Penghentian Proyek Pesawat Habibie Perlu Pertimbangkan Sistem Pertahanan

Minggu, 31 Mei 2020 - 18:11 WIB
loading...
Penghentian Proyek Pesawat...
Keputusan pemerintah menghentikan proyek pengembangan pesawat BJ Habibie, yakni R80 dan N245, dari daftar PSN ditanggapi Legislator NasDem, Willy Aditya. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Keputusan pemerintah yang menghentikan dua proyek pengembangan pesawat BJ Habibie, yakni R80 dan N245, dari daftar proyek strategis nasional (PSN) ditanggapi oleh Legislator Partai NasDem, Willy Aditya.

(Baca juga: Proyek Pesawat 'Warisan' BJ Habibie Diganti dengan Drone)

Dia mengatakan, pertimbangan pemerintah untuk mengganti proyek selain harus pertimbangan profesional ekonomi juga harus dengan pertimbangan sistem pertahanan Indonesia.

Willy menambahkan, selain penting untuk menggerakkan ekonomi, proyek strategis nasional juga harus mempertimbangkan ancaman pertahanan. "Penting memang proyek pemerintah harus dapat menciptakan lapangan kerja dan punya dampak labor intensif besar," kata Willy dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Minggu (31/5/2020).

"Namun hal itu harus juga dengan pertimbangan strategi pertahanan menghadapi ancaman. Jika pertimbangan mengganti proyek pesawat dengan drone berada dalam ranah pertahanan, maka itu harus di dukung," tambahnya.

Anggota Komisi I DPR ini melanjutkan, pertimbangan dampak ekonomi yang dikemukakan pemerintah harus juga diiringi dengan pertimbangan pelaksanaan strategi pertahanan yang komprehensif. Dia mengatakan, negara-negara yang sekarang adi daya di bidang ekonomi mengembangkan industrinya juga dengan pertimbangan pertahanan bangsanya dari ancaman bangsa lain, dari kelaparan, dari bencana dan lainnya.

"Sebenarnya kita bisa banyak belajar dari Pandemi Covid 19 ini bagaimana Industri yang hanya mengedepankan ekonomi terguncang hebat, dan dampaknya sangat besar bagi pertahanan dalam negerinya. Kawasan Industri, Sumber Enegeri, Konektivitas, Industri Pangan, Industri Telekomunikasi itu semua tidak bisa dilepas dari sisi pertahanan. Maka penting pertimbangan pertahanan ini," ucapnya.

Dia menegaskan, dalam kondisi ekonomi dunia yang sedang terdisrupsi saat ini, pentingnya pemerintah untuk menggerakkan ekonomi dalam negeri. Karena itu Willy menyarankan agar pertimbangan penggunaan sumber daya lokal menjadi prioritas pertama.

Untuk itu industri-industri yang sarat bahan baku impor harus benar-benar dipilih sebagai proyek strategis jika memang berdampak pada ekonomi dan stragis juga dalam sisi pertahanan. "Mengganti industri pesawat menjadi drone itu bisa jadi strategis dengan pertimbangan bahwa drone dengan teknologi tinggi akan dapat berguna bagi pertahanan, pertanian, dan aktivitas ekonomi kelautan," tuturnya.

"Dia bisa jadi PSN dengan pertimbangan bahwa bahan bakunya juga sudah ada di dalam negeri dan SDM kita sangat mumpuni untuk mengembangkannya, serta biaya ekonomisnya juga tinggi. Tidak harus dipertentangkan di antara pesawat atau drone. Bisa jadi nanti setelah ekonomi dunia juga membaik proyek pesawat ini kembali dikembangkan dalam kecepatan maksimum," sambungnya.

Dirinya pun menekankan situasi dunia dan Indonesia yang terdisrupsi saat ini perlu dipelajari lebih jauh dan menjadi pertimbangan kebijakan negara. Ada banyak kelemahan dan kekurangan dari pola, metode dan cara-cara lama berbangsa secara global yang akhirnya terbuka pada saat pandemi menghantam hampir semua negara.

Maka itu, menurutnya, Indonesia perlu menegaskan jalan untuk merestorasi nilai-nilai kebangsaaan dalam situasi kebaruan. "Proyek Strategis Nasional ini bukan semata untuk pembangunan fisik untuk ekonomi. Dia adalah juga tentang bagaimana kita memandang bangsa ini dan mau kemana bangsa ini mengarah. Ini kita perlu dialogkan lebih jauh sebelum kita merayakan 100 tahun sumpah pemuda sebagai aktualisasi integrasi kebangsaan," pungkasnya.

Sekadar diketahui, Kementerian Koordinator Perekonomian mengusulkan penggantian Proyek pesawat R80 dan N245 menjadi proyek drone dalam usulan Proyek Strategis Nasional (PSN).

Menteri Airlangga Hartarto mengatakan pergantian tersebut merupakan bagian dari 89 rekomendasi PSN baru. Rekomendasi ini meliputi 56 proyek merupakan program usulan baru, 10 proyek merupakan proyek perluasan, dan 15 proyek dikelompokkan dalam program baru dan delapan proyek ketenagalistrikan.

Adapun pembuatan Pesawat R80 merupakan proyek yang direncanakan oleh Presiden ketiga BJ Habibie. Sedangkan Pesawat N245 yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia (persero) juga menggunakan konsep pesawat jarak dekat rancangan BJ Habibie.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1301 seconds (0.1#10.140)