Rentan Kekerasan Selama Pandemi, Annisa Yudhoyono: Perempuan Harus Punya Daya Saing
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Srikandi Demokrat Annisa Pohan Yudhoyono menilai pandemi Covid-19 membawa dampak tersendiri bagi perempuan . Beban perempuan sebagai manajer rumah tangga menjadi berlipat ganda karena seluruh anggota keluarga ada di rumah dan melakukan kegiatan serempak.
Hal itu disampaikan Annisa saat membuka Webinar Nasional Srikandi Demokrat di Jakarta (25/9/2021) lalu. Dengan topik 'Perempuan Tangguh di Masa Pandemi: Meningkatkan Daya Saing dan Daya Tahan Perempuan', webinar ini diikuti dua ribu peserta dari berbagai tempat di Indonesia.
"Beban ganda ini berpotensi memicu ketidakharmonisan rumah tangga dan membuat perempuan makin rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga," ujar Annisa dalam keterangannya, Selasa (28/9/2021).
Mengutip UN Women survei, Annisa mengungkapkan 82% wanita di seluruh dunia mengalami penurunan pendapatan yang signifikan serta kehilangan pekerjaan.
"Karena itu perempuan harus memiliki daya saing baik secara individual maupun komunal," ujar Annisa, "Daya saing adalah bagaimana meningkatkan nilai diri kita, mengembangkan keunggulan diri dalam usaha apapun yang kita lakukan."
Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengungkapkan selama masa pandemi perempuan dibayang-bayangi risiko kesehatan yang lebih tinggi, baik mental maupun fisik. Tapi Andy tetap optimis.
"Perempuan itu selalu mampu ya, keluar dari situasi-situasi yang paling pelik. Kita lihat pada masa-masa konflik dan kerusuhan. Perempuan itu seperti legenda burung Phoenix, selalu bisa hidup dari wreckage, bangkit dari abu kerusakan," papar Andy.
Psikolog Keluarga dan Praktisi Konseling Kesehatan Mental Ita D Azly mengungkapkan cara agar perempuan bisa menjadi tangguh. Menurutnya, perempuan harus membangun kesadaran diri (awareness) sebagai dasar untuk mengembangkan diri. "Kita perlu membangun kompetensi diri dan kemudian kompetensi sosial."
Di sisi lain, Praktisi Teknologi dan Green Economy Thilma Komaling mengingatkan semangat dan daya juang saja belum cukup. "Kita harus mampu memanfaatkan teknologi. Menghadapi era digital, perempuan harus bisa: bertahan, berubah dan belajar," tutur Thilma.
Senada dengan itu, CEO startup @kamiidea Istafiana Candarini berbagi resep bagi para perempuan. "Set goals dengan jelas, find your passion, kira-kira kita bisa melakukan apa, supaya kita bisa mencapai target dan tetap happy," pesan Istafiana. Baca juga: Jonathan Frizzy Sebut Dhena Devanka Lakukan KDRT, Pengacara: Korban Tak Harus Perempuan
Webinar Nasional ini dihadiri juga Ketua Persaudaraan Istri Anggota (PIA) Fraksi Partai Demokrat DPR RI Aliya Rajasa Yudhoyono, Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI Meilani Suharli dan ketua panitia Dr Susilawati.
Hal itu disampaikan Annisa saat membuka Webinar Nasional Srikandi Demokrat di Jakarta (25/9/2021) lalu. Dengan topik 'Perempuan Tangguh di Masa Pandemi: Meningkatkan Daya Saing dan Daya Tahan Perempuan', webinar ini diikuti dua ribu peserta dari berbagai tempat di Indonesia.
Baca Juga
"Beban ganda ini berpotensi memicu ketidakharmonisan rumah tangga dan membuat perempuan makin rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga," ujar Annisa dalam keterangannya, Selasa (28/9/2021).
Mengutip UN Women survei, Annisa mengungkapkan 82% wanita di seluruh dunia mengalami penurunan pendapatan yang signifikan serta kehilangan pekerjaan.
"Karena itu perempuan harus memiliki daya saing baik secara individual maupun komunal," ujar Annisa, "Daya saing adalah bagaimana meningkatkan nilai diri kita, mengembangkan keunggulan diri dalam usaha apapun yang kita lakukan."
Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengungkapkan selama masa pandemi perempuan dibayang-bayangi risiko kesehatan yang lebih tinggi, baik mental maupun fisik. Tapi Andy tetap optimis.
"Perempuan itu selalu mampu ya, keluar dari situasi-situasi yang paling pelik. Kita lihat pada masa-masa konflik dan kerusuhan. Perempuan itu seperti legenda burung Phoenix, selalu bisa hidup dari wreckage, bangkit dari abu kerusakan," papar Andy.
Psikolog Keluarga dan Praktisi Konseling Kesehatan Mental Ita D Azly mengungkapkan cara agar perempuan bisa menjadi tangguh. Menurutnya, perempuan harus membangun kesadaran diri (awareness) sebagai dasar untuk mengembangkan diri. "Kita perlu membangun kompetensi diri dan kemudian kompetensi sosial."
Di sisi lain, Praktisi Teknologi dan Green Economy Thilma Komaling mengingatkan semangat dan daya juang saja belum cukup. "Kita harus mampu memanfaatkan teknologi. Menghadapi era digital, perempuan harus bisa: bertahan, berubah dan belajar," tutur Thilma.
Senada dengan itu, CEO startup @kamiidea Istafiana Candarini berbagi resep bagi para perempuan. "Set goals dengan jelas, find your passion, kira-kira kita bisa melakukan apa, supaya kita bisa mencapai target dan tetap happy," pesan Istafiana. Baca juga: Jonathan Frizzy Sebut Dhena Devanka Lakukan KDRT, Pengacara: Korban Tak Harus Perempuan
Webinar Nasional ini dihadiri juga Ketua Persaudaraan Istri Anggota (PIA) Fraksi Partai Demokrat DPR RI Aliya Rajasa Yudhoyono, Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI Meilani Suharli dan ketua panitia Dr Susilawati.
(kri)