3 Kalimat Sakti Soeharto, Bekal Prabowo Menuju Perang Timor Timur

Minggu, 17 Oktober 2021 - 21:34 WIB
loading...
3 Kalimat Sakti Soeharto, Bekal Prabowo Menuju Perang Timor Timur
Tiga kalimat Soeharto yang disampaikan menjelang tugas ke Timor Timur paa 1985 sampai saat ini masih diingat Prabowo Subianto. Foto/instagram
A A A
JAKARTA - Hari ini, Minggu (17/10/2021), Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berulang tahun ke-70. Ucapan selamat mengalir dari keluarga, sahabat, hingga kolega. Tak ketinggalan ucapan dari penggemar dan pendukungnya yang memenuhi akun media sosial Prabowo.

Sebagai salah satu tokoh yang ikut mewarnai perjalanan politik Indonesia, khususnya setelah reformasi, wajar bila ulang tahun Prabowo terasa spesial bagi sejumlah kalangan, baik sipil maupun militer .

Maklum saja, kendati bapaknya dikenal sebagai begawan ekonomi, sebagian hidup Prabowo identik dengan dunia militer. Prabowo memilih Akademi Militer selepas sekolah menengah lalu menghabiskan perjalanan hidupnya di pasukan tempur Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Kostrad.

Lulus dari Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah pada 1974, Prabowo masuk kecabangan infanteri Korps Baret Merah. Semasa perwira muda, dia turut diterjunkan ke Timor Timur untuk Operasi Seroja memburu gerombolan Fretilin.

Pada 1985 dia kembali harus ke Timor Timur. Kali ini Prabowo telah menjadi Komandan Batalyon 328/Kostrad. Malam sebelum berangkat, Prabowo mendadak dipanggil Presiden Soeharto ke kediamannya, Jalan Cendana, Jakarta Pusat. Sebelum pergi, Prabowo menceritakan panggilan itu kepada pasukannya.



Tentu saja para prajurit gembira. Mereka membayangkan Presiden Soeharto akan memberi sangu alias bekal. Itu artinya akan ada tambahan dana untuk logistik.

“Saya sampai di Cendana sebelum pukul 20.30 WIB. Setelah menerima tamu, beliau bertanya apakah benar saya besok akan berangkat pergi menjalankan operasi. Saya pun membenarkan,” kata Prabowo dikutip dari biografinya bertajuk ‘Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto’, Minggu (17/10/2021).

Setelah itu, Pak Harto menyampaikan pesan. Tak panjang, namun sangat bermakna. “Saya hanya titip tiga hal kepada kamu, Bowo. Ojo lali, ojo dumeh, ojo ngoyo. Paham, mengerti,” kata Soeharto yang ditirukan Prabowo.

Seteah itu Prabowo kembali ke Cilodong, Depok. Para perwira telah menunggu. Mereka berharap ada kabar baik alias bekal uang tambahan dari Pak Harto. Prabowo lantas menceritakan pertemuan itu hanya lima menit. Tidak ada uang bekal, kecuali hanya tiga ucapan: ojo lali, ojo dumeh, ojo ngoyo.

Prabowo awalnya juga kaget karena hanya diberi pesan. Namun dalam perjalanan kembali dari Cendana dia terus merenungkan pesan Soeharto. Dia pun menyadari tiga pesan itu bukan sembarang pesan tetapi pesan dengan makna yang dalam. Pesan itu tak ubahnya ‘ucapan sakti’ yang keluar dari Panglima Tertinggi. Pak Harto adalah jenderal perang yang sarat pengalaman tempur.

Ojo lali berarti jangan lupa terhadap semua pelajaran yang engkau terima. Pelajaran dari orangtua, agama, sekolah sampai pelajaran militer,” ucapnya.



Prabowo melanjutkan, ojo dumeh berarti jangan sombong. Orang yang sombong biasanya meremehkan musuh sehingga lengah. Orang yang sombong juga biasanya tidak teliti, karena overconfident.

Adapun ucapan sakti ketiga, ojo ngoyo berarti jangan memaksakan diri. “Jangan memaksakan anak buah. Ada kemampuan, tapi ada juga batas kemampuan. Kita tidak boleh bernafsu,” ujar mantan Danjen Kopassus ini.

Di hari ulang tahunnya yang ke-70, Prabowo menyampaikan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dia juga berterima kasih atas semua ucapan untuknya.

“Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada saudara-saudara sekalian yang telah memberikan ucapan dan doa di hari ulang tahun saya ini,” kata eks Pangkostrad ini di akun resmi Instagram..
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1503 seconds (0.1#10.140)