Menelaah Lebih Jauh Stereotip Gender Sejak Anak-Anak
loading...
A
A
A
baca juga: Bikin Bingung! Ternyata Ada 18 Jenis Gender di Thailand
Kemudian pada usia sekitar 3-5 tahun, anak akan diolok-olok oleh teman sebayanya apabila bermain dengan mainan lawan jenisnya seperti anak laki-laki yang bermain boneka dan anak perempuan yang bermain truk. Begitu anak mengenal identitasnya sebagi laki-laki atau perempuan, mereka mulai berperilaku dengan berpedoman pada norma gender yang ia ketahui sehingga perilakunya bersifat stereotip. Semakin bertambah usia, perilaku stereotip akan meluas sampai ke bidang pekerjaan, olahraga, dan bidang kehidupan lainnya.
baca juga: Masih Adakah Bias Gender dalam Kredit Perbankan?
Meskipun perilaku stereotip ini menurun seiring dengan berkembangnya fleksibilitas gender, tetapi pengaruhnya tidak dapat hilang sepenuhnya. Secara mendalam, penulis buku ini memaparkan upaya yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatasi stereotip gender pada anak yaitu dengan melakukan pendekatan androgini. Pada dasarnya konsep androgini dapat mendorong anak untuk bersikap adaptif terhadap lingkungan sosial, di mana anak dapat mengetahui kapan harus bersikap feminin dan kapan harus berprilaku maskulin. Pendidikan androgini telah terbukti menghasilkan hal positif bagi anak untuk membantu tercapainya perkembangan secara optimal.
Pada 8 bab yang terdapat dalam buku ini, penulis memberikan pemahaman tentang memperlakukan anak sebagai individu yang memiliki sifat fleksibel hingga dapat berkembang secara optimal dan dapat menghargai peran setiap orang tanpa melihat gender mereka.
Judul Buku: Perkembangan Gender Anak dalam Perspektif Psikologi
Penulis: Dra. Yulia Ayriza, M.Si., Ph.D
Penerbit: PT REMAJA ROSDAKARYA
Cetakan: Agustus 2021 (I)
Tebal: 230 halaman
Kemudian pada usia sekitar 3-5 tahun, anak akan diolok-olok oleh teman sebayanya apabila bermain dengan mainan lawan jenisnya seperti anak laki-laki yang bermain boneka dan anak perempuan yang bermain truk. Begitu anak mengenal identitasnya sebagi laki-laki atau perempuan, mereka mulai berperilaku dengan berpedoman pada norma gender yang ia ketahui sehingga perilakunya bersifat stereotip. Semakin bertambah usia, perilaku stereotip akan meluas sampai ke bidang pekerjaan, olahraga, dan bidang kehidupan lainnya.
baca juga: Masih Adakah Bias Gender dalam Kredit Perbankan?
Meskipun perilaku stereotip ini menurun seiring dengan berkembangnya fleksibilitas gender, tetapi pengaruhnya tidak dapat hilang sepenuhnya. Secara mendalam, penulis buku ini memaparkan upaya yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatasi stereotip gender pada anak yaitu dengan melakukan pendekatan androgini. Pada dasarnya konsep androgini dapat mendorong anak untuk bersikap adaptif terhadap lingkungan sosial, di mana anak dapat mengetahui kapan harus bersikap feminin dan kapan harus berprilaku maskulin. Pendidikan androgini telah terbukti menghasilkan hal positif bagi anak untuk membantu tercapainya perkembangan secara optimal.
Pada 8 bab yang terdapat dalam buku ini, penulis memberikan pemahaman tentang memperlakukan anak sebagai individu yang memiliki sifat fleksibel hingga dapat berkembang secara optimal dan dapat menghargai peran setiap orang tanpa melihat gender mereka.
Judul Buku: Perkembangan Gender Anak dalam Perspektif Psikologi
Penulis: Dra. Yulia Ayriza, M.Si., Ph.D
Penerbit: PT REMAJA ROSDAKARYA
Cetakan: Agustus 2021 (I)
Tebal: 230 halaman