Ketua DPD RI: Kecakapan Literasi Digital Salah Satu Solusi Kebutuhan Pencari Kerja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menilai kecakapan literasi digital sangat dibutuhkan saat ini. Literasi digital menjadi solusi menjawab angka pencari kerja.
Menurut LaNyalla, literasi digital akan membuka kesempatan kepada generasi milenial yang rata-rata angkatan kerja untuk membuka peluang usaha.
"Dengan literasi digital yang baik, saya optimistis generasi milenial akan mampu menangkap peluang usaha. Dengan begitu, angka pencari kerja yang cukup tinggi dapat ditekan," tutur LaNyalla, Selasa (26/10/2021).
LaNyalla melanjutkan, salah satu yang menjadi fokus pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM) milenial adalah penyerapan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada dunia usaha dan dunia industri.
"Namun, pergeseran paradigma Era Society 5.0 , selain bekerja di industri atau melanjutkan studi di jenjang pendidikan tinggi, setiap orang dituntut memiliki kemampuan wirausaha," tutur LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur itu menambahkan, Era Society 5.0 menjadikan peluang-peluang usaha lebih besar melalui pemanfaatan penggunaan artificial intelligence. Pada titik itu, kecerdasan literasi digital menjadi penting untuk dikuasai oleh generasi milenial untuk memanfaatkan peluang tersebut.
"Generasi milenial perlu beradaptasi dengan kecerdasan literasi digital agar dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak," katanya.
Saat ini, kata LaNyalla, tak lagi dapat dihindari jika teknologi merupakan ruang bagi generasi milenial yang dapat dijadikan salah satu pilihan untuk berkreasi pada bidang entrepreneurship. "Pemanfaatan ini akan menekan persaingan ketat dalam memilih jenis pekerjaan dan lebih menguntungkan," ujar dia.
Dia mengatakan, generasi milenial, terlebih anak-anak setingkat SMK atau SMA, perlu mempersiapkan diri menghadapi Era Society 5.0 dengan mengakselerasi literasi digital yang meliputi digital ethics, digital culture, digital skills, dan digital safety.
"Penguasaan ini penting, karena literasi digital bukan hanya bermanfaat untuk membuka peluang bisnis, tetapi juga dapat membantu mempermudah arus informasi yang diperlukan dalam pendidikan, baik tingkat sekolah ataupun tingkat kuliah," ucapnya.
LaNyalla yakin, jika kecakapan digital ini diseriusi, akan dapat melahirkan profesional-profesional muda, pebisnis dan profesi lainnya, sehingga dapat menekan angka pencari kerja.
Menurut LaNyalla, literasi digital akan membuka kesempatan kepada generasi milenial yang rata-rata angkatan kerja untuk membuka peluang usaha.
"Dengan literasi digital yang baik, saya optimistis generasi milenial akan mampu menangkap peluang usaha. Dengan begitu, angka pencari kerja yang cukup tinggi dapat ditekan," tutur LaNyalla, Selasa (26/10/2021).
LaNyalla melanjutkan, salah satu yang menjadi fokus pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM) milenial adalah penyerapan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada dunia usaha dan dunia industri.
"Namun, pergeseran paradigma Era Society 5.0 , selain bekerja di industri atau melanjutkan studi di jenjang pendidikan tinggi, setiap orang dituntut memiliki kemampuan wirausaha," tutur LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur itu menambahkan, Era Society 5.0 menjadikan peluang-peluang usaha lebih besar melalui pemanfaatan penggunaan artificial intelligence. Pada titik itu, kecerdasan literasi digital menjadi penting untuk dikuasai oleh generasi milenial untuk memanfaatkan peluang tersebut.
"Generasi milenial perlu beradaptasi dengan kecerdasan literasi digital agar dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak," katanya.
Saat ini, kata LaNyalla, tak lagi dapat dihindari jika teknologi merupakan ruang bagi generasi milenial yang dapat dijadikan salah satu pilihan untuk berkreasi pada bidang entrepreneurship. "Pemanfaatan ini akan menekan persaingan ketat dalam memilih jenis pekerjaan dan lebih menguntungkan," ujar dia.
Dia mengatakan, generasi milenial, terlebih anak-anak setingkat SMK atau SMA, perlu mempersiapkan diri menghadapi Era Society 5.0 dengan mengakselerasi literasi digital yang meliputi digital ethics, digital culture, digital skills, dan digital safety.
"Penguasaan ini penting, karena literasi digital bukan hanya bermanfaat untuk membuka peluang bisnis, tetapi juga dapat membantu mempermudah arus informasi yang diperlukan dalam pendidikan, baik tingkat sekolah ataupun tingkat kuliah," ucapnya.
LaNyalla yakin, jika kecakapan digital ini diseriusi, akan dapat melahirkan profesional-profesional muda, pebisnis dan profesi lainnya, sehingga dapat menekan angka pencari kerja.
(zik)