. Natanegara, Minggu (2/1/2022).
Tak banyak yang tahu sosok Letnan Sumbi. Namun sepak terjangnya di rimba belantara Kalimantan membuat pasukan khusus Inggris dan Australia ketar-ketir. Aksi heroiknya yang hingga kini masih dikenang dan tidak terlupakan bagi tentara Inggris adalah ketika Letnan Sumbi bersama pasukannya menyabotase kilang Shell. Ketika itu, Letnan Sumbi bersama pasukannya berhasil menyusup ke wilayah Malaysia Timur.
Dalam konfrontasi tersebut, prajurit Korps Baret Merah mampu membuat pasukan elite sekelas Special Air Service (SAS) dan Gurkha dari Inggris, serta Special Air Service Regiment (SARS) Australia yang merupakan pemenang Perang Dunia (PD) II kewalahan dalam pertempuran di sepanjang perbatasan Sabah-Sarawak yang membentang sejauh 1.200 kilometer di pedalaman Kalimantan.
Semasa konfrontasi, Kopassus berhasil menghabisi 30 pasukan Gurkha, tentara bayaran paling sadis yang tersohor akan keberaniannya dalam sebuah pertempuran di pedalaman Sarawak. Bahkan, dari informasi yang dihimpun, tercatat 200 pasukan elite Inggris dan Australia tewas dalam konfrontasi tersebut.
Letnan Sumbi dikawal tentara Gurkha setelah ditangkap. Foto/Istimewa
Konfrontasi dengan Malaysia yang dilindungi Inggris berawal ketika Presiden Soekarno mengumumkan Operasi Dwikora. Operasi itu sebagai bentuk penentangan terhadap pembentukan Federasi Malaysia yang terdiri atas Sabah, Brunnei dan Sarawak. Soekarno menganggap pembentukan Federasi Malaysia sebagai "boneka Inggris" yang merupakan kolonialisme dan imperialisme dalam bentuk baru.
Namun konfrontasi tesebut berakhir setelah Presiden Soeharto mengambil alih pucuk kepemimpinan nasional pascatragedi berdarah G30S/PKI. Pada 28 Mei 1966 di sebuah konferensi di Bangkok, Kerajaan Malaysia dan pemerintah Indonesia mengumumkan penyelesaian konflik dan normalisasi hubungan antara kedua negara. Perjanjian perdamaian kedua negara kemudian ditandatangani pada 11 Agustus dan diresmikan dua hari kemudian. Meski telah berdamai namun Letnan Sumbi tetap melaksanakan misi operasinya.
”Satu regu kecil Kopassus yang dipimpin Letnan Sumbi menciptakan legenda perang rimba yang hingga kini dikenang di Brunei Darussalam,” dikutip SINDOnews dari buku “Kopassus untuk Indonesia” yang ditulis Iwan Santosa dan E.A. Natanegara, Minggu (2/1/2022).
Tak banyak yang tahu sosok Letnan Sumbi. Namun sepak terjangnya di rimba belantara Kalimantan membuat pasukan khusus Inggris dan Australia ketar-ketir. Aksi heroiknya yang hingga kini masih dikenang dan tidak terlupakan bagi tentara Inggris adalah ketika Letnan Sumbi bersama pasukannya menyabotase kilang Shell. Ketika itu, Letnan Sumbi bersama pasukannya berhasil menyusup ke wilayah Malaysia Timur.