Pengamat Politik LIPI Sebut Airlangga Mampu Bikin Golkar Utuh dan Stabil

Rabu, 20 Oktober 2021 - 08:10 WIB
loading...
Pengamat Politik LIPI...
Kepemimpinan Ketua Umum DPP Golkar, Airlangga Hartarto, dinilai mampu menjaga harmonisasi partai. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Partai Golkar yang usianya telah mencapai 57 tahun, dinilai sudah menjadi partai modern dan independen. Hal ini dikatakan pengamat politik LIPI, Wasisto Raharjo.

Baca Juga: Airlangga
Baca juga: Ziarah ke Makam Pahlawan, Airlangga Berikan Arahan Khusus ke Kader Partai Golkar

"Harus diakui, Airlangga mampu membuat Golkar tetap utuh dan stabil sebagai institusi pascakasus yang menimpa Setya Novanto yang saat itu menjadi ketua umum," kata Wasisto, Rabu (20/10/2021).

Meski demikian, Wasis menyarankan Airlangga terus meningkatkan komunikasi politiknya agar lebih membumi di akar rumput. Kata dia, transformasi Golkar dari "golongan" menjadi "partai", menandai Golkar sebagai partai modern yang independen, dan terlepas dari bayang-bayang Orde Baru.

Wasis memuji Akbar Tanjung yang saat itu mampu membawa Golkar untuk melakukan transformasi dari "golongan" menjadi sebuah "partai modern" di tahun 1999. Sehingga, mampu menjadi pemenang kedua Pileg 1999 dan pemenang utama di Pileg 2004.

Menurut Wasis, sistem kaderisasi di Golkar juga berjalan baik, karena partai ini sudah lama dan sangat berpengalaman di pusat kekuasaan, baik pusat maupun daerah. Hal itu juga menjadi daya tarik bagi elite lain dan pemilih untuk tetap memilih Golkar.

"Kedua, relasi antar faksi internal partai berjalan seimbang dan dinamis. Tidak ada faksi yang menjadi veto player, seperti partai lainnya yang cenderung jadi partai personal seperti Mega di PDIP, Prabowo di Gerindra dan SBY di Demokrat," jelasnya.

Salah satu kunci yang bisa membuat Golkar kuat menurut Wasis adalah, membangun relasi yang mutual dan harmonis antara partai dan sayap organisasi partai itu sendiri.

Karena Golkar kata dia, terdiri dari berbagai macam organisasi lintas profesi sebagai pendiri partai, maka relasi dengan kader di organisasi sayap maupun pemilih di akar rumput adalah kuncinya.

"Hal ini yang patut dicontoh partai lain karena seringkali terjadi kesenjangan struktural antara elite partai, kader organisasi sayap, maupun pemilih itu sendiri. Di mana peran organisasi sayap partai sering dikesampingkan dari proses pembuatan kebijakan strategis partai," ujar Wasis.

Kondisi tersebut menurutnya, membuat banyak partai hanya mengandalkan ketokohan yang ironisnya nanti juga menentukan hidup matinya partai itu.

"Golkar bisa adaptif dan selalu berada dalam arena kekuasaan, karena komunikasi internal secara institusional berjalan hingga ke sayap. Sehingga menimbulkan kepercayaan politik bagi kader sayap partai untuk membesarkan Golkar," tutupnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1257 seconds (0.1#10.140)