Konsisten Memakai Masker Bisa Cegah Gelombang Ketiga Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Manfaat memakai masker penutup hidung dan mulut saat pandemi Covid-19 sangat besar. Bahkan, jika masyarakat konsisten mengenakan masker, ancaman gelombang ketiga di Tanah Air bisa dicegah.
Epidemiolog Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada dr Riris Andono Ahmad mengungkapkan saat ini penularan Covid-19 di Tanah Air terkendali. "Kalau angka tersebut bisa dipertahankan dan memang benar-benar sebesar itu masyarakat yang menggunakan masker secara konsisten, maka akan mengurangi risiko gelombang ketiga," katanya, Minggu (31/10/2021).
Menurut dia, risiko untuk terjadinya gelombang berikutnya semakin meningkat setiap terjadi mobilitas musiman. "Jadi mobilitas musiman akhir tahun merupakan salah satu waktu yang meningkatkan risiko peningkatan," tuturnya.
Dia menilai strategi pencegahan secara konsisten merupakan mitigasi risiko peningkatan penularan Covid-19. "3M, 3T, vaksinasi dan kalau diperlukan ditambah dengan 2M, mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan," imbuhnya.
Sementara itu, Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sri Rahayu berpendapat bahwa angka positif Covid-19 yang mengalami penurunan belakangan ini merupakan hal yang sangat baik. "Pengalaman Indonesia dalam mengendalikan penyebaran Covid-19 dibicarakan di level dunia dan itu bukan retorika, tapi fakta di lapangan begitu adanya," ujar Sri Rahayu.
Dia mengungkapkan kunci keberhasilan pemerintah Indonesia menjaga kondisi saat ini antara lain kesadaran masyarakat tentang bahaya Covid-19. Kemudian, pentingnya protokol kesehatan tetap dilaksanakan.
Selain itu, kata dia, vaksinasi yang terus dilaksanakan. "Dan sosialisasi untuk tetap menjaga kesehatan dan imunitas serta gotong royong di masyarakat untuk saling mengingatkan dan membantu mengantisipasi terhadap penyebaran Covid-19," ungkapnya.
Dia menilai upaya yang dilakukan pemerintah pusat untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga Covid-19 bukan persoalan efektif atau tidak. "Apa yang dilakukan merupakan bagian dari upaya pencegahan dengan mengurangi mobilitas masyarakat," pungkasnya.
Sekadar diketahui, Indonesia diprediksi bakal mengalami gelombang ketiga Covid-19 pada Desember 2021 hingga Januari 2022. Pemerintah pun telah memutuskan untuk menghapus cuti bersama pada 24 Desember untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga Covid-19 di Tanah Air. Selain itu, pemerintah pusat juga melarang aparatur sipil negara (ASN) mengambil cuti dan memanfaatkan momentum hari libur nasional di akhir tahun.
Epidemiolog Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada dr Riris Andono Ahmad mengungkapkan saat ini penularan Covid-19 di Tanah Air terkendali. "Kalau angka tersebut bisa dipertahankan dan memang benar-benar sebesar itu masyarakat yang menggunakan masker secara konsisten, maka akan mengurangi risiko gelombang ketiga," katanya, Minggu (31/10/2021).
Menurut dia, risiko untuk terjadinya gelombang berikutnya semakin meningkat setiap terjadi mobilitas musiman. "Jadi mobilitas musiman akhir tahun merupakan salah satu waktu yang meningkatkan risiko peningkatan," tuturnya.
Dia menilai strategi pencegahan secara konsisten merupakan mitigasi risiko peningkatan penularan Covid-19. "3M, 3T, vaksinasi dan kalau diperlukan ditambah dengan 2M, mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan," imbuhnya.
Sementara itu, Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sri Rahayu berpendapat bahwa angka positif Covid-19 yang mengalami penurunan belakangan ini merupakan hal yang sangat baik. "Pengalaman Indonesia dalam mengendalikan penyebaran Covid-19 dibicarakan di level dunia dan itu bukan retorika, tapi fakta di lapangan begitu adanya," ujar Sri Rahayu.
Dia mengungkapkan kunci keberhasilan pemerintah Indonesia menjaga kondisi saat ini antara lain kesadaran masyarakat tentang bahaya Covid-19. Kemudian, pentingnya protokol kesehatan tetap dilaksanakan.
Selain itu, kata dia, vaksinasi yang terus dilaksanakan. "Dan sosialisasi untuk tetap menjaga kesehatan dan imunitas serta gotong royong di masyarakat untuk saling mengingatkan dan membantu mengantisipasi terhadap penyebaran Covid-19," ungkapnya.
Dia menilai upaya yang dilakukan pemerintah pusat untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga Covid-19 bukan persoalan efektif atau tidak. "Apa yang dilakukan merupakan bagian dari upaya pencegahan dengan mengurangi mobilitas masyarakat," pungkasnya.
Sekadar diketahui, Indonesia diprediksi bakal mengalami gelombang ketiga Covid-19 pada Desember 2021 hingga Januari 2022. Pemerintah pun telah memutuskan untuk menghapus cuti bersama pada 24 Desember untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga Covid-19 di Tanah Air. Selain itu, pemerintah pusat juga melarang aparatur sipil negara (ASN) mengambil cuti dan memanfaatkan momentum hari libur nasional di akhir tahun.
(rca)