Ketua PWNU Jatim dan Sumsel Hiasi Bursa Calon Ketum PBNU
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selain Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dan Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf, ada beberapa nama lain yang turut meramaikan bursa calon ketum PBNU periode 2022-2027 dalam Muktamar NU tahun ini. Nama-nama tersebut muncul dari daerah.
Menurut Ketua PWNU Lampung Prof KH Mohammad Mukri, setidaknya ada dua nama yang mencuat, yaitu Ketua PWNU Jawa Timur Marzuki Mustamar dan Ketua PWNU Sumsel KH Amiruddin Nahrowi.
"Ketum sudah ada beberapa calon di antaranya Kiai Said Aqil Siradj, Gus Yahya. Dari daerah juga muncul beberapa nama di antaranya Marzuki Mustamar, KH Amiruddin dari Palembang,” ujar dia, Senin (29/11/2021).
Mukri menjelaskan, nama-nama tersebut sudah dikenal semua di keluarga besar NU dan akan mengerucut. ”Seperti apa nanti untuk pemilihan itu ada mekanisme prosesnya tapi bahwa pemilihan satu ketua cabang satu suara, satu ketua wilayah satu suara," kata Mukri.
Soal penyelenggaraan sendiri, Mukri memastikan persiapannya sudah hampir 100 persen. "Kami siap melaksanakan. Jadi apa pun yang akan terjadi, polanya seperti, apa pembukaan di Pondok Pesantren Darussa'adah lalu sidang-sidang komisi di UIN, Malahayati, Islamic Center juga mungkin ada di Unila. Prinsipnya kami siap yang menjadi kebijakan dari PBNU dalam hal ini Rais Aam," tutur dia.
Menurut Ketua PWNU Lampung Prof KH Mohammad Mukri, setidaknya ada dua nama yang mencuat, yaitu Ketua PWNU Jawa Timur Marzuki Mustamar dan Ketua PWNU Sumsel KH Amiruddin Nahrowi.
"Ketum sudah ada beberapa calon di antaranya Kiai Said Aqil Siradj, Gus Yahya. Dari daerah juga muncul beberapa nama di antaranya Marzuki Mustamar, KH Amiruddin dari Palembang,” ujar dia, Senin (29/11/2021).
Mukri menjelaskan, nama-nama tersebut sudah dikenal semua di keluarga besar NU dan akan mengerucut. ”Seperti apa nanti untuk pemilihan itu ada mekanisme prosesnya tapi bahwa pemilihan satu ketua cabang satu suara, satu ketua wilayah satu suara," kata Mukri.
Soal penyelenggaraan sendiri, Mukri memastikan persiapannya sudah hampir 100 persen. "Kami siap melaksanakan. Jadi apa pun yang akan terjadi, polanya seperti, apa pembukaan di Pondok Pesantren Darussa'adah lalu sidang-sidang komisi di UIN, Malahayati, Islamic Center juga mungkin ada di Unila. Prinsipnya kami siap yang menjadi kebijakan dari PBNU dalam hal ini Rais Aam," tutur dia.
(muh)