Operasi Kuta, Taktik Pasukan Intelijen Benny Moerdani Bongkar Dokumen Rahasia Portugal

Senin, 22 November 2021 - 05:25 WIB
loading...
A A A
Namun, kata Ken, Operasi Komodo bukan satu-satunya. Seorang perwira intelijen senior pada Departemen Pertahanan dan Keamanan, Jenderal LB Moerdani , telah menyetujui operasi rahasia tandingan bersandi Flamboyan.

Siasat Benny Moerdani di Operasi Kuta

Merespons situasi di Timor Timur, Portugal mengirimkan atase militer mereka, Mayor Antonio Joao Soares. Laporan yang diterima Jakarta, Soares akan tiba pada 14 Agustus 1974. Dia transit sehari di Jakarta sebelum kemudian terbang ke Dili melalui Kupang.

Keesokan harinya atau pada 15 Agustus sebuah surat resmi dari Konsulat Portugal tiba di Jakarta. Surat ini memberitahu Soares akan menuju Kupang via Bali. Dari Kupang dia akan naik pesawat menuju Dili yang telah disediakan Gubernur Militer Timor.

“Benny Moerdani yang sangat penasaran ingin mengetahui isi tas kerja sang mayor menugaskan Kolonel Dading Kalbuadi untuk mendapatkan akses. Benny memberikan tiga pilihan: mengambil tas secara paksa, melakukan penodongan pura-pura, atau melakukan aksi sulap,” kata Ken.

Dading mengambil opsi ketiga yaitu ‘memainkan aksi sulap’. Salah satu prajurit intelijen dalam Satsus Intel itu yakni Hans Hamzah. Menurut Ken, Hamzah merupakan sedikit dari anggota Satsus Intel yang seorang Tionghoa. Dia memiliki kemampuan hebat soal bahasa. Hamzah menguasai 6 bahasa dan ahli membuka kunci.

Aksi sulap pun dirancang. Hans Hamzah menyamar menjadi Kepala Cabang Maskapai Merpati Airlines ketika Soares berada di bandara, bersiap terbang ke Kupang. Saat Soares melapor, Hamzah berimprovisasi bahwa visa sang atase harus mendapat persetujuan dari imigrasi.

Praktis Soares berang dan menyebut dirinya sedang dalam misi diplomatik. Tetapi Hamzah bergeming. Dia lantas menawarkan bantuan untuk mengantar langsung Soares ke kantor imigrasi agar dapat cap pengesahan.

Soares melunak. Oleh Hamzah dia dibawa ke kantor Imigrasi menggunakan mobil dalam perjalanan 16 kilometer. Kepala kantor imigrasi telah setuju diajak bekerja sama soal ini. Begitu Soares datang, dia mempersilakan masuk ruangannya dan meminta untuk mengisi dokumen.

Hamzah menyarankan agar koper Soares ditinggal saat masuk ruangan. Untuk meyakinkan, dia menyebut koper itu akan dijaga petugas bersenjata. Soares awalnya ragu, tapi kemudian setuju.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1472 seconds (0.1#10.140)