Solidaritas Nasional Diharapkan Jangan Hanya Tumbuh saat Bencana
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bencana alam yang terjadi di Tanah Air menjadi pemantik masyarakat untuk bahu-membahu memberikan bantuan. Baik dalam bentuk materi, tenaga maupun dukungan moral.
Baca juga: Bulan Bercincin Muncul di Depok, Lapan: Bukan Tanda Bencana
Koordinator Nasional Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT) Bambang Joedo Pramono (Cak Gembos) berharap, agar persatuan nasional tak hanya hadir saat bencana datang.
Hal ini dikatakan Cak Gembos saat Refleksi Akhir Tahun KAPT, di Auditorium Bina Karna, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu 18 Desember 202.
"Kita juga harus sadari, bahwa persatuan nasional bukanlah hadir dengan sendirinya, tetapi harus terus diperjuangkan dalam kerja-kerja pragmatis," kata Cak Gembos dalam acara bertajuk Persatuan dan Solidaritas untuk Menjawab Tantangan Bangsa ke Depan tersebut.
"Solidaritas nasional dibangun bukan hanya karena ada bencana, tetapi harus menjadi jati diri insan Indonesia yang berperikemanusiaan dan berkeadilan," tambahnya.
Menurut Cak Gembos, perbedaan adalah rahmat yang harus diyakini dan menjadi pondasi membangun persatuan dan solidaritas. Karenanya, KAPT menolak narasi-narasi yang mengarah segregasi dan pemikiran sektarian agama, suku, ras, golongan, dan ideologi.
"Persatuan dan solidaritas inilah yang kami coba angkat dari persepsi para tokoh bangsa, cendekiawan, dengan keilmuannya masing-masing. Memetakan hambatan dan tantangan bangsa Indonesia kini dan ke depannya," ucap Cak Gembos.
Apa yang mereka sampaikan akan menjadi catatan penting perjalanan bangsa di tahun 2021, sekaligus menjadi bahan evaluasi dan bekal menyongsong tahun 2022.
"Oleh karena itu, kami di KAPT mengundang para narasumber ini untuk menyampaikan pidato refleksi akhir tahun 2021. Dalam rangka mendorong semangat kebangsaan dan komitmen yang semakin kuat dalam persatuan dan solidaritas nasional," terangnya
Dia berharap, kita bisa menjadi lebih fokus dalam menjalankan pembangunan di semua aspek kehidupan dengan tolok ukur berbasis pada politik kebangsaan.
"Refleksi, masukan dari pidato yang disampaikan oleh narasumber ini akan menjadi catatan penting dan bekal yang dipertimbangkan dalam persiapan Rakernas KAPT awal tahun depan," paparnya,
Lebih lanjut dikatakan Cak Gembod, akan ada kelanjutan bermitra dengan narasumber dan hadirin sekalian, untuk terus membangun dialog dan usaha-usaha ke depan. Dalam memperkuat persatuan dan solidaritas nasional kita untuk memajukan bangsa kita on the track dengan cita-cita kemerdekaan.
"Untuk itu KAPT mengajak kekuatan politik, budaya, ekonomi, dan pemuda/mahasiswa untuk membangun narasi yang sehat, untuk persatuan bangsa dan kemajuan bersama," pungkasnya.
Dalam acara tersebut, KAPT juga dihadiri Prof Yudi Latif, DR Hendri Saparini, Irnanda Laksanawan Dewan Penasihat KAPT, dan Bambang Soetrisno Dewan Pengarah KAPT.
Baca juga: Bulan Bercincin Muncul di Depok, Lapan: Bukan Tanda Bencana
Koordinator Nasional Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT) Bambang Joedo Pramono (Cak Gembos) berharap, agar persatuan nasional tak hanya hadir saat bencana datang.
Hal ini dikatakan Cak Gembos saat Refleksi Akhir Tahun KAPT, di Auditorium Bina Karna, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu 18 Desember 202.
"Kita juga harus sadari, bahwa persatuan nasional bukanlah hadir dengan sendirinya, tetapi harus terus diperjuangkan dalam kerja-kerja pragmatis," kata Cak Gembos dalam acara bertajuk Persatuan dan Solidaritas untuk Menjawab Tantangan Bangsa ke Depan tersebut.
"Solidaritas nasional dibangun bukan hanya karena ada bencana, tetapi harus menjadi jati diri insan Indonesia yang berperikemanusiaan dan berkeadilan," tambahnya.
Menurut Cak Gembos, perbedaan adalah rahmat yang harus diyakini dan menjadi pondasi membangun persatuan dan solidaritas. Karenanya, KAPT menolak narasi-narasi yang mengarah segregasi dan pemikiran sektarian agama, suku, ras, golongan, dan ideologi.
"Persatuan dan solidaritas inilah yang kami coba angkat dari persepsi para tokoh bangsa, cendekiawan, dengan keilmuannya masing-masing. Memetakan hambatan dan tantangan bangsa Indonesia kini dan ke depannya," ucap Cak Gembos.
Apa yang mereka sampaikan akan menjadi catatan penting perjalanan bangsa di tahun 2021, sekaligus menjadi bahan evaluasi dan bekal menyongsong tahun 2022.
"Oleh karena itu, kami di KAPT mengundang para narasumber ini untuk menyampaikan pidato refleksi akhir tahun 2021. Dalam rangka mendorong semangat kebangsaan dan komitmen yang semakin kuat dalam persatuan dan solidaritas nasional," terangnya
Dia berharap, kita bisa menjadi lebih fokus dalam menjalankan pembangunan di semua aspek kehidupan dengan tolok ukur berbasis pada politik kebangsaan.
"Refleksi, masukan dari pidato yang disampaikan oleh narasumber ini akan menjadi catatan penting dan bekal yang dipertimbangkan dalam persiapan Rakernas KAPT awal tahun depan," paparnya,
Lebih lanjut dikatakan Cak Gembod, akan ada kelanjutan bermitra dengan narasumber dan hadirin sekalian, untuk terus membangun dialog dan usaha-usaha ke depan. Dalam memperkuat persatuan dan solidaritas nasional kita untuk memajukan bangsa kita on the track dengan cita-cita kemerdekaan.
"Untuk itu KAPT mengajak kekuatan politik, budaya, ekonomi, dan pemuda/mahasiswa untuk membangun narasi yang sehat, untuk persatuan bangsa dan kemajuan bersama," pungkasnya.
Dalam acara tersebut, KAPT juga dihadiri Prof Yudi Latif, DR Hendri Saparini, Irnanda Laksanawan Dewan Penasihat KAPT, dan Bambang Soetrisno Dewan Pengarah KAPT.
(maf)