Jelang Muktamar NU, Keberanian KH Ali Maksum saat Menjadi Rais Aam PBNU Kembali Dikenang
loading...
A
A
A
Peran Kiai Ali Maksum juga tampak dalam penerimaan NU terhadap asas tunggal Pancasila ketika Muktamar Situbondo. Betapa pentingnya peran NU ketika secara deklaratif menerima Pancasila sebagai asas tunggal, di tengah suasana politik yang represif.
Keberanian Kiai Ali Maksum juga tampak dalam mempertahankan tokoh muda NU bernama Subhan ZE. Ketika itu para kiai NU ingin melengserkan Subhan ZE sebagai Wakil Ketua Umum PBNU karena dianggap cacat moral. Namun Kiai Ali Maksum mempertahankan Subhan ZE sebagai salah satu tokoh muda NU yang pernah duduk sebagai Wakil Ketua MPRS mendampingi Jenderal Nasution.
Kiai Asyhari Abta dikenal sebagai salah satu santri yang dekat dengan Kiai Ali Maksum. Sejak 1975 sampai 80-an setiap pagi bertugas menyapu rumah ndalem Kiai Ali. "Setelah nyapu rumah dan kamar, baru bikin wedang. Waktu itu belum ada kompor apalagi kompor gas. Jadi nggodog (merebus) wedang (minum) dengan grajen," tutur mantan Rais Syuriyah PWNU DIY ini.
Sementara itu, KH A Zuhdi Muhdlor, alumnus Krapyak mengingat salah satu ajaran Kiai Ali Maksum, 'al-‘ilmu bi at-ta'allum, bahwa untuk mendapatkan ilmu harus menempuh jalan belajar, secara rasional, logis, bukan dengan tirakat berlebihan.
Menurut Wakil Rais Syuriyah PWNU DIY ini mengatakan, Kiai Ali tidak sepakat ketika ada santrinya berlebihan dalam berpuasa, misalnya tidak makan nasi selama 40 hari. Kiai Ali selalu bilang bahwa santri harus makan bergizi biar cerdas.
Selain itu KH Ali Maksum. dalam pandangan Zuhdi, tidak mendikotomikan ilmu agama dan ilmu umum. Hal itu mendorong santri untuk membaca semua buku dan kitab, baik klasik maupun modern.
Keberanian Kiai Ali Maksum juga tampak dalam mempertahankan tokoh muda NU bernama Subhan ZE. Ketika itu para kiai NU ingin melengserkan Subhan ZE sebagai Wakil Ketua Umum PBNU karena dianggap cacat moral. Namun Kiai Ali Maksum mempertahankan Subhan ZE sebagai salah satu tokoh muda NU yang pernah duduk sebagai Wakil Ketua MPRS mendampingi Jenderal Nasution.
Kiai Asyhari Abta dikenal sebagai salah satu santri yang dekat dengan Kiai Ali Maksum. Sejak 1975 sampai 80-an setiap pagi bertugas menyapu rumah ndalem Kiai Ali. "Setelah nyapu rumah dan kamar, baru bikin wedang. Waktu itu belum ada kompor apalagi kompor gas. Jadi nggodog (merebus) wedang (minum) dengan grajen," tutur mantan Rais Syuriyah PWNU DIY ini.
Sementara itu, KH A Zuhdi Muhdlor, alumnus Krapyak mengingat salah satu ajaran Kiai Ali Maksum, 'al-‘ilmu bi at-ta'allum, bahwa untuk mendapatkan ilmu harus menempuh jalan belajar, secara rasional, logis, bukan dengan tirakat berlebihan.
Menurut Wakil Rais Syuriyah PWNU DIY ini mengatakan, Kiai Ali tidak sepakat ketika ada santrinya berlebihan dalam berpuasa, misalnya tidak makan nasi selama 40 hari. Kiai Ali selalu bilang bahwa santri harus makan bergizi biar cerdas.
Selain itu KH Ali Maksum. dalam pandangan Zuhdi, tidak mendikotomikan ilmu agama dan ilmu umum. Hal itu mendorong santri untuk membaca semua buku dan kitab, baik klasik maupun modern.
(abd)