Dampak Kekerasan Pada Anak Perempuan, Bisa Pengaruhi Masa Dewasa
loading...
A
A
A
Memiliki Kecenderungan Menyakiti Diri Sendiri
Guna melampiaskan rasa kecewa dan kesakitannya di masa lalu, tidak jarang anak-anak korban kekerasan cenderung menyakiti dirinya sendiri. Bentuk self-injury ini beragam, mulai dari memukulkan tangan ke tembok, membenturkan kepala, bisa juga sampai dengan membakar kulit. Bahkan, tidak jarang menelan berbagai benda berbahaya atau beracun.
Hal tersebut terjadi lantaran trauma psikologis yang dilalui di masa lalu. Termasuk juga menjadi korban kekerasan, baik itu verbal, fisik, sampai dengan seksual. Mereka bisa merasakan perasaan hampa, tidak disukai, sampai tak berguna. Dengan menyakiti diri sendiri, akan memberikan efek sakit yang membuat mereka merasakan derita layaknya orang kebanyakan.
Memiliki Kesulitan Mengatur Emosi
Dampak lainnya yang banyak diderita anak korban kekerasan adalah sulitnya mengatur emosi. Ada yang susah mengeluarkan emosinya hingga terlihat cuek atau bahkan terkesan mati rasa. Bahkan yang lebih parah, emosinya keluar menggebu-gebu sampai tidak bisa terkontrol jika sedang terpuruk.
Tidak jarang, untuk mengalihkan emosi yang tidak tersalurkan atau menahannya, anak-anak korban kekerasan bisa jadi mengalihkannya ke narkoba, minum-minum, sampai melakukan berbagai aksi kejahatan. Maka dari itulah supaya tidak terjerumus ke hal-hal yang buruk, perlu bantuan atau pendampingan psikolog.
Bisa Menjadi Pelaku Kekerasan
Hal serius lainnya yang perlu diperhatikan adalah, anak-anak korban kekerasan akan menjadi pelaku kekerasan di masa depan. Anak-anak merupakan momen emas dan orangtua menjadi role model. Ditakutkan, karena sejak kecil sudah mengalami kekerasan, hal tersebut akan terbawa di masa depan. Cara pengasuhan ke anaknya bisa kurang lebih sama.
Maka dari itulah, untuk memutus lingkaran setan tersebut, perlu sekali penanganan yang baik. Perlu ahli yang mendampingi si anak sampai trauma yang dialami benar-benar pulih. Sehingga ke depannya, ia bisa menjalani kehidupan yang normal tanpa ada bayang-bayang masa lalu yang kelam.
Dengan dampaknya yang begitu menakutkan tersebut, mari jadi agen perubahan. Salah satunya dengan menjadi sponsor anak di Wahana Visi . Mari dukung 1000 anak Indonesia bisa terbebas dari tindak kekerasan dan juga perkawinan dini yang sekarang masih jadi momok yang menakutkan.
Program dari Wahana Visi ini sementara dilakukan di sekitar wilayah Kalimantan Barat dan NTT, ke depannya akan semakin diperluas. Nah, dengan menjadi sponsor, Anda hanya perlu menyalurkan dana sebesar Rp200 ribu setiap bulannya. Nantinya akan digunakan untuk kembali mengaktifkan berbagai lembaga perlindungan anak yang ada di masyarakat. Supaya lebih paham lagi bagaimana menjadi sponsor anak di Wahana Visi, segera kunjungi website resminya.CM
Guna melampiaskan rasa kecewa dan kesakitannya di masa lalu, tidak jarang anak-anak korban kekerasan cenderung menyakiti dirinya sendiri. Bentuk self-injury ini beragam, mulai dari memukulkan tangan ke tembok, membenturkan kepala, bisa juga sampai dengan membakar kulit. Bahkan, tidak jarang menelan berbagai benda berbahaya atau beracun.
Hal tersebut terjadi lantaran trauma psikologis yang dilalui di masa lalu. Termasuk juga menjadi korban kekerasan, baik itu verbal, fisik, sampai dengan seksual. Mereka bisa merasakan perasaan hampa, tidak disukai, sampai tak berguna. Dengan menyakiti diri sendiri, akan memberikan efek sakit yang membuat mereka merasakan derita layaknya orang kebanyakan.
Memiliki Kesulitan Mengatur Emosi
Dampak lainnya yang banyak diderita anak korban kekerasan adalah sulitnya mengatur emosi. Ada yang susah mengeluarkan emosinya hingga terlihat cuek atau bahkan terkesan mati rasa. Bahkan yang lebih parah, emosinya keluar menggebu-gebu sampai tidak bisa terkontrol jika sedang terpuruk.
Tidak jarang, untuk mengalihkan emosi yang tidak tersalurkan atau menahannya, anak-anak korban kekerasan bisa jadi mengalihkannya ke narkoba, minum-minum, sampai melakukan berbagai aksi kejahatan. Maka dari itulah supaya tidak terjerumus ke hal-hal yang buruk, perlu bantuan atau pendampingan psikolog.
Bisa Menjadi Pelaku Kekerasan
Hal serius lainnya yang perlu diperhatikan adalah, anak-anak korban kekerasan akan menjadi pelaku kekerasan di masa depan. Anak-anak merupakan momen emas dan orangtua menjadi role model. Ditakutkan, karena sejak kecil sudah mengalami kekerasan, hal tersebut akan terbawa di masa depan. Cara pengasuhan ke anaknya bisa kurang lebih sama.
Maka dari itulah, untuk memutus lingkaran setan tersebut, perlu sekali penanganan yang baik. Perlu ahli yang mendampingi si anak sampai trauma yang dialami benar-benar pulih. Sehingga ke depannya, ia bisa menjalani kehidupan yang normal tanpa ada bayang-bayang masa lalu yang kelam.
Dengan dampaknya yang begitu menakutkan tersebut, mari jadi agen perubahan. Salah satunya dengan menjadi sponsor anak di Wahana Visi . Mari dukung 1000 anak Indonesia bisa terbebas dari tindak kekerasan dan juga perkawinan dini yang sekarang masih jadi momok yang menakutkan.
Program dari Wahana Visi ini sementara dilakukan di sekitar wilayah Kalimantan Barat dan NTT, ke depannya akan semakin diperluas. Nah, dengan menjadi sponsor, Anda hanya perlu menyalurkan dana sebesar Rp200 ribu setiap bulannya. Nantinya akan digunakan untuk kembali mengaktifkan berbagai lembaga perlindungan anak yang ada di masyarakat. Supaya lebih paham lagi bagaimana menjadi sponsor anak di Wahana Visi, segera kunjungi website resminya.CM
(atk)