Jadi Titik Temu 2 Kubu, KH As'ad Said Ali Didukung Kaum Muda NU Pimpin PBNU
loading...
A
A
A
BANDAR LAMPUNG - Forum Aliansi Muda Nahdlatul Ulama menilai proses Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama mengarah pada perpecahan. Potensi tersebut menguat di tengah persaingan calon-calon ketua umum tanfidziyah PBNU 2021-2026.
Dalam situasi ini, sosok KH As’ad Said Ali dianggap mampu menjadi penengah. "Kami mendukung kemunculan KH As'ad Said Ali yang bisa merangkul seluruh elemen di Nahdlatul Ulama," kata Ketua Forum Aliansi Muda Nahdlatul Ulama Annas NR dalam siaran pers, Kamis (23/12/2021).
Menurut Annas, Kiai As'ad baru mengungkapkan keseriusan memimpin PBNU seminggu sebelum Muktamar ke-34 berlangsung. Itu setelah didorong para kiai sepuh agar bersedia menjadi pemegang tongkat estafet kepemimpinan ketua umum tanfidziyah PBNU 2021-2026. Terlebih adanya potensi perpecahan di tubuh PBNU karena dua kandidat sebelumnya saling mempertahankan argumentasi dan kehendak masing masing.
Dengan perhitungan cukup matang KH As'ad Said Ali bersedia mencalonkan diri dengan segala resiko yang akan dihadapi. "Itulah karakter santri tulen jika dapat perintah dari para kiai pantang baginya menolak," ujar Annas.
Forum Aliansi Muda Nahdlatul Ulama melihat KH As'ad Said Ali memiliki kapasitas dan kapabilitas menjadi katalisator penyatuan seluruh elemen di tubuh Nahdatul Ulama.
Annas juga membantah tudingan calon lain terhadap KH As'ad Said Ali yang dianggap terlambat menyampaikan niat dan visi-misi program Calon Ketua Umum Tanfidziyah PBNU.
Murid KH As'ad Said Ali tersebut menegaskan bahwa KH As'ad Said Ali tidak mau semua tindakannya didasarkan kepada kepentingan diri sendiri. Apalagi didorong syahwat politik.
Annas menjelaskan setelah menjabat Wakil Ketua Umum PBNU 2010-2015, KH As'ad Said Ali selama 5 tahun terakhir tetap melakukan kerja-kerja kaderisasi untuk penguatan NU dengan pelatihan-pelatihan sumberdaya manusia.
Kaderisasi tanpa kenal lelah ini melaksanakan pesan kiai kharismatik Allahuyarham KH Sahal Mahfudz.
Lahirlah PKPNU (Pelatihan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama) di seluruh Nusantara. Kegiatan dilakukan secara mandiri tanpa sponsorhip darimana pun.
"Beliau sudah membuktikan keikhlasan berjuang di jalan yang beliau yakini akan menjadi ladang amal di kemudian hari," tutur Annas, yang juga mantan aktivis PMII Jakarta.
Dia mengatakan Muktamar ke-34 NU di Bandar Lampung pada 22-23 Desember 2021 adalah momentum menyambut 1 Abad NU dua tahun mendatang. KH As'ad Said Ali mampu menjadi titik temu dua kutub kandidat yang meruncing dan mengkhawatirkan itu.
Dalam situasi ini, sosok KH As’ad Said Ali dianggap mampu menjadi penengah. "Kami mendukung kemunculan KH As'ad Said Ali yang bisa merangkul seluruh elemen di Nahdlatul Ulama," kata Ketua Forum Aliansi Muda Nahdlatul Ulama Annas NR dalam siaran pers, Kamis (23/12/2021).
Menurut Annas, Kiai As'ad baru mengungkapkan keseriusan memimpin PBNU seminggu sebelum Muktamar ke-34 berlangsung. Itu setelah didorong para kiai sepuh agar bersedia menjadi pemegang tongkat estafet kepemimpinan ketua umum tanfidziyah PBNU 2021-2026. Terlebih adanya potensi perpecahan di tubuh PBNU karena dua kandidat sebelumnya saling mempertahankan argumentasi dan kehendak masing masing.
Dengan perhitungan cukup matang KH As'ad Said Ali bersedia mencalonkan diri dengan segala resiko yang akan dihadapi. "Itulah karakter santri tulen jika dapat perintah dari para kiai pantang baginya menolak," ujar Annas.
Forum Aliansi Muda Nahdlatul Ulama melihat KH As'ad Said Ali memiliki kapasitas dan kapabilitas menjadi katalisator penyatuan seluruh elemen di tubuh Nahdatul Ulama.
Annas juga membantah tudingan calon lain terhadap KH As'ad Said Ali yang dianggap terlambat menyampaikan niat dan visi-misi program Calon Ketua Umum Tanfidziyah PBNU.
Murid KH As'ad Said Ali tersebut menegaskan bahwa KH As'ad Said Ali tidak mau semua tindakannya didasarkan kepada kepentingan diri sendiri. Apalagi didorong syahwat politik.
Annas menjelaskan setelah menjabat Wakil Ketua Umum PBNU 2010-2015, KH As'ad Said Ali selama 5 tahun terakhir tetap melakukan kerja-kerja kaderisasi untuk penguatan NU dengan pelatihan-pelatihan sumberdaya manusia.
Kaderisasi tanpa kenal lelah ini melaksanakan pesan kiai kharismatik Allahuyarham KH Sahal Mahfudz.
Lahirlah PKPNU (Pelatihan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama) di seluruh Nusantara. Kegiatan dilakukan secara mandiri tanpa sponsorhip darimana pun.
"Beliau sudah membuktikan keikhlasan berjuang di jalan yang beliau yakini akan menjadi ladang amal di kemudian hari," tutur Annas, yang juga mantan aktivis PMII Jakarta.
Dia mengatakan Muktamar ke-34 NU di Bandar Lampung pada 22-23 Desember 2021 adalah momentum menyambut 1 Abad NU dua tahun mendatang. KH As'ad Said Ali mampu menjadi titik temu dua kutub kandidat yang meruncing dan mengkhawatirkan itu.
(muh)