Pengetatan Syarat Penerbangan Dinilai Sebagai Bentuk Perlindungan

Sabtu, 23 Oktober 2021 - 11:05 WIB
loading...
Pengetatan Syarat Penerbangan...
Pengetatan syarat penerbangan dinilai sebagai bentuk perlindungan kepada masyarakat dari paparan virus Covid-19. Foto/Ilustrasi/Dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pengetatan syarat penerbangan dinilai sebagai bentuk perlindungan kepada masyarakat dari paparan virus Covid-19 . Aturan yang mewajibkan pelaku perjalanan domestik atau penumpang pesawat untuk menyertakan hasil pemeriksaan negatif Covid-19 dengan skema PCR memiliki tujuan positif.

Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengatakan bahwa alat yang paling akurat untuk mengecek seseorang positif Covid-19 atau tidak hanya PCR. "Nah untuk itu pemerintah ingin memastikan bahwa siapapun yang naik pesawat itu adalah betul-betul tingkat probabilitasnya untuk positif itu kecil, yaitu dengan PCR," katanya, Sabtu (23/10/2021).

Dia menjelaskan jika suatu perjalanan pesawat memakan waktu sekitar 1-3 jam, maka potensi penyebaran Covid-19 di dalamnya sangat tinggi. Sehingga, dia menilai harus dipahami bersama bahwa aturan itu memiliki tujuan baik.



"Kalau itu masuk akal di saat kita sudah mulai dibuka kelonggaran-kelonggaran, ya harus dimaklumi ketika keputusan pemerintah itu sebagai bentuk perlindungan masyarakat atau rakyat terhadap potensi penyebaran gara-gara ada orang yang positif naik pesawat. Saya kira masuk akal. Karena dibandingkan dengan antigen ya akuratnya pasti jauh, lebih bagusan PCR kan," ujarnya.

Terlebih, kata dia, banyak peristiwa seseorang yang telah menjalani tes antigen dinyatakan positif Covid-19 setelah tes PCR. Diakuinya bahwa aturan itu tidak menyenangkan banyak pihak.

"Tapi juga sekali lagi ini pilihan sulit yang harus ditempuh. Tetapi inilah bentuk tanggungjawab negara dalam rangka melindungi rakyat dari potensi klaster Covid-19 ketika naik pesawat. Kita berpikirnya positif. Tetapi ini semata-mata untuk menghalau atau mengantisipasi terhadap potensi ledakan Covid-19 dari klaster pesawat terbang,"kata politikus PDIP ini.

Maka itu, dia meyakini kebijakan yang diambil pemerintah itu telah melalui pertimbangan matang. Apalagi, kata dia, pesawat selalu penuh setiap akhir pekan belakangan ini.

Sehingga, diakuinya untuk mendapatkan tiket pesawat saat ini terbilang sulit. "Saya sendiri kemarin ketika dari Solo menuju Jakarta, bahkan lewat Jogja menuju Jakarta pun sudah tidak ada pesawat," kata Rahmad Handoyo

Jika demikian kondisinya, kata dia, hampir dipastikan tidak ada social distancing di dalam pesawat. "Nah atas dasar itulah bahwa perlu yang naik pesawat itu benar-benar berpotensi untuk tidak positif itu harus besar," katanya.

Sementara itu, dukungan terhadap kebijakan yang diambil oleh pemerintah itu juga disampaikan oleh Ketua Satuan Tugas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban. Kebijakan tes PCR sebagai syarat guna melakukan perjalanan domestik atau penumpang pesawat dinilai penting.

Upaya yang dilakukan pemerintah itu dianggap sebagai bentuk kehati-hatian. "Saya pikir kebijakan tes PCR negatif sebelum naik pesawat itu penting," cuit Zubairi melalui akun Twitternya, Jumat (22/10/2021).

Para pengguna pesawat pun diajak untuk tetap menggunakan masker saat di dalam transportasi udara itu. Dia menyinggung potensi penularan Covid-19 di ruangan tertutup seperti pesawat. "Sehingga, masker pun tetap wajib di tempat tertutup seperti pesawat," tuturnya.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Waspadai Lagi Covid-19,...
Waspadai Lagi Covid-19, Kemenkes Imbau Tetap Prokes dan Hidup Sehat
188 Ribu Penumpang Diprediksi...
188 Ribu Penumpang Diprediksi Padati Bandara Soetta pada Puncak Mudik 6 April 2024
Saran Epidemiolog Cegah...
Saran Epidemiolog Cegah Lonjakan Covid-19 saat Libur Nataru
Kasus Covid-19 Naik,...
Kasus Covid-19 Naik, Menko Muhadjir Effendy Minta Masyarakat Jangan Panik
Jokowi: Indonesia Salah...
Jokowi: Indonesia Salah Satu Negara Terbaik Atasi Covid-19 dan Dampak Ekonominya
Bupati Bengkulu Selatan...
Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi Dilaporkan ke KPK Terkait Dugaan Korupsi Dana Covid-19
Presiden Jokowi: Kalau...
Presiden Jokowi: Kalau Sudah Masuk Endemi, Kena Covid-19 Bayar
Kasus Covid-19 di Indonesia...
Kasus Covid-19 di Indonesia Bertambah 190, Meninggal 5 Orang
Ahli Epidemiologi Lihat...
Ahli Epidemiologi Lihat Indonesia Sudah Siap Akhiri Darurat Covid-19
Rekomendasi
Bacaan Zikir Wanita...
Bacaan Zikir Wanita Haid di Bulan Ramadan
Kiper Bahrain Ketar-ketir:...
Kiper Bahrain Ketar-ketir: Timnas Indonesia Sama Sulitnya dengan Lawan Raksasa Asia
Ini 5 Fakultas/Sekolah...
Ini 5 Fakultas/Sekolah ITB dengan Keketatan Tertinggi pada SNBT 2025, Tertarik?
Berita Terkini
Presiden Bakal Umumkan...
Presiden Bakal Umumkan Tunjangan Guru ASN Langsung ke Rekening
1 jam yang lalu
Menkomdigi Sebut Status...
Menkomdigi Sebut Status Seskab Berlandaskan Kewenangan Konstitusional
2 jam yang lalu
Ahok Penuhi Panggilan...
Ahok Penuhi Panggilan Kejagung: Apa yang Saya Tahu Akan Saya Sampaikan!
2 jam yang lalu
Daftar Lengkap 10 Kapolda...
Daftar Lengkap 10 Kapolda Baru pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Mutasi Polri Maret 2025:...
Mutasi Polri Maret 2025: Irjen Rusdi Hartono Jabat Kapolda Sulsel, Brigjen Mardiyono Kapolda Bengkulu
3 jam yang lalu
Daftar Polwan Baru Jabat...
Daftar Polwan Baru Jabat Kapolres pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Infografis
Pilih Tangkap Putin...
Pilih Tangkap Putin daripada Netanyahu, Uni Eropa Dinilai Munafik
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved