Konjen RI Jeddah: Sinovac dan Sinopharm Diakui tapi Tak Dipakai Arab Saudi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Konsul Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI) di Jeddah, Eko Hartono memastikan bahwa vaksin jenis Sinovac dan Sinopharm diakui. Namun, dua jenis vaksin tersebut tidak digunakan oleh Arab Saudi.
"Jadi Saudi sekarang menggunakan empat vaksin yaitu Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan Jhonson & Jhonson. Setelah WHO mengakui dua vaksin lagi yaitu Sinovac dan Sinopharm, maka kemudian Arab Saudi juga mengakui keduanya sebagai vaksin yang diakui," kata Eko dalam dialog 'Kabar Umroh Untuk Indonesia' melalui Youtube Kemenkominfo TV, Kamis (21/10/2021).
"Tapi, tidak dipakai oleh Saudi. Nah ini harus dibedakan oleh kita semua bahwa antara yang dipakai dengan yang diakui supaya gak bingung kita," katanya.
Baca juga: Calon Jemaah Umrah Pengguna Vaksin Sinovac Siap-siap Disuntik Dosis 3
Eko membeberkan hingga saat ini empat jenis vaksin yang digunakan dan enam yang diakui Arab Saudi. Kemudian, hingga saat ini belum ada aturan terkait booster sehingga jamaah asing belum bisa masuk.
"Jadi empat yang dipakai dan enam yang diakui. Karena Sinovac dan Sinopharm WHO mengakui jadi Saudi pun mengakui. Tapi, tidak dipakai. Nah sampai nanti ada kesepakatan, sampai ada aturan mengenai booster mengenai vaksin ini, maka jamaah asing belum bisa masuk," ujarnya.
Eko mengatakan, ketimbang pusing terkait jenis vaksin, dirinya lebih mementingkan cara agar sertifikat vaksin dapat terbaca oleh petugas Arab Saudi. Sebab, tanpa dibaca tidak bisa memasuki kawasan Arab Saudi.
Baca juga: Sinovac Siap Mendukung Indonesia Menjadi Pusat Vaksin di Kawasan
"Nah yang paling penting sekarang adalah bagaimana petugas Arab Saudi itu bisa membaca sertifikat vaksin kita. Nah ini yang belom bisa, kami sudah mencoba teman-teman di lapangan sudah mencoba untuk memastikan bahwa barcode yang kita punya di PeduliLindungi itu bisa dibaca oleh petugas Saudi. Nah sampai sekarang tidak bisa. Tanpa dibaca itu tidak mungkin jamaah bisa masuk Masjidil Haram itu aja," katanya.
Lihat Juga: Siapkan Ribuan Kamar Hotel di Haji 2025, BPKH Limited Tawarkan Diri Jadi Agregator di Arab Saudi
"Jadi Saudi sekarang menggunakan empat vaksin yaitu Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan Jhonson & Jhonson. Setelah WHO mengakui dua vaksin lagi yaitu Sinovac dan Sinopharm, maka kemudian Arab Saudi juga mengakui keduanya sebagai vaksin yang diakui," kata Eko dalam dialog 'Kabar Umroh Untuk Indonesia' melalui Youtube Kemenkominfo TV, Kamis (21/10/2021).
"Tapi, tidak dipakai oleh Saudi. Nah ini harus dibedakan oleh kita semua bahwa antara yang dipakai dengan yang diakui supaya gak bingung kita," katanya.
Baca juga: Calon Jemaah Umrah Pengguna Vaksin Sinovac Siap-siap Disuntik Dosis 3
Eko membeberkan hingga saat ini empat jenis vaksin yang digunakan dan enam yang diakui Arab Saudi. Kemudian, hingga saat ini belum ada aturan terkait booster sehingga jamaah asing belum bisa masuk.
"Jadi empat yang dipakai dan enam yang diakui. Karena Sinovac dan Sinopharm WHO mengakui jadi Saudi pun mengakui. Tapi, tidak dipakai. Nah sampai nanti ada kesepakatan, sampai ada aturan mengenai booster mengenai vaksin ini, maka jamaah asing belum bisa masuk," ujarnya.
Eko mengatakan, ketimbang pusing terkait jenis vaksin, dirinya lebih mementingkan cara agar sertifikat vaksin dapat terbaca oleh petugas Arab Saudi. Sebab, tanpa dibaca tidak bisa memasuki kawasan Arab Saudi.
Baca juga: Sinovac Siap Mendukung Indonesia Menjadi Pusat Vaksin di Kawasan
"Nah yang paling penting sekarang adalah bagaimana petugas Arab Saudi itu bisa membaca sertifikat vaksin kita. Nah ini yang belom bisa, kami sudah mencoba teman-teman di lapangan sudah mencoba untuk memastikan bahwa barcode yang kita punya di PeduliLindungi itu bisa dibaca oleh petugas Saudi. Nah sampai sekarang tidak bisa. Tanpa dibaca itu tidak mungkin jamaah bisa masuk Masjidil Haram itu aja," katanya.
Lihat Juga: Siapkan Ribuan Kamar Hotel di Haji 2025, BPKH Limited Tawarkan Diri Jadi Agregator di Arab Saudi
(abd)