Kemenag Berangkatkan Tim ke Arab Saudi Tinjau Pelaksanaan Umrah di Masa Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) akan memberangkatkan tim advance PPIU untuk meninjau pelaksanaan ibadah umrah di masa pandemi Covid-19. Hal ini akan dilakukan setelah pemberitahuan pembukaan jamaah umrah gelombang pertama 2021.
"Nanti kita atur soal PPIU, asosiasi kapasitasnya berapa kalau teman-teman dari PPIU mewakili berangkat dan ketika pulang sudah siap dengan konsekuensi yang akan disampaikan kepada jamaah mereka jadi lebih memudahkan. Tapi yang penting adalah mereka bisa berangkat dulu. Nah ini yang sedang kita perjuangkan," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief dalam audiensi bersama Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umroh (Forum SATHU) di Jakarta, Selasa (26/10/2021).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Sekjen Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Republik Indonesia (Kesthuri) Artha Hanif. Menurut dia, setelah diumumkan pihak asosiasi akan diberikan kesempatan untuk meninjau terlebih dahulu dan memberitahukan kepada masyarakat mengenai pelaksanaan ibadah umrah 1443 H.
"Iya pertama kali jadi SATHU Indonesia diberikan kesempatan untuk berangkat pertama maka akan kita manfaatkan bersama dengan pemerintah dalam hal ini Dirjen PHU melihat langsung dan untuk memasukkan bagaimana ke depan kita mestinya melayani jamaah umroh dari Indonesia dan jamaah haji ke depannya. Setelah kita kembali pasti tidak lama, baru kita review kepada masyarakat bahwa apabila berangkat umroh kondisi pelayanan akan dibuat sedemikian rupa misalnya nanti konsekuensi harga, protokol kesehatan, kesiapan mental dan segala macam kita akan jelaskan," sambungnya.
Dia mengatakan, untuk kepastian keberangkatan masih dalam bentuk wacana. Namun secara prinsip ketika pihaknya telah bertemu dengan duta besar Arab Saudi di Indonesia yang mengatakan bahwa Saudi Arabi sudah sangat siap untuk menerima tamu yang melaksanakan ibadah umrah termasuk dari Indonesia.
"Tinggal ada satu yang masih menunggu konfirmasi atau update dari Kemenkes. Yang lain-lainnya dianggap sudah siap tinggal dari Kemenkes. Kita sudah sampaikan bahwa secara prinsipnya Kerajaan Saudi Arabia sudah membuka diri untuk Indonesia bisa berangkat umrah tapi kami mendapat informasi bahwa masih ada sudah 10 hari Kerajaan Raja Arab Saudi menunggu konfirmasi dari Kemenkes tetapi tidak diberitahu apa itu. Sudah kita sampaikan di dalam FGD yang melibatkan beberapa kementerian dan lembaga terkait yang di inisiasi oleh staf khusus wakil presiden.Mudah-mudahan semua prosesi ini semakin terbuka clear makin bisa memberikan harapan besar bahwa tidak lama lagi insya Allah umrah sudah bisa dibuka," harapnya.
"Nanti kita atur soal PPIU, asosiasi kapasitasnya berapa kalau teman-teman dari PPIU mewakili berangkat dan ketika pulang sudah siap dengan konsekuensi yang akan disampaikan kepada jamaah mereka jadi lebih memudahkan. Tapi yang penting adalah mereka bisa berangkat dulu. Nah ini yang sedang kita perjuangkan," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief dalam audiensi bersama Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umroh (Forum SATHU) di Jakarta, Selasa (26/10/2021).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Sekjen Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Republik Indonesia (Kesthuri) Artha Hanif. Menurut dia, setelah diumumkan pihak asosiasi akan diberikan kesempatan untuk meninjau terlebih dahulu dan memberitahukan kepada masyarakat mengenai pelaksanaan ibadah umrah 1443 H.
"Iya pertama kali jadi SATHU Indonesia diberikan kesempatan untuk berangkat pertama maka akan kita manfaatkan bersama dengan pemerintah dalam hal ini Dirjen PHU melihat langsung dan untuk memasukkan bagaimana ke depan kita mestinya melayani jamaah umroh dari Indonesia dan jamaah haji ke depannya. Setelah kita kembali pasti tidak lama, baru kita review kepada masyarakat bahwa apabila berangkat umroh kondisi pelayanan akan dibuat sedemikian rupa misalnya nanti konsekuensi harga, protokol kesehatan, kesiapan mental dan segala macam kita akan jelaskan," sambungnya.
Dia mengatakan, untuk kepastian keberangkatan masih dalam bentuk wacana. Namun secara prinsip ketika pihaknya telah bertemu dengan duta besar Arab Saudi di Indonesia yang mengatakan bahwa Saudi Arabi sudah sangat siap untuk menerima tamu yang melaksanakan ibadah umrah termasuk dari Indonesia.
"Tinggal ada satu yang masih menunggu konfirmasi atau update dari Kemenkes. Yang lain-lainnya dianggap sudah siap tinggal dari Kemenkes. Kita sudah sampaikan bahwa secara prinsipnya Kerajaan Saudi Arabia sudah membuka diri untuk Indonesia bisa berangkat umrah tapi kami mendapat informasi bahwa masih ada sudah 10 hari Kerajaan Raja Arab Saudi menunggu konfirmasi dari Kemenkes tetapi tidak diberitahu apa itu. Sudah kita sampaikan di dalam FGD yang melibatkan beberapa kementerian dan lembaga terkait yang di inisiasi oleh staf khusus wakil presiden.Mudah-mudahan semua prosesi ini semakin terbuka clear makin bisa memberikan harapan besar bahwa tidak lama lagi insya Allah umrah sudah bisa dibuka," harapnya.
(cip)