Pemilih Jokowi Mulai Melirik Prabowo, Ini Alasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemilih Joko Widodo ( Jokowi ) di Pilpres 2019 mulai melirik Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto . Pendapat peneliti senior dari Indonesia Survey Center Chairul Ansari itu setelah melihat hasil survei lembaganya yang diumumkan hari ini.
"Dalam tingkat likeabilitas, Prabowo berada pada puncak urutan dengan tingkat kesukaan sebesar 80,2 persen," kata Ansari dalam rilis surveinya, Minggu (14/11/2021).
Angka tersebut tertinggi dibandingkan sejumlah nama yang disodorkan. Kemudian, dia juga melihat banyak hal yang membuat publik merespons positif sosok Prabowo. Salah satunya adalah mengenai sikap Prabowo yang memilih lapang dada masuk kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin demi kepentingan bangsa dan negara. Sebab, Prabowo merupakan rival politik Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019.
"Yang cukup mengejutkan dalam survei ini bahwa para pemilih Jokowi 2019 ternyata mulai jatuh hati pada Prabowo yang pernah menjadi rival politik pada Pemilu 2014 dan 2019. Hal ini dimungkinkan terjadi karena sikap negarawan, demokrat, dan patriotik Prabowo yang menerima permintaan Jokowi untuk ikut mengabdi pada negara dengan menduduki posisi sebagai menteri pertahanan," jelasnya.
Sikap Prabowo yang mengesampingkan rivalitas politik dan mencairkan bipolaritas politik 2014 dan 2019 juga dinilai membuat ketua umum Partai Gerindra itu mendapat apresiasi dari para pendukung Jokowi. "Sikap demokratik Prabowo ini pantas saja memperoleh dukungan dari pendukung Jokowi."
Kemudian, kata dia, kolaborasi yang sangat apik antara Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto dalam mengelola pemerintahan juga menjadi salah satu penyebabnya. "Yang sangat terlihat adalah kedekatan antara keduanya dalam berbagai kesempatan urusan pemerintahan dan dukungan Jokowi pada program-program hankam dari Kemhan menunjukkan mesranya kedua pemimpin ini," ujar Ansari.
Selain itu, dari hasil survei yang dilakukan lembaganya, dia melihat mayoritas responden cenderung menjadi pemilih tetap Prabowo Subianto jika maju sebagai calon presiden di Pilpres 2024. Prabowo masih menjadi pilihan utama dengan memperoleh dukungan sebesar 22,7 persen.
Di urutan berikutnya secara berturut-turut ditempati oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan 12,6 persen, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 12,2 persen, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno 5,7 persen, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 4,5 persen, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 4,3 persen.
Selanjutnya ditempati oleh Ketua DPR Puan Maharani dengan 3,6 persen keterpilihan, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto 2,9 persen, Menteri Sosial Tri Rismaharini 2,7 persen, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 2,1 persen, Menko Polhukam Mahfud MD 1,1 persen, Menteri BUMN Erick Thohir 0,7 persen, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo 0,4 persen, Mendagri Tito Karnavian 0,4 persen, eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Thajaja Purnama 0,3 persen, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko 0,2 persen, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar 0,2 persen, dan ada 23,4 persen publik masih belum dapat menentukan pilihannya.
"Para pemilih yang telah mantap memilih Prabowo ternyata lebih tinggi daripara kandidat capres lainnya. Singkatnya dengan kata lain bahwa para pemilih Prabowo memiliki basis dukungan lebih kokoh atau tidak labil dibanding pemilih kandidat lain," pungkasnya.
"Dalam tingkat likeabilitas, Prabowo berada pada puncak urutan dengan tingkat kesukaan sebesar 80,2 persen," kata Ansari dalam rilis surveinya, Minggu (14/11/2021).
Angka tersebut tertinggi dibandingkan sejumlah nama yang disodorkan. Kemudian, dia juga melihat banyak hal yang membuat publik merespons positif sosok Prabowo. Salah satunya adalah mengenai sikap Prabowo yang memilih lapang dada masuk kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin demi kepentingan bangsa dan negara. Sebab, Prabowo merupakan rival politik Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019.
"Yang cukup mengejutkan dalam survei ini bahwa para pemilih Jokowi 2019 ternyata mulai jatuh hati pada Prabowo yang pernah menjadi rival politik pada Pemilu 2014 dan 2019. Hal ini dimungkinkan terjadi karena sikap negarawan, demokrat, dan patriotik Prabowo yang menerima permintaan Jokowi untuk ikut mengabdi pada negara dengan menduduki posisi sebagai menteri pertahanan," jelasnya.
Sikap Prabowo yang mengesampingkan rivalitas politik dan mencairkan bipolaritas politik 2014 dan 2019 juga dinilai membuat ketua umum Partai Gerindra itu mendapat apresiasi dari para pendukung Jokowi. "Sikap demokratik Prabowo ini pantas saja memperoleh dukungan dari pendukung Jokowi."
Kemudian, kata dia, kolaborasi yang sangat apik antara Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto dalam mengelola pemerintahan juga menjadi salah satu penyebabnya. "Yang sangat terlihat adalah kedekatan antara keduanya dalam berbagai kesempatan urusan pemerintahan dan dukungan Jokowi pada program-program hankam dari Kemhan menunjukkan mesranya kedua pemimpin ini," ujar Ansari.
Selain itu, dari hasil survei yang dilakukan lembaganya, dia melihat mayoritas responden cenderung menjadi pemilih tetap Prabowo Subianto jika maju sebagai calon presiden di Pilpres 2024. Prabowo masih menjadi pilihan utama dengan memperoleh dukungan sebesar 22,7 persen.
Di urutan berikutnya secara berturut-turut ditempati oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan 12,6 persen, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 12,2 persen, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno 5,7 persen, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 4,5 persen, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 4,3 persen.
Selanjutnya ditempati oleh Ketua DPR Puan Maharani dengan 3,6 persen keterpilihan, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto 2,9 persen, Menteri Sosial Tri Rismaharini 2,7 persen, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 2,1 persen, Menko Polhukam Mahfud MD 1,1 persen, Menteri BUMN Erick Thohir 0,7 persen, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo 0,4 persen, Mendagri Tito Karnavian 0,4 persen, eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Thajaja Purnama 0,3 persen, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko 0,2 persen, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar 0,2 persen, dan ada 23,4 persen publik masih belum dapat menentukan pilihannya.
"Para pemilih yang telah mantap memilih Prabowo ternyata lebih tinggi daripara kandidat capres lainnya. Singkatnya dengan kata lain bahwa para pemilih Prabowo memiliki basis dukungan lebih kokoh atau tidak labil dibanding pemilih kandidat lain," pungkasnya.
(zik)