Mengenal M Rasjidi, Menteri Agama Pertama RI
loading...
A
A
A
Pada 1938, Rasjidi pulang ke Tanah Air dan menikah. Dia mulai tertarik terjun ke dunia politik dan menjadi anggota Partai Islam Indonesia (1940). Di tahun yang sama, dia juga menjadi anggota Alliance Francaise (Perhimpunan Prancis) di Yogyakarta.
Menurut catatan Wikipedia, dalam Kabinet Sjahrir I (14 November 1945-12 Maret 1946), Rasjidi ditunjuk sebagai Menteri Negara (Urusan Agama).
Dikutip dari kemenag.go.id, Rasjidi diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai Menteri Agama RI yang pertama. Dia adalah seorang ulama berlatar belakang pendidikan Islam modern dan di kemudian hari dikenal sebagai pemimpin Islam terkemuka dan tokoh Muhammadiyah.
Rasjidi saat itu adalah menteri tanpa portfolio dalam Kabinet Sjahrir. Dalam jabatan selaku menteri negara (menggantikan K.H. A. Wahid Hasjim), Rasjidi sudah bertugas mengurus permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan umat Islam.
Selanjutnya, dalam Kabinet Sjahrir II (12 Maret 1946-2 Oktober 1946), Rasjidi kembali dipercaya menjadi Menteri Agama.
Johan Prasetya dalam buku Pahlawan-Pahlawan Bangsa yang Terlupakan (Penerbit Saufa, Agustus 2014) menuliskan, Rasjidi kemudian disibukkan dengan urusan diplomasi saat menjadi salah satu anggota delegasi RI yang dipimpin Haji Agus Salim pada Inter Asian Relation Conference di New Delhi, 23 Maret 1947.
Setelah penyerahan kedaulatan, Rasjidi diangkat menjadi Duta Besar RI untuk Mesir merangkap Arab Saudi yang berkedudukan di Kairo. Dua tahun menjadi dubes di Kairo, dia dipindahkan ke Teheran sebagai Dubes Iran merangkap Afghanistan pada tahun 1953.
Kegiatan diplomasi dia tanggalkan saat menyelesaikan disertasinya di Universitas Sorbonne, Prancis. Pada 23 Mei 1956, Rasjidi lulus dengan predikat cum laude dan berhak meraih gelar doktor.
Lulus dari Sorbonne, Rasjidi diangkat pemerintah menjadi Dubes RI di Pakistan sampai terjadinya guncangan politik di Tanah Air sekitar 1958.
Lalu, Rasjidi mendapat tawaran mengajar di McGill University di Montreal, Kanada, sebagai Associate Professore bidang ilmu Agama Islam selama lima tahun, sebelum menerima tawaran untuk mengelola sebuah masjid, perpustakaan, dan lembaga pendidikan di Washington DC.
Menurut catatan Wikipedia, dalam Kabinet Sjahrir I (14 November 1945-12 Maret 1946), Rasjidi ditunjuk sebagai Menteri Negara (Urusan Agama).
Dikutip dari kemenag.go.id, Rasjidi diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai Menteri Agama RI yang pertama. Dia adalah seorang ulama berlatar belakang pendidikan Islam modern dan di kemudian hari dikenal sebagai pemimpin Islam terkemuka dan tokoh Muhammadiyah.
Rasjidi saat itu adalah menteri tanpa portfolio dalam Kabinet Sjahrir. Dalam jabatan selaku menteri negara (menggantikan K.H. A. Wahid Hasjim), Rasjidi sudah bertugas mengurus permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan umat Islam.
Selanjutnya, dalam Kabinet Sjahrir II (12 Maret 1946-2 Oktober 1946), Rasjidi kembali dipercaya menjadi Menteri Agama.
Johan Prasetya dalam buku Pahlawan-Pahlawan Bangsa yang Terlupakan (Penerbit Saufa, Agustus 2014) menuliskan, Rasjidi kemudian disibukkan dengan urusan diplomasi saat menjadi salah satu anggota delegasi RI yang dipimpin Haji Agus Salim pada Inter Asian Relation Conference di New Delhi, 23 Maret 1947.
Setelah penyerahan kedaulatan, Rasjidi diangkat menjadi Duta Besar RI untuk Mesir merangkap Arab Saudi yang berkedudukan di Kairo. Dua tahun menjadi dubes di Kairo, dia dipindahkan ke Teheran sebagai Dubes Iran merangkap Afghanistan pada tahun 1953.
Kegiatan diplomasi dia tanggalkan saat menyelesaikan disertasinya di Universitas Sorbonne, Prancis. Pada 23 Mei 1956, Rasjidi lulus dengan predikat cum laude dan berhak meraih gelar doktor.
Lulus dari Sorbonne, Rasjidi diangkat pemerintah menjadi Dubes RI di Pakistan sampai terjadinya guncangan politik di Tanah Air sekitar 1958.
Lalu, Rasjidi mendapat tawaran mengajar di McGill University di Montreal, Kanada, sebagai Associate Professore bidang ilmu Agama Islam selama lima tahun, sebelum menerima tawaran untuk mengelola sebuah masjid, perpustakaan, dan lembaga pendidikan di Washington DC.