LSI Denny JA Rilis Enam Pedoman Strategi New Normal

Jum'at, 05 Juni 2020 - 17:02 WIB
loading...
A A A
Kemenaker mempublikasi laporan bahwa terdapat 1,5 juta warga yang sudah di-PHK. Sementara Kadin menyampaikan bahwa diperkirakan 15 juta orang yang telah di-PHK. Karena banyak usaha kecil menengah yang tidak melaporkan update tenaga kerjanya ke pemerintah. Apindo bahkan memprediksi terhadapat 30 juta warga yang berpotensi di-PHK.

Alasan ketiga, sudah ada daerah yang berhasil mengontrol penyebaran virus corona tanpa melakukan lockdown (PSBB). Bali adalah contoh wilayah yang tidak menerapkan PSBB namun mampu mengendalikan penyebaran virus Corona. Jumlah kasus harian di Bali mengalami penurunan. Angka rata-rata kematian (Case Fatality Rate) di Bali lebih rendah dibanding CFR nasional.

LSI Denny JA merumuskan bahwa ada enam strategi atau pedoman baru Indonesia di era new normal. Keenam strategi tersebut adalah tingkat pembatasan sosial diturunkan ke level RT/RW atau skala yang lebih kecil.

"Masuk ke era new normal, pembatasan sosial tetap diberlakukan jika masih ada potensi penyebaran virus, namun skalanya diperkecil. Tidak lagi dalam skala luas, level kota/kabupaten atau provinsi, namun pembatasan diberlakukan di level RT/RW, desa atau kluster tertentu saja," kata Rully.

Dengan demikian, wilayah atau zona yang tidak terpapar virus (zona hijau) dapat kembali beraktivitas namun tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Bali yang sukses mengendalikan penyebaran virus tanpa PSBB menunjukan bahwa strategi pembatasan dalam skala kecil atau level terbawah membuahkan hasil. Strategi kedua, area atau klaster bisa buka tutup sesuai perkembangan kasus.

Pembatasan sosial berskala kecil di level RT/RW, desa atau klaster dapat dibuka jika kasus di wilayahnya telah menurun (terkontrol), namun bisa segera ditutup kembali jika ada kasus baru atau peningkatan kasus.

"Dan bisa kembali dibuka jika kasusnya mulai terkontrol kembali. Dengan skala yang kecil, secara teknis pemerintah daerah dapat dengan mudah menutup dan membuka kembali wilayah tersebut," urainya.

Namun kebijakan ini tentunya harus ditopang dengan kemampuan pemerintah daerah dalam melakukan tes virus (testing), dan kemampuan untuk melakukan pelacakan terhadap penyebaran virus (contact tracing) agar memudahkan dalam membuat mapping wilayah.

Strategi ketiga, keterlibatan aktif pemimpin masyarakat. Semua pemimpin masyarakat di berbagai sektor harus terlibat aktif mengedukasi, menerapkan dan mengawal penerapan protokol kesehatan di lingkungan mereka masing-masing.

"Para ulama/pedeta di tempat ibadah, pengusaha di mal, restoran, pabrik, kepala sekolah atau rektor di lembaga pendidikan dan lainnya, semuanya bahu-membahu menjamin bahwa protokol kesehatan diterapkan dengan baik," Ikrama.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1326 seconds (0.1#10.140)