3 Kalimat Sakti Soeharto, Bekal Prabowo Menuju Perang Timor Timur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hari ini, Minggu (17/10/2021), Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berulang tahun ke-70. Ucapan selamat mengalir dari keluarga, sahabat, hingga kolega. Tak ketinggalan ucapan dari penggemar dan pendukungnya yang memenuhi akun media sosial Prabowo.
Sebagai salah satu tokoh yang ikut mewarnai perjalanan politik Indonesia, khususnya setelah reformasi, wajar bila ulang tahun Prabowo terasa spesial bagi sejumlah kalangan, baik sipil maupun militer .
Maklum saja, kendati bapaknya dikenal sebagai begawan ekonomi, sebagian hidup Prabowo identik dengan dunia militer. Prabowo memilih Akademi Militer selepas sekolah menengah lalu menghabiskan perjalanan hidupnya di pasukan tempur Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Kostrad.
Lulus dari Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah pada 1974, Prabowo masuk kecabangan infanteri Korps Baret Merah. Semasa perwira muda, dia turut diterjunkan ke Timor Timur untuk Operasi Seroja memburu gerombolan Fretilin.
Pada 1985 dia kembali harus ke Timor Timur. Kali ini Prabowo telah menjadi Komandan Batalyon 328/Kostrad. Malam sebelum berangkat, Prabowo mendadak dipanggil Presiden Soeharto ke kediamannya, Jalan Cendana, Jakarta Pusat. Sebelum pergi, Prabowo menceritakan panggilan itu kepada pasukannya.
Tentu saja para prajurit gembira. Mereka membayangkan Presiden Soeharto akan memberi sangu alias bekal. Itu artinya akan ada tambahan dana untuk logistik.
“Saya sampai di Cendana sebelum pukul 20.30 WIB. Setelah menerima tamu, beliau bertanya apakah benar saya besok akan berangkat pergi menjalankan operasi. Saya pun membenarkan,” kata Prabowo dikutip dari biografinya bertajuk ‘Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto’, Minggu (17/10/2021).
Setelah itu, Pak Harto menyampaikan pesan. Tak panjang, namun sangat bermakna. “Saya hanya titip tiga hal kepada kamu, Bowo. Ojo lali, ojo dumeh, ojo ngoyo. Paham, mengerti,” kata Soeharto yang ditirukan Prabowo.
Seteah itu Prabowo kembali ke Cilodong, Depok. Para perwira telah menunggu. Mereka berharap ada kabar baik alias bekal uang tambahan dari Pak Harto. Prabowo lantas menceritakan pertemuan itu hanya lima menit. Tidak ada uang bekal, kecuali hanya tiga ucapan: ojo lali, ojo dumeh, ojo ngoyo.
Sebagai salah satu tokoh yang ikut mewarnai perjalanan politik Indonesia, khususnya setelah reformasi, wajar bila ulang tahun Prabowo terasa spesial bagi sejumlah kalangan, baik sipil maupun militer .
Maklum saja, kendati bapaknya dikenal sebagai begawan ekonomi, sebagian hidup Prabowo identik dengan dunia militer. Prabowo memilih Akademi Militer selepas sekolah menengah lalu menghabiskan perjalanan hidupnya di pasukan tempur Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Kostrad.
Lulus dari Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah pada 1974, Prabowo masuk kecabangan infanteri Korps Baret Merah. Semasa perwira muda, dia turut diterjunkan ke Timor Timur untuk Operasi Seroja memburu gerombolan Fretilin.
Pada 1985 dia kembali harus ke Timor Timur. Kali ini Prabowo telah menjadi Komandan Batalyon 328/Kostrad. Malam sebelum berangkat, Prabowo mendadak dipanggil Presiden Soeharto ke kediamannya, Jalan Cendana, Jakarta Pusat. Sebelum pergi, Prabowo menceritakan panggilan itu kepada pasukannya.
Tentu saja para prajurit gembira. Mereka membayangkan Presiden Soeharto akan memberi sangu alias bekal. Itu artinya akan ada tambahan dana untuk logistik.
“Saya sampai di Cendana sebelum pukul 20.30 WIB. Setelah menerima tamu, beliau bertanya apakah benar saya besok akan berangkat pergi menjalankan operasi. Saya pun membenarkan,” kata Prabowo dikutip dari biografinya bertajuk ‘Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto’, Minggu (17/10/2021).
Setelah itu, Pak Harto menyampaikan pesan. Tak panjang, namun sangat bermakna. “Saya hanya titip tiga hal kepada kamu, Bowo. Ojo lali, ojo dumeh, ojo ngoyo. Paham, mengerti,” kata Soeharto yang ditirukan Prabowo.
Seteah itu Prabowo kembali ke Cilodong, Depok. Para perwira telah menunggu. Mereka berharap ada kabar baik alias bekal uang tambahan dari Pak Harto. Prabowo lantas menceritakan pertemuan itu hanya lima menit. Tidak ada uang bekal, kecuali hanya tiga ucapan: ojo lali, ojo dumeh, ojo ngoyo.