Isu Pengaturan Skor, Demokrat Sentil PSSI dan PT LIB Soal Pengawasan Liga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pertandingan sepakbola di Tanah Air mulai bergeliat setelah 1 tahun lebih vakum akibat pandemi Covid-19. Namun, dugaan pengaturan skor atau match fixing kembali ramai diperbincangkan, baik itu pada Liga 1, Liga 2 maupun Liga 3 di sejumlah daerah.
Menanggapi isu ini, Anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Demokrat Bramantyo Suwondo menyayangkan bahwa praktik pengaturan skor ini masih ditemukan di dunia sepakbola Indonesia. Tentu hal ini sangat bertolak belakang dengan semangat sportivitas yang semestinya dijunjung dalam kegiatan olahraga.
"Hal ini sangat bertentangan dengan nilai mendasar dari olahraga yaitu sportivitas di mana individu dan tim bisa saling menghormati dan berkompetisi secara sehat," ujar Bramantyo saat dihubungi, Selasa (7/12/2021).
Untuk itu, kata Bramantyo, Komisi X DPR mendorong pembangunan industri olahraga di berbagai cabor dan untuk mencapai itu diperlukan juga kompetisi-kompetisi olahraga yang sehat sehingga basis dukungan masyarakat (fanbase) terhadap klub olahraga di Tanah Air semakin besar juga.
"Tentunya pembangunan industri olahraga membutuhkan jalannya kompetisi olahraga yang sehat agar terciptanya pertandingan-pertandingan sengit dan membangun fanbase-fanbase olahraga yang semakin besar lagi," tandas Legislator Dapil Jawa Tengah VI ini.
Dia juga menyentil Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang semestinya memperketat pengawasannya. Pengawasan yang lebih ketat serta sanksi yang berat bagi pelaku match fixing sangat diperlukan juga perlu ketegasan dalam menerapkan ini, apalagi jika ditengarai terjadi match fixing. Baca juga: Polda Metro Bakal Usut Mafia Pengaturan Skor Liga Sepak Bola Indonesia
Karena, dia menilai match fixing ini sangat menghambat perkembangan industri olahraga untuk menjadi industri olahraga menjadi lebih besar lagi. "Diharapkan PSSI dan Liga Indonesia Baru bisa lebih mengetatkan pengawasannya agar tercipta liga bola yang kondusif," pungkas keponakan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.
Menanggapi isu ini, Anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Demokrat Bramantyo Suwondo menyayangkan bahwa praktik pengaturan skor ini masih ditemukan di dunia sepakbola Indonesia. Tentu hal ini sangat bertolak belakang dengan semangat sportivitas yang semestinya dijunjung dalam kegiatan olahraga.
"Hal ini sangat bertentangan dengan nilai mendasar dari olahraga yaitu sportivitas di mana individu dan tim bisa saling menghormati dan berkompetisi secara sehat," ujar Bramantyo saat dihubungi, Selasa (7/12/2021).
Untuk itu, kata Bramantyo, Komisi X DPR mendorong pembangunan industri olahraga di berbagai cabor dan untuk mencapai itu diperlukan juga kompetisi-kompetisi olahraga yang sehat sehingga basis dukungan masyarakat (fanbase) terhadap klub olahraga di Tanah Air semakin besar juga.
"Tentunya pembangunan industri olahraga membutuhkan jalannya kompetisi olahraga yang sehat agar terciptanya pertandingan-pertandingan sengit dan membangun fanbase-fanbase olahraga yang semakin besar lagi," tandas Legislator Dapil Jawa Tengah VI ini.
Dia juga menyentil Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang semestinya memperketat pengawasannya. Pengawasan yang lebih ketat serta sanksi yang berat bagi pelaku match fixing sangat diperlukan juga perlu ketegasan dalam menerapkan ini, apalagi jika ditengarai terjadi match fixing. Baca juga: Polda Metro Bakal Usut Mafia Pengaturan Skor Liga Sepak Bola Indonesia
Karena, dia menilai match fixing ini sangat menghambat perkembangan industri olahraga untuk menjadi industri olahraga menjadi lebih besar lagi. "Diharapkan PSSI dan Liga Indonesia Baru bisa lebih mengetatkan pengawasannya agar tercipta liga bola yang kondusif," pungkas keponakan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.
(kri)