Yusril Gugat AD/ART Demokrat, Andi Arief: Mirip Pendekar Jahat Drama Radio
loading...
A
A
A
JAKARTA - Langkah pengacara kawakan Yusril Ihza Mahendra mengajukan judicial review AD/ART Partai Demokrat ke Mahkamah Agung terus dikritik pengurus dan kader partai berlambang mercy tersebut. Sikap Yusril tersebut dianggap mendukung kubu Moeldoko untuk mendongkel kepengurusan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Kendati telah dibantah, tetap saja kader Demokrat menyerang Yusril. Kepala Bappilu Partai Demokrat Andi Arief bahkan menyebut Yusril mau mengakali hukum. Cara berpikir Yusril, kata Andi, mirip tokoh antagonis dalam serial drama radio.
”KONSTRUKSI berpikir YIM ala pendekar berwatak jahat drama di Radio waktu saya masih kecil. Hukum diakali,” tulis Andi Arief lewat akun twitternya, dikutip Minggu (26/2021).
Menurut Andi Arief, yang menjadi soal dalam kisruh Partai Demokrat bukan karena tidak demokratisnya majelis tinggi melainkan cara-cara Moeldoko dkk untuk mendongkel AHY.
”Kejahatan Demokrasi dilakukan KSP Moeldoko adalah merekayasa dukungan DPD/DPC agar paksa AHY digulingkan. Bukan karena Mahkamah partai atau majelis tinggi yg tdk demokratis,” cuit Andi Arief.
Sebelumnya, Yusril menegaskan bahwa sikapnya menjadi kuasa hukum tak ada urusan dengan Partai Demokrat kubu Moeldoko, tapi mewakili hak empat kader partai berlambang bintang mercy yang telah dipecat dari partai tersebut. Sikap Yusril itu pun dipersoalkan sejumlah kader Partai Demokrat seperti Rachland Nashidik yang menilai Yusril memihak ke Moeldoko dan diduga mengambil keuntungan dari kisruh tersebut.
Respons kader Demokrat ini akhirnya juga ditanggapi pengurus Partai Bulan Bintang (PBB), partai yang saat ini dipimpin Yusril. Ketua bidang Politik, Hukum, dan Advokasi DPP PBB Firmansyah menilai para kader Partai Demokrat kubu AHY kekanak-kanakan.
"Ramai dan gerah juga kita melihat pembiaran PD terhadap pengurusnya yang kekanak-kanakan menyerang personal dan pribadi (Yusril)," kata Firmansyah dalam keterangannya, Minggu (26/9/2021).
Menurut dia, Yusril pernah menjadi kuasa hukum Partai Golkar yang dipimpin Aburizal Bakrie (Ical) ketika bersengketa dengan Agung Laksono. Pun, Yusril menjadi pengacara PPP kubu Djan Faridz ketika berkonflik dengan kubu Romahurmuziy (Rommy). ”Tetapi mereka menyikapinya dengan dewasa. Tida ada yang menyerang pribadi,” kata Firmansyah.
Kendati telah dibantah, tetap saja kader Demokrat menyerang Yusril. Kepala Bappilu Partai Demokrat Andi Arief bahkan menyebut Yusril mau mengakali hukum. Cara berpikir Yusril, kata Andi, mirip tokoh antagonis dalam serial drama radio.
”KONSTRUKSI berpikir YIM ala pendekar berwatak jahat drama di Radio waktu saya masih kecil. Hukum diakali,” tulis Andi Arief lewat akun twitternya, dikutip Minggu (26/2021).
Menurut Andi Arief, yang menjadi soal dalam kisruh Partai Demokrat bukan karena tidak demokratisnya majelis tinggi melainkan cara-cara Moeldoko dkk untuk mendongkel AHY.
”Kejahatan Demokrasi dilakukan KSP Moeldoko adalah merekayasa dukungan DPD/DPC agar paksa AHY digulingkan. Bukan karena Mahkamah partai atau majelis tinggi yg tdk demokratis,” cuit Andi Arief.
Sebelumnya, Yusril menegaskan bahwa sikapnya menjadi kuasa hukum tak ada urusan dengan Partai Demokrat kubu Moeldoko, tapi mewakili hak empat kader partai berlambang bintang mercy yang telah dipecat dari partai tersebut. Sikap Yusril itu pun dipersoalkan sejumlah kader Partai Demokrat seperti Rachland Nashidik yang menilai Yusril memihak ke Moeldoko dan diduga mengambil keuntungan dari kisruh tersebut.
Respons kader Demokrat ini akhirnya juga ditanggapi pengurus Partai Bulan Bintang (PBB), partai yang saat ini dipimpin Yusril. Ketua bidang Politik, Hukum, dan Advokasi DPP PBB Firmansyah menilai para kader Partai Demokrat kubu AHY kekanak-kanakan.
"Ramai dan gerah juga kita melihat pembiaran PD terhadap pengurusnya yang kekanak-kanakan menyerang personal dan pribadi (Yusril)," kata Firmansyah dalam keterangannya, Minggu (26/9/2021).
Menurut dia, Yusril pernah menjadi kuasa hukum Partai Golkar yang dipimpin Aburizal Bakrie (Ical) ketika bersengketa dengan Agung Laksono. Pun, Yusril menjadi pengacara PPP kubu Djan Faridz ketika berkonflik dengan kubu Romahurmuziy (Rommy). ”Tetapi mereka menyikapinya dengan dewasa. Tida ada yang menyerang pribadi,” kata Firmansyah.
(muh)