Satgas Tegaskan PCR Paling Akurat untuk Screening Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Bidang Komunikasi Publik Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Hery Trianto menegaskan polymerase chain reaction ( PCR ) merupakan golden test dengan sensitivitas paling tinggi dalam screening Covid-19. Karena itu, metode ini paling tepat untuk mencegah penyebaran virus corona.
"Jadi memang paling aman saat ini adalah memastikan bahwa tes yang digunakan adalah golden test dengan sensitivitas paling tinggi yakni PCR," kata Hery dalam keterangannya, Minggu (24/10/2021).
Hal ini ditegaskan Hery menjawab polemik PCR tes yang menjadi syarat wajib untuk bisa menggunakan moda transportasi udara atau pesawat mulai Minggu, 24 Oktober 2021. Meski begitu, Hery mengatakan bahwa pemerintah, dalam hal ini Satgas Covid-19, akan terus melakukan review terkait kebijakan ini.
Baca juga: Syarat PCR Dikeluhkan Penumpang Pesawat di Bandara YIA
"Tapi tentu saja ini akan terus kita review, karena berjalannya hingga tanggal 1 November," katanya.
Hery mengatakan, kasus Covid-19 tidak menunjukkan lonjakan, maka akan dievaluasi apakah akan tetap menggunakan tes PCR sebagai syarat moda transportasi udara atau bisa diganti dengan tes antigen seperti sebelumnya.
"Kalau kemudian kasusnya ini bisa terus rendah seperti sekarang, nanti pasti akan dievaluasi untuk kemudian mempermudah juga bagi masyarakat untuk melakukan mobilitas," kata Hery.
Baca juga: Dari 14 Unit di Awal Pandemi, Kini Ada 700 Laboratorium Tes PCR di Indonesia
"Jadi memang paling aman saat ini adalah memastikan bahwa tes yang digunakan adalah golden test dengan sensitivitas paling tinggi yakni PCR," kata Hery dalam keterangannya, Minggu (24/10/2021).
Hal ini ditegaskan Hery menjawab polemik PCR tes yang menjadi syarat wajib untuk bisa menggunakan moda transportasi udara atau pesawat mulai Minggu, 24 Oktober 2021. Meski begitu, Hery mengatakan bahwa pemerintah, dalam hal ini Satgas Covid-19, akan terus melakukan review terkait kebijakan ini.
Baca juga: Syarat PCR Dikeluhkan Penumpang Pesawat di Bandara YIA
"Tapi tentu saja ini akan terus kita review, karena berjalannya hingga tanggal 1 November," katanya.
Hery mengatakan, kasus Covid-19 tidak menunjukkan lonjakan, maka akan dievaluasi apakah akan tetap menggunakan tes PCR sebagai syarat moda transportasi udara atau bisa diganti dengan tes antigen seperti sebelumnya.
"Kalau kemudian kasusnya ini bisa terus rendah seperti sekarang, nanti pasti akan dievaluasi untuk kemudian mempermudah juga bagi masyarakat untuk melakukan mobilitas," kata Hery.
Baca juga: Dari 14 Unit di Awal Pandemi, Kini Ada 700 Laboratorium Tes PCR di Indonesia
(abd)