Marwan Jafar: WHO Harus Transparan soal Pandemi Corona
loading...
A
A
A
"Panduan pencegahan dan penanganan pandemi covid-19 ini penting agar masyarakat semakin memiliki tingkat percaya diri secara lebih baik lagi dalam upaya bersama-sama Pemerintah dan WHO memerangi pandemi Covid-19," katanya.
Kedelapan, mendorong WHO meningkatkan pola hubungan diplomatik antar negara-negara anggota yang lebih responsif, solutif dan efektif, terutama diplomasi bidang kesehatan, termasuk keikutsertaan para dokter dan tenaga medis dalam berbagai organisasi profesi dan kegiatan internasional dalam rangka transformasi ilmu pengetahuan dan pengalaman empirik dalam menangani pandemi Covid-19 dan pandemi lainnya.
Selanjutnya, perlu memberikan dukungan pada WHO agar tidak terjebak pada kepentingan "Block" pada negara atau beberapa negara tertentu dalam konteks penanganan pandemi covid-19.
"WHO haruslah independen, sejalan dengan kedudukan PBB, yakni menjadi wadah moderat untuk mempererat persatuan dan kesatuan antarnegara tanpa diskriminasi," tandasnya.
Kesepuluh, perlunya standar kebijakan WHO yang konsisten dan independen terkait adanya pandemi covid-19 melalui pertimbangan para pakar kesehatan maupun para ahli pandemiologi yang jernih dan akurat baik terkait kebijakan informasi awal munculnya pandemi, pencegahan maupun penanganan pandemi hingga kebijakan pasca pandemi Covid-19.
Menurut dia, ini sangat penting dilakukan agar masing-masing negara dapat melaksanakan stanfard operasional prosedur penanganan pandemi Covid-19 secara tepat, meskipun dengan mempertimbangkan kondisi internal masing-masing negara.
Sebagai contoh soal kebijakan mengenakan masker. Katanya, semula WHO merekomendasikan pemakaian masker hanya untuk orang sakit dan tenaga medis. Namun, tidak lama kemudian, bulan Maret WHO menyatakan Corona sebagai pandemi global. Artinya, Covid-19 bisa menyerang siapa saja di seluruh dunia. Akhirnya WHO merekomendasikan pemakaian masker untuk semua orang.
WHO akhirnya merekomendasikan pemakaian masker untuk semua orang, bukan hanya yang sakit. Hal ini disampaikan WHO melalui situs resminya dalam tulisan bertajuk 'Advice on the use of masks in the context of COVID-19' pada 6 April.
"Ini menjadi catatan penting agar ke depan lebih kondusif lagi dengan memberi ruang yang cukup bagi pertimbangan masing-masing negara," tuturnya.
Berikutnya, perlunya WHO mendorong terwujudnya gagasan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan secara maksimal dan saling menguntungkan antar negara anggota, sehingga lambat laun masing-masing negara anggota menjadi semakin qualivided dalam mengambil kebijakan antisipatif terhadap berbagai pandemi, khususnya covid-19 bilamana terjadi di luar prediksi di masa mendatang.
Juga mendorong WHO untuk terus-menerus melakukan langkah-langkah kampanye pencegahan, penanganan dan kesiapan menyongsong Era New Normal pada masyarakat dunia, dengan melibatkan para aktor maupun aktris populer kelas dunia seperti: Steven Seagel, Danial Craig, Angelina Jolie, Julia Robert, Penelope Cruz, Sarah Jessica Parker, Shailena Woodle, Monica Belluci, Chaterine Zeta-Jones dan lain-lain. Termasuk juga aktor maupun artis berkelas dunia yang pernah positif terjangkit Covid-19, seperti, Tom Hanks dan istrinya Rita Wilson, Olga Korylenko maupun Idris Elba. Mereka bisa menceritakan pengalamannya terjangkit Covid-19, dan sekaligus sebagai penyebar energi positif bagi warga dunia, bahwa pandemi Covid-19 bisa disembuhkan atau ditaklukan.
Selain itu, bintang sepak bola, Daniele Rugani (Juventus) menjadi salah satu atlet yang sembuh dari wabah Covid-19. Dari sini terdapat berita positif dari dunia olahraga, terutama untuk olahragawan yang sebelumnya mengidap virus dari Wuhan, China tersebut.
Demikian pula dalam dunia basket, nama Rudy Gobert menjadi pebasket pertama yang terpapar wabah virus corona pada Maret 2020 silam, namun dia berangsur pulih, tak lama kemudian disusul oleh rekan seprofesinya yakni Donovan Mitchell (Utah Jazz), Christian Wood (Detroit Pistons) dan Marcus Smart (Boston Celtics).
Atau juga semacam negarawan mantan presiden AS, Barack Obama atau PM Vietnam, Phu Trong, atau PM Selandia Baru, Jacinda Arden atau Kanselir Jerman Angela Markel juga sangat inspiratif dalam konteks memerangi pandemi covid-19. Atau semacam pemain sepak bola yang sangat masyhur, seperti, antara lain Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, atau pelatih sepak bola kenamaan semisal Zenedine Zidane sebagai Duta untuk “perang” melawan pandemi Covud-19 dengan melalukan sosialisasi cara meredam penyebaran Covid-19 maupun mengedukasi masyarakat dunia dalam menghindari ganasnya Covid-19 tersebut.
"Mereka ini layak jadi inspirator dan Duta yang memberikan inspirasi bagi masyarakat dunia dalam hal memerangi pandemi Covid-19. Penggemar mereka lintas negara, baik melalui akun media sosial, seperti Facebook, Twitter maupun Instagram yang dapat memengaruhi masyarakat internasional", tandasnya.
Marwan percaya Indonesia dalam konteks pencegahan dan penanganan pandemi covid-19 sudah cukup bagus. Kata kuncinya adalah komitmen yang dibangun bersama antara Pemerintah dan seluruh komponen bangsa.
Pendisiplinan diri pada protokol kesehatan pandemi Covid-19, budaya pola hidup sehat dan bersih, jaga imunitas diri dan olah raga yang cukup menjadi kata kunci melawan pandemi covid-19.
Marwan juga berharap, media massa mainstream, baik luar maupun dalam negeri, termasuk pengamat dan akademisi jangan ikut menggiring opini untuk kepentingan kelompok tertentu.
"Saatnya kita perkuat rasa persaudaraan kita sebagai satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air Indonesia, dengan bergandengan tangan dengan negara lain, termasuk WHO untuk memenangkan peperangan melawan pandemi Covid-19," tuturnya.
Kedelapan, mendorong WHO meningkatkan pola hubungan diplomatik antar negara-negara anggota yang lebih responsif, solutif dan efektif, terutama diplomasi bidang kesehatan, termasuk keikutsertaan para dokter dan tenaga medis dalam berbagai organisasi profesi dan kegiatan internasional dalam rangka transformasi ilmu pengetahuan dan pengalaman empirik dalam menangani pandemi Covid-19 dan pandemi lainnya.
Selanjutnya, perlu memberikan dukungan pada WHO agar tidak terjebak pada kepentingan "Block" pada negara atau beberapa negara tertentu dalam konteks penanganan pandemi covid-19.
"WHO haruslah independen, sejalan dengan kedudukan PBB, yakni menjadi wadah moderat untuk mempererat persatuan dan kesatuan antarnegara tanpa diskriminasi," tandasnya.
Kesepuluh, perlunya standar kebijakan WHO yang konsisten dan independen terkait adanya pandemi covid-19 melalui pertimbangan para pakar kesehatan maupun para ahli pandemiologi yang jernih dan akurat baik terkait kebijakan informasi awal munculnya pandemi, pencegahan maupun penanganan pandemi hingga kebijakan pasca pandemi Covid-19.
Menurut dia, ini sangat penting dilakukan agar masing-masing negara dapat melaksanakan stanfard operasional prosedur penanganan pandemi Covid-19 secara tepat, meskipun dengan mempertimbangkan kondisi internal masing-masing negara.
Sebagai contoh soal kebijakan mengenakan masker. Katanya, semula WHO merekomendasikan pemakaian masker hanya untuk orang sakit dan tenaga medis. Namun, tidak lama kemudian, bulan Maret WHO menyatakan Corona sebagai pandemi global. Artinya, Covid-19 bisa menyerang siapa saja di seluruh dunia. Akhirnya WHO merekomendasikan pemakaian masker untuk semua orang.
WHO akhirnya merekomendasikan pemakaian masker untuk semua orang, bukan hanya yang sakit. Hal ini disampaikan WHO melalui situs resminya dalam tulisan bertajuk 'Advice on the use of masks in the context of COVID-19' pada 6 April.
"Ini menjadi catatan penting agar ke depan lebih kondusif lagi dengan memberi ruang yang cukup bagi pertimbangan masing-masing negara," tuturnya.
Berikutnya, perlunya WHO mendorong terwujudnya gagasan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan secara maksimal dan saling menguntungkan antar negara anggota, sehingga lambat laun masing-masing negara anggota menjadi semakin qualivided dalam mengambil kebijakan antisipatif terhadap berbagai pandemi, khususnya covid-19 bilamana terjadi di luar prediksi di masa mendatang.
Juga mendorong WHO untuk terus-menerus melakukan langkah-langkah kampanye pencegahan, penanganan dan kesiapan menyongsong Era New Normal pada masyarakat dunia, dengan melibatkan para aktor maupun aktris populer kelas dunia seperti: Steven Seagel, Danial Craig, Angelina Jolie, Julia Robert, Penelope Cruz, Sarah Jessica Parker, Shailena Woodle, Monica Belluci, Chaterine Zeta-Jones dan lain-lain. Termasuk juga aktor maupun artis berkelas dunia yang pernah positif terjangkit Covid-19, seperti, Tom Hanks dan istrinya Rita Wilson, Olga Korylenko maupun Idris Elba. Mereka bisa menceritakan pengalamannya terjangkit Covid-19, dan sekaligus sebagai penyebar energi positif bagi warga dunia, bahwa pandemi Covid-19 bisa disembuhkan atau ditaklukan.
Selain itu, bintang sepak bola, Daniele Rugani (Juventus) menjadi salah satu atlet yang sembuh dari wabah Covid-19. Dari sini terdapat berita positif dari dunia olahraga, terutama untuk olahragawan yang sebelumnya mengidap virus dari Wuhan, China tersebut.
Demikian pula dalam dunia basket, nama Rudy Gobert menjadi pebasket pertama yang terpapar wabah virus corona pada Maret 2020 silam, namun dia berangsur pulih, tak lama kemudian disusul oleh rekan seprofesinya yakni Donovan Mitchell (Utah Jazz), Christian Wood (Detroit Pistons) dan Marcus Smart (Boston Celtics).
Atau juga semacam negarawan mantan presiden AS, Barack Obama atau PM Vietnam, Phu Trong, atau PM Selandia Baru, Jacinda Arden atau Kanselir Jerman Angela Markel juga sangat inspiratif dalam konteks memerangi pandemi covid-19. Atau semacam pemain sepak bola yang sangat masyhur, seperti, antara lain Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, atau pelatih sepak bola kenamaan semisal Zenedine Zidane sebagai Duta untuk “perang” melawan pandemi Covud-19 dengan melalukan sosialisasi cara meredam penyebaran Covid-19 maupun mengedukasi masyarakat dunia dalam menghindari ganasnya Covid-19 tersebut.
"Mereka ini layak jadi inspirator dan Duta yang memberikan inspirasi bagi masyarakat dunia dalam hal memerangi pandemi Covid-19. Penggemar mereka lintas negara, baik melalui akun media sosial, seperti Facebook, Twitter maupun Instagram yang dapat memengaruhi masyarakat internasional", tandasnya.
Marwan percaya Indonesia dalam konteks pencegahan dan penanganan pandemi covid-19 sudah cukup bagus. Kata kuncinya adalah komitmen yang dibangun bersama antara Pemerintah dan seluruh komponen bangsa.
Pendisiplinan diri pada protokol kesehatan pandemi Covid-19, budaya pola hidup sehat dan bersih, jaga imunitas diri dan olah raga yang cukup menjadi kata kunci melawan pandemi covid-19.
Marwan juga berharap, media massa mainstream, baik luar maupun dalam negeri, termasuk pengamat dan akademisi jangan ikut menggiring opini untuk kepentingan kelompok tertentu.
"Saatnya kita perkuat rasa persaudaraan kita sebagai satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air Indonesia, dengan bergandengan tangan dengan negara lain, termasuk WHO untuk memenangkan peperangan melawan pandemi Covid-19," tuturnya.
(dam)
Lihat Juga :