Tjahjo: 16 PNS Gagal Jadi Eselon I Gara-gara Pasangan Buka Medsos Tokoh Radikal

Rabu, 01 Desember 2021 - 16:39 WIB
loading...
Tjahjo: 16 PNS Gagal Jadi Eselon I Gara-gara Pasangan Buka Medsos Tokoh Radikal
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa tantangan ASN cukup berat dan kompleks. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa tantangan ASN cukup berat dan kompleks. Salah satu tantangannya adalah masalah radikalisme dan terorisme.

Bahkan Tjahjo mengaku stres karena belasan PNS gagal menjadi Eselon I saat sidang Tim Penilai Akhir (TPA) karena kelakuan pasangannya.

“Ini saya bikin stres, dua tahun Menpan RB dalam sidang TPA, hampir di atas 16 calon Eselon I yang sudah hebat, profesor, doktor, mulai dari bawah naik, ikut TPA, gagal jadi Eselon I gara-gara kelakuan istrinya atau suaminya,” ujarnya dalam Seminar Nasional Reformasi Birokrasi dan Penandatangan Butir-Butir Komitmen Kepala Daerah, Rabu (12/1/2021).

Dia mengatakan bahwa banyak pasangan PNS yang sering membuka media sosial milik tokoh-tokoh radikal dan terorisme.

“Istrinya kalau malam kerjanya buka medsos tokoh-tokoh radikal, tokoh-tokoh teroris. Gagal. Pokoknya yang berbau radikalisme terorisme itu ancaman bangsa,” jelasnya.

Tjahjo memastikan bahwa pemerintah berani bersikap dalam menentukan siapa kawan dan siapa lawan. Apalagi radikalisme dan terorisme ini ada yang perorangan maupun kelompok. Selain itu ada yang terang-terangan atau sembunyi-sembunyi menyebar masalah radikalisme teroris.

“Termasuk di eselon II, eselon I, keluarganya yang berbau ini, atau suka buka medsos, didrop. Karena bukti aplikasi, rekam jejak media di HP-nya semua bisa terdata dengan baik,” jelasnya.

Dia menyebut bahwa hampir setiap bulan ada ASN yang diberhentikan karena terlibat masalah radikalisme dan terorisme.

“Di tantangan pertama. Hampir setiap bulan kami mengeluarkan SK ASN yang kita berhentikan karena terpapar radikalisme terorisme,” pungkasnya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1876 seconds (0.1#10.140)