Tudingan terhadap Erick Thohir Dinilai Sarat Kepentingan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tudingan terhadap Menteri BUMN Erick Thohir terlibat dalam bisnis PCR dinilai sarat kepentingan dan sangat tendensius. Menurut Ketua Pemuda Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Arief Rosyid, tudingan tersebut kental muatan politis dan tidak berdasar.
"Berbagai serangan yang dialamatkan kepada Menteri BUMN Erick Thohir sangat tendensius, linear dengan kepentingan para mafia yang selama ini berdiri di belakang mereka," ujat Arief, Sabtu (6/11/2021).
Dia menilai langkah Erick Thohir menyeragamkan core values BUMN dengan AKHLAK yakni Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif mendapat apresiasi banyak pihak. Akan tetapi, keseimbangan ekonomi yang didengungkan oleh Erick Thohir itu mengganggu kepentingan para mafia.
"Keseimbangan ekonomi yang didengungkan oleh Menteri BUMN mengganggu kepentingan para mafia yang selama ini mengangkangi kepentingan yang lebih besar untuk umat dan bangsa," imbuhnya.
Erick Thohir diyakininya sudah cukup dan selesai dengan dirinya sendiri, sehingga dugaan bisnis PCR dan lain sebagainya dianggap fitnah belaka. Menurut dia, selama ini Erick Thohir fokus melakukan restrukturisasi BUMN dan membawa nama baik Indonesia ke panggung dunia internasional.
"Restrukturisasi BUMN yang dilakukan Erick Thohir mengartikulasikan komitmen Presiden Jokowi untuk menjadikan BUMN sebagai kekuatan ekonomi Indonesia untuk bisa bersaing di panggung dunia," ungkapnya.
Dia meyakini tudingan tersebut tidak akan mengganggu kinerja Erick Thohir. Termasuk dalam mengimplementasikan mimpi Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Maruf Amin agar Indonesia menjadi pusat Ekonomi Syariah di dunia.
Mimpi tersebut telah menjadi kenyataan, terbukti dengan Indonesia meraih peringkat pertama Islamic Finance Country Index (IFCI) pada Global Islamic Finance Report 2021. "Langkah Jihad Ekonomi yang disuarakan Menteri BUMN/Ketum MES Erick Thohir dengan berdiri pada pilar keseimbangan, keadilan, dan kemaslahatan harus didukung secara bersama-sama dengan kesungguhan hati," jelasnya.
"Ikhtiar ini akan menegakkan kepala kita sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, agar tidak menjadi buih di lautan dengan penguasaan kue ekonomi yang hanya dinikmati segelintir orang," pungkasnya.
"Berbagai serangan yang dialamatkan kepada Menteri BUMN Erick Thohir sangat tendensius, linear dengan kepentingan para mafia yang selama ini berdiri di belakang mereka," ujat Arief, Sabtu (6/11/2021).
Dia menilai langkah Erick Thohir menyeragamkan core values BUMN dengan AKHLAK yakni Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif mendapat apresiasi banyak pihak. Akan tetapi, keseimbangan ekonomi yang didengungkan oleh Erick Thohir itu mengganggu kepentingan para mafia.
"Keseimbangan ekonomi yang didengungkan oleh Menteri BUMN mengganggu kepentingan para mafia yang selama ini mengangkangi kepentingan yang lebih besar untuk umat dan bangsa," imbuhnya.
Erick Thohir diyakininya sudah cukup dan selesai dengan dirinya sendiri, sehingga dugaan bisnis PCR dan lain sebagainya dianggap fitnah belaka. Menurut dia, selama ini Erick Thohir fokus melakukan restrukturisasi BUMN dan membawa nama baik Indonesia ke panggung dunia internasional.
"Restrukturisasi BUMN yang dilakukan Erick Thohir mengartikulasikan komitmen Presiden Jokowi untuk menjadikan BUMN sebagai kekuatan ekonomi Indonesia untuk bisa bersaing di panggung dunia," ungkapnya.
Dia meyakini tudingan tersebut tidak akan mengganggu kinerja Erick Thohir. Termasuk dalam mengimplementasikan mimpi Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Maruf Amin agar Indonesia menjadi pusat Ekonomi Syariah di dunia.
Mimpi tersebut telah menjadi kenyataan, terbukti dengan Indonesia meraih peringkat pertama Islamic Finance Country Index (IFCI) pada Global Islamic Finance Report 2021. "Langkah Jihad Ekonomi yang disuarakan Menteri BUMN/Ketum MES Erick Thohir dengan berdiri pada pilar keseimbangan, keadilan, dan kemaslahatan harus didukung secara bersama-sama dengan kesungguhan hati," jelasnya.
"Ikhtiar ini akan menegakkan kepala kita sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, agar tidak menjadi buih di lautan dengan penguasaan kue ekonomi yang hanya dinikmati segelintir orang," pungkasnya.
(rca)