Presiden Jokowi Tunjuk Profesional Jadi Duta Besar RI untuk Korea
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap membuat langkah tak terduga dalam menempatkan seseorang pada posisi dan jabatan tertentu. Misalkan, seseorang dari luar jenjang karir dan bidang keahlian tertentu ditempatkan pada pucuk pimpinan sebuah organisasi bisnis atau pemerintahan yang notabene berbeda bidang.
Penetapan para duta besar baru-baru ini juga berisikan sejumlah kejutan. Salah satunya saat Presiden menunjuk Gandi Sulistiyanto Soeherman sebagai Duta Besar ( Dubes ) RI untuk Republika Korea .
Padahal Sulis, panggilan akrabnya, bukanlah seorang diplomat karir atau pun politisi yang tergabung dalam partai tertentu. Ia adalah seorang profesional bisnis yang telah menjalani karir selama 39 tahun di beberapa grup bisnis terkemuka nasional.
"Menjadi Dubes adalah penugasan langsung dari Presiden Jokowi. Ini merupakan kesempatan berdarmabakti pada negara. Ini juga panggilan yang luar biasa, di mana tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan yang sama," kata Sulis.
Ia merasa bersyukur mendapat kepercayaan sebagai duta besar RI untuk Korea Selatan. Menurutnya, negara tersebut memiliki industri manufaktur berkelas dunia, sehingga Indonesia dapat belajar dari mitra yang tepat, apalagi keduanya merupakan sesama negara G20.
Selain itu, Korea Selatan juga sukses menduniakan industri kreatifnya seperti film, drama, musik, gaya busana hingga makanan. Sehingga restu keluarga pun menjadi lebih mudah. "Terus terang, istri saya penggemar drama Korea jadi pasti setuju. Anak-anak dan cucu saya juga penggemar BTS dan Blackpink. Jadi memang cocok," katanya mengenai dukungan keluarga atas penugasannya.
Belajar dari Pendahulu
Sulis berpandangan tidak mesti mengubah formula keberhasilan yang sudah terbukti. Menurutnya, Dubes RI untuk Korea Selatan sebelumnya yaitu Umar Hadi telah banyak membuat pencapaian luar biasa. Terlebih, Umar Hadi adalah seorang diplomat karir kawakan yang memiliki pengalaman luar biasa. Untuk itu, ia merasa bersyukur bisa melanjutkan berbagai program dan kebijakan yang telah dirintis olehnya.
"Akan ada kreasi-kreasi baru nantinya. Tetapi landasan yang sudah dibuat oleh pendahulu saya membuat rencana kerja saya lebih mudah," katanya.
Selain Umar Hadi, ia juga menganggap dubes sebelumnya yaitu John Prasetyo, yang seperti dirinya, berangkat dari sektor usaha, banyak meletakkan hubungan bilateral yang cukup erat antarkedua negara. "Intinya, saya mengapresiasi pendahulu saya yang sudah meletakkan dasar-dasar kerja. Ini merupakan complimentary terkait yang akan saya lakukan nanti," katanya.
Sulis mendapati beberapa persamaan antara pengabdian sebagai dubes dengan karir terakhirnya di sebuah korporasi besar. Tugas sebelumnya meliputi dari dua hal utama. Pertama adalah diplomasi, atau berhubungan keluar menjangkau publik, juga pemerintah. "Bagaimana agar program perusahaan yang ingin kita lakukan, dapat diterima tak hanya oleh internal manajemen, namun juga pemerintah dan publik. Itu kerja diplomasi," katanya.
Penetapan para duta besar baru-baru ini juga berisikan sejumlah kejutan. Salah satunya saat Presiden menunjuk Gandi Sulistiyanto Soeherman sebagai Duta Besar ( Dubes ) RI untuk Republika Korea .
Padahal Sulis, panggilan akrabnya, bukanlah seorang diplomat karir atau pun politisi yang tergabung dalam partai tertentu. Ia adalah seorang profesional bisnis yang telah menjalani karir selama 39 tahun di beberapa grup bisnis terkemuka nasional.
"Menjadi Dubes adalah penugasan langsung dari Presiden Jokowi. Ini merupakan kesempatan berdarmabakti pada negara. Ini juga panggilan yang luar biasa, di mana tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan yang sama," kata Sulis.
Ia merasa bersyukur mendapat kepercayaan sebagai duta besar RI untuk Korea Selatan. Menurutnya, negara tersebut memiliki industri manufaktur berkelas dunia, sehingga Indonesia dapat belajar dari mitra yang tepat, apalagi keduanya merupakan sesama negara G20.
Selain itu, Korea Selatan juga sukses menduniakan industri kreatifnya seperti film, drama, musik, gaya busana hingga makanan. Sehingga restu keluarga pun menjadi lebih mudah. "Terus terang, istri saya penggemar drama Korea jadi pasti setuju. Anak-anak dan cucu saya juga penggemar BTS dan Blackpink. Jadi memang cocok," katanya mengenai dukungan keluarga atas penugasannya.
Belajar dari Pendahulu
Sulis berpandangan tidak mesti mengubah formula keberhasilan yang sudah terbukti. Menurutnya, Dubes RI untuk Korea Selatan sebelumnya yaitu Umar Hadi telah banyak membuat pencapaian luar biasa. Terlebih, Umar Hadi adalah seorang diplomat karir kawakan yang memiliki pengalaman luar biasa. Untuk itu, ia merasa bersyukur bisa melanjutkan berbagai program dan kebijakan yang telah dirintis olehnya.
"Akan ada kreasi-kreasi baru nantinya. Tetapi landasan yang sudah dibuat oleh pendahulu saya membuat rencana kerja saya lebih mudah," katanya.
Selain Umar Hadi, ia juga menganggap dubes sebelumnya yaitu John Prasetyo, yang seperti dirinya, berangkat dari sektor usaha, banyak meletakkan hubungan bilateral yang cukup erat antarkedua negara. "Intinya, saya mengapresiasi pendahulu saya yang sudah meletakkan dasar-dasar kerja. Ini merupakan complimentary terkait yang akan saya lakukan nanti," katanya.
Sulis mendapati beberapa persamaan antara pengabdian sebagai dubes dengan karir terakhirnya di sebuah korporasi besar. Tugas sebelumnya meliputi dari dua hal utama. Pertama adalah diplomasi, atau berhubungan keluar menjangkau publik, juga pemerintah. "Bagaimana agar program perusahaan yang ingin kita lakukan, dapat diterima tak hanya oleh internal manajemen, namun juga pemerintah dan publik. Itu kerja diplomasi," katanya.