Tombolotutu, Raja Muda Moutong yang Gigih Melawan Belanda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Salah satu tokoh yang memperoleh anugerah gelar Pahlawan Nasional dari Presiden Joko Widodo tahun ini adalah Tombolotutu. Dia adalah sosok istimewa dan terpandang di Sulawesi Tengah, salah satu raja di Kabupaten Parigi Moutong yang menerima tahta Kerajaan Moutong pada tahun 1877 dalam usia masih belia, yaitu 20 tahun.
Rumah Tombolotutu yang menjadi situs sejarah berada di Kecamatan Tinombo, sekitar 160 kilometer dari Kota Parigi. Di tempat ini tersimpan foto dokumentasi, perlengkapan rumah tangga, beberapa pakaian kerajaan serta dua buah senjata meriam peninggalan Tombolotutu.
Di masa penjajahan, Tombolotutu ikut berada di garda terdepan dalam garis perlawanan menghadapi Belanda kala itu. Bahkan dia mengorbankan nyawa.
Dalam situs resmi Pemkab Parigi Moutong disebutkan Belanda cukup kerepotan menghadapi perlawanan Tombolotutu. Sampai-sampai, Belanda harus mengerahkan Marsose, pasukan khusus yang pernah dikerahkan dalam Perang Diponegoro di Jawa. Untuk menghentikan perlawanan Tombolotutu, Belanda menurunkan kurang lebih berjumlah 170 personel pasukan Marsose.
Nama tokoh asal Sulawesi Selatan ini telah diusulkan pihak keluarga sebagai Pahlawan Nasional sejak tahun 1990-an. “Sejak mulai mengusulkan hingga Tombolotutu masuk dalam salah satu daftar Pahlawan Nasional, butuh waktu yang panjang dan ini menjadi satu kebanggaan kami,” ungkap Bupati Parigi Moutong Syamsudin Tombolotutu dikutip dari Antara, Rabu (31/10/2021).
Banyak upaya yang telah ditempuh untuk memperoleh gelar Pahlawan Nasional Tombolotutu. Salah satunya terjadi ketika Universitas Tadulako bekerja sama dengan Kabupaten Parigi Moutong untuk meneliti perjuangan Tombolotutu dalam berjuang melawan penjajahan Belanda.
Rumah Tombolotutu yang menjadi situs sejarah berada di Kecamatan Tinombo, sekitar 160 kilometer dari Kota Parigi. Di tempat ini tersimpan foto dokumentasi, perlengkapan rumah tangga, beberapa pakaian kerajaan serta dua buah senjata meriam peninggalan Tombolotutu.
Di masa penjajahan, Tombolotutu ikut berada di garda terdepan dalam garis perlawanan menghadapi Belanda kala itu. Bahkan dia mengorbankan nyawa.
Dalam situs resmi Pemkab Parigi Moutong disebutkan Belanda cukup kerepotan menghadapi perlawanan Tombolotutu. Sampai-sampai, Belanda harus mengerahkan Marsose, pasukan khusus yang pernah dikerahkan dalam Perang Diponegoro di Jawa. Untuk menghentikan perlawanan Tombolotutu, Belanda menurunkan kurang lebih berjumlah 170 personel pasukan Marsose.
Nama tokoh asal Sulawesi Selatan ini telah diusulkan pihak keluarga sebagai Pahlawan Nasional sejak tahun 1990-an. “Sejak mulai mengusulkan hingga Tombolotutu masuk dalam salah satu daftar Pahlawan Nasional, butuh waktu yang panjang dan ini menjadi satu kebanggaan kami,” ungkap Bupati Parigi Moutong Syamsudin Tombolotutu dikutip dari Antara, Rabu (31/10/2021).
Banyak upaya yang telah ditempuh untuk memperoleh gelar Pahlawan Nasional Tombolotutu. Salah satunya terjadi ketika Universitas Tadulako bekerja sama dengan Kabupaten Parigi Moutong untuk meneliti perjuangan Tombolotutu dalam berjuang melawan penjajahan Belanda.
(muh)