Puan Menanam, Rakyat Memanen
loading...
A
A
A
“Kami harap pemerintah supaya memperhatikan petani-petani. Patokan harga gabah itu berapa, karena petani juga banyak nggak tau. Kami juga mengharapkan agar jalan tani diperbaiki karena kalau musim hujan jalannya rusak, bawa gabah pakai motor atau mobil sering terpleset,” imbuhnya.
Petani pun mengharapkan ada saluran induk air sebab ketika musim kemarau, air untuk mengaliri sawah tidak lancar. Kepada Wabup, Puan menanyakan apakah harapan petani bisa segera direalisasikan.
“Setiap tahun kami bertahap ini nanti akan kita selesaikan,” jawab Wabup Danang.
Kepada Lurah Sendangmulyo Budi Susanto, Puan juga menanyakan apakah dana desa digunakan untuk membangun infrastruktur pertanian. Lurah Budi mengatakan saat ini dana desa belum bisa digunakan untuk membantu pembangunan pertanian karena anggaran difokuskan untuk bantuan langsung Covid-19 kepada masyarakat.
“Sebelum Covid-19, dana desa untuk apa?” tanya Puan.
“Untuk bansos ke masyarakat, pembangunan jalan-jalan kampung. Kami juga buat shelter,” kata Lurah.
Lalu Puan meminta aspirasi dari petani milenial yang hadir, salah satunya Linggarsari Ayu. Perempuan yang akrab disapa Ayu itu mengungkapkan ia memilih menjadi petani karena ingin membantu orangtuanya yang sudah lanjut usia.
“Saya harap ke depan ada petani-petani muda yang mau mengerjakan sawah orangtuanya supaya sawahnya tidak dijual atau ditanami beton dijadikan di rumah,” sebut Ayu.
Puan pun mendukung munculnya banyak petani milenial. Ia menegaskan, Indonesia tidak bisa berdaulat pangan tanpa adanya petani. Oleh karenanya, DPR RI terus memberi perhatian besar bagaimana upaya meningkatkan kesejahteraan petani.
“Sebab tangan mereka yang memberi makan kita semua. Kita perlu secara bergotongroyong menghasilkan solusi-solusi lebih menyeluruh atas berbagai masalah klasik pertanian. Seperti soal harga pupuk yang tinggi, harga jual dan harga beli, antisipasi gagal panen, dan sebagainya,” tutur Puan.
Petani pun mengharapkan ada saluran induk air sebab ketika musim kemarau, air untuk mengaliri sawah tidak lancar. Kepada Wabup, Puan menanyakan apakah harapan petani bisa segera direalisasikan.
“Setiap tahun kami bertahap ini nanti akan kita selesaikan,” jawab Wabup Danang.
Kepada Lurah Sendangmulyo Budi Susanto, Puan juga menanyakan apakah dana desa digunakan untuk membangun infrastruktur pertanian. Lurah Budi mengatakan saat ini dana desa belum bisa digunakan untuk membantu pembangunan pertanian karena anggaran difokuskan untuk bantuan langsung Covid-19 kepada masyarakat.
“Sebelum Covid-19, dana desa untuk apa?” tanya Puan.
“Untuk bansos ke masyarakat, pembangunan jalan-jalan kampung. Kami juga buat shelter,” kata Lurah.
Lalu Puan meminta aspirasi dari petani milenial yang hadir, salah satunya Linggarsari Ayu. Perempuan yang akrab disapa Ayu itu mengungkapkan ia memilih menjadi petani karena ingin membantu orangtuanya yang sudah lanjut usia.
“Saya harap ke depan ada petani-petani muda yang mau mengerjakan sawah orangtuanya supaya sawahnya tidak dijual atau ditanami beton dijadikan di rumah,” sebut Ayu.
Puan pun mendukung munculnya banyak petani milenial. Ia menegaskan, Indonesia tidak bisa berdaulat pangan tanpa adanya petani. Oleh karenanya, DPR RI terus memberi perhatian besar bagaimana upaya meningkatkan kesejahteraan petani.
“Sebab tangan mereka yang memberi makan kita semua. Kita perlu secara bergotongroyong menghasilkan solusi-solusi lebih menyeluruh atas berbagai masalah klasik pertanian. Seperti soal harga pupuk yang tinggi, harga jual dan harga beli, antisipasi gagal panen, dan sebagainya,” tutur Puan.