Pembatalan Pemberangkatan Jamaah Haji, Marwan: Garuda Makin Rugi

Selasa, 02 Juni 2020 - 23:44 WIB
loading...
Pembatalan Pemberangkatan...
Anggota DPR Komisi VI dari Fraksi PKB Marwan Jafar. Foto/Dok/Okezone
A A A
JAKARTA - Meski Indonesia tengah mengalami pandemi Covid-19, seyogianya Kementerian Agama (Kemenag) tidak membuat keputusan sebelah pihak terkait dengan pembatalan pemberangkatan jamaah haji 2020. Karena, pembatalan keberangkatan jamaah haji ke Arab Saudi sangat merugikan 221.000 orang calon jamaah haji.

Anggota Komisi VI DPR Marwan Jafar mengatakan, seharusnya Kemenag menyiapkan alternative lain sebelum mengumumkan pembatalan pemberangkatan jamaah haji ke Tanah Suci. Karena, kata dia, keputusan itu sangat merugikan calhaj. Karena, kata dia, mereka menunggu bertahun-tahun bahkan hingga puluhan tahun untuk berangkat haji.

“Seharusnya ada planning A, B dan C. Planning A begini, planning B dan C begini. Jadi tidak langsung memutuskan pembatalan pemberangkatan jamaah haji (2020),” kata Marwan kepada SINDOnews, Selasa (2/6/2020).

Padahal, kata dia, Pemerintah Arab Saudi belum memutuskan pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Maka itu, dia berandai, seandainya minggu depan virus Corona berakhir dan Arab Saudi membuka akses untuk pelaksanaan haji 2020. Maka, kata dia, mau tidak mau Kemenag harus menganulir putusan tersebut.

“Bagaimana kalau sebelum musim haji virus Corona berakhir dan Arab Saudi membuka pelaksanaan ibadah haji. Maka, keputusan itu harus dianulir,” katanya. ( )

Selain itu, kata dia, sejumlah bidang bisnis penunjang ibadah haji juga mengalami kerugian sepeti penginapan, transportasi, dan katering. Transportasi, kata dia, Garuda Indonesia yang paling mengalami kerugian yang signifikan.

“Saat pandemi Covid-19, Garuda Indonesia sudah mengalami kerugian (ditambah) keputusan Kemenag, Garuda makin anjlok,” kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Mantan Menteri PDTT ini mengatakan, seyogianya Kemenag memberikan sosialisasi terlebih dahulu sebelum membuat keputusan ini. Karena, kata dia, ibadah haji merupakan wajib bagi yang mampu.

“Haji mempunyai nilai sakral, spritualitas dan universalitas. Meskinya ada sosialisasi kepada masyarakat, ini kan tidak tinggal jeduk. Menag harus terbuka dan komunikasi dengan tokoh-tokoh agama,” ujarnya.Maka itu, dia menilai, pembatalan pemberangkatan jamaah haji 2020 ini terlalu gegabah. Karena, tanpa ada komunikasi dengan DPR, tokoh dan masyarakat.

“Terlalu tergesa-gesa, tanpa ada edukasi kepada masyarakat. Seharusnya ada sosialisasi. Siapa tahu besok atau minggu depan atau sebelum musim haji, Arab Saudi membuat keputusan dan membuka akses ibadah haji tahun ini,” tuturnya.Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra mengatakan pembatalan keberangkatan haji membuat perusahaannya sulit mendapatkan keuntungan. "Karena itu, kami sedang siapkan langkah agar tidak menelan kerugian yang cukup dalam," pungkasnya.
(mhd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1968 seconds (0.1#10.140)