Pulihkan Kondisi di Tengah Corona, Jokowi Diminta Perhatikan UMKM
loading...
A
A
A
Sementara itu, Dewan Pembina Simac, Syauqi Ma'ruf Amin menjelaskan, semua pelaku usaha harus mengamalkan spirit gotong royong yang terkandung dalam Pancasila. Terkait dengan masalah UMKM, Gus Oqi - sapaan akrabnya- menyoroti tiga komponen penting dalam membangun UMKM, diantaranya, pemerintah, pelaku UMKM di sektor hilir dan kelompok ekonomi besar.
Kecenderungan berjalan sendiri-sendiri dan adanya saling curiga mengakibatkan pengembangan UMKM di Indonesia mengalami kendala apalagi saat pandemi Covid-19 seperti saat ini.
"Harus ada sinergi antar UMKM, pemerintah dan kelompok ekonomi makro. Nilai Pancasila bisa jadi spirit gotong royong dalam membangun ekosistem arus ekonomi ekonomi baru yang lebih komprehensif, menguatkan yang lemah, tanpa melemahkan yang kuat," demikian kata Syauqi Ma'ruf Amin.
Gus Oqi menyontohkan, bagaimana pelaku UMKM di akar rumput masih sering berjalan sendiri. Bahkan tak jarang sebagai usaha mikro yang memiliki brand dalam skala kecil justru terjadi saling sentimen.
"Tak jarang ada sentimen antara pelaku UMKM, seharusnya brand-brand lokal itu bersatu menjadi kekuatan produk UMKM yang bisa bersaing dengan brand besar sehingga menggerakkan roda ekonomi. Pembangunan UMKM harus terintegrasi mulai dari hulu ke hili," ujar Syauqi.
Sementara itu, Ricky Suhendar dari KJRI Hongkong menyebutkan, pihaknya fokus pada pembinaan 180 ribua pekerja migran Indonesia (PMI) di Hongkong. Tak hanya itu 5 ribu PMI di macau juga menjadi salah satu sasaran kelompok yang didampingi.
KJRI Hongkong kata Ricky, selama beberapa tahun terakhir melakukan upaya pemberdayaan dengan memberi pelatihan enterpreneur. Targetnya usai PMI purna kontrak dapat kembali ke tanah air dan menciptakan sektor usaha baru.
"UMKM harus diberi perhatian utama. Mengapa? Karena saat krisis UMKM adalah alat topang utama dalam pemulihan ekonomi. PDB Indonesia 60 persen ditopang oleh UMKM. KJRI melakukan pemberdayaan para PMI dengan melakukan pembinaan, setelah purna jadi PMI di Hongkong mereka pulang dengan menjadi wirausahawan baru di tanah air. KJRI juga sinergi dengan Bank BUMN dan stakeholder lainnya," demikian kata Ricky.
Cerita menarik tentang vitalnya peran UMKM diulas oleh diaspora Indonesia di New York, Amerika Serikat, Lia Sundah Suntoso. Ia mengaku selama krisis sangat terbantu dengan para pelaku UMKM di sana. "Dengan kondisi seperti ini yang bisa membantu kami di Amerika ya UMKM, karena supermarket-supermarket besar sudah tutup," tandas Lia.
Narasumber lain, Koordinator Fungsi Ekonomi KBRI Kuala Lumpur, Harry Rusmana Irawan mengatakan sektor UMKM menjadi prioritas dalam kebijakan ekonomi Malaysia. Harry menyebutkan bahwa saat muncul pandemik Covid-19, perdana menteri langsung membentuk dewan khusus untuk mengurusi para pelaku UMKM di Malaysia.
Kecenderungan berjalan sendiri-sendiri dan adanya saling curiga mengakibatkan pengembangan UMKM di Indonesia mengalami kendala apalagi saat pandemi Covid-19 seperti saat ini.
"Harus ada sinergi antar UMKM, pemerintah dan kelompok ekonomi makro. Nilai Pancasila bisa jadi spirit gotong royong dalam membangun ekosistem arus ekonomi ekonomi baru yang lebih komprehensif, menguatkan yang lemah, tanpa melemahkan yang kuat," demikian kata Syauqi Ma'ruf Amin.
Gus Oqi menyontohkan, bagaimana pelaku UMKM di akar rumput masih sering berjalan sendiri. Bahkan tak jarang sebagai usaha mikro yang memiliki brand dalam skala kecil justru terjadi saling sentimen.
"Tak jarang ada sentimen antara pelaku UMKM, seharusnya brand-brand lokal itu bersatu menjadi kekuatan produk UMKM yang bisa bersaing dengan brand besar sehingga menggerakkan roda ekonomi. Pembangunan UMKM harus terintegrasi mulai dari hulu ke hili," ujar Syauqi.
Sementara itu, Ricky Suhendar dari KJRI Hongkong menyebutkan, pihaknya fokus pada pembinaan 180 ribua pekerja migran Indonesia (PMI) di Hongkong. Tak hanya itu 5 ribu PMI di macau juga menjadi salah satu sasaran kelompok yang didampingi.
KJRI Hongkong kata Ricky, selama beberapa tahun terakhir melakukan upaya pemberdayaan dengan memberi pelatihan enterpreneur. Targetnya usai PMI purna kontrak dapat kembali ke tanah air dan menciptakan sektor usaha baru.
"UMKM harus diberi perhatian utama. Mengapa? Karena saat krisis UMKM adalah alat topang utama dalam pemulihan ekonomi. PDB Indonesia 60 persen ditopang oleh UMKM. KJRI melakukan pemberdayaan para PMI dengan melakukan pembinaan, setelah purna jadi PMI di Hongkong mereka pulang dengan menjadi wirausahawan baru di tanah air. KJRI juga sinergi dengan Bank BUMN dan stakeholder lainnya," demikian kata Ricky.
Cerita menarik tentang vitalnya peran UMKM diulas oleh diaspora Indonesia di New York, Amerika Serikat, Lia Sundah Suntoso. Ia mengaku selama krisis sangat terbantu dengan para pelaku UMKM di sana. "Dengan kondisi seperti ini yang bisa membantu kami di Amerika ya UMKM, karena supermarket-supermarket besar sudah tutup," tandas Lia.
Narasumber lain, Koordinator Fungsi Ekonomi KBRI Kuala Lumpur, Harry Rusmana Irawan mengatakan sektor UMKM menjadi prioritas dalam kebijakan ekonomi Malaysia. Harry menyebutkan bahwa saat muncul pandemik Covid-19, perdana menteri langsung membentuk dewan khusus untuk mengurusi para pelaku UMKM di Malaysia.