GMKI Heran Data Pribadi di Aplikasi PeduliLindungi Bisa Bocor

Selasa, 07 September 2021 - 18:21 WIB
loading...
GMKI Heran Data Pribadi...
Kebocoran data pribadi kembali terjadi di Indonesia. Kali ini kebocoran diduga berasal dari data aplikasi Elektronic Health Alert Card (e-HAC) dan aplikasi PeduliLindungi. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kebocoran d ata pribadi kembali terjadi di Indonesia. Kali ini kebocoran diduga berasal dari data aplikasi Electronic Health Alert Card (eHAC) dan aplikasi PeduliLindungi yang dirancang oleh beberapa kementerian dan lembaga, antara lain Kementerian BUMN, Kementerian Kesehatan, Kominfo, dan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dengan tujuan untuk mengontrol laju pandemi COVID-19.

Menurut perkiraan, ada sekitar 1,3 juta data pengguna aplikasi e-HAC yang bocor. Adapun beberapa data yang bocor yakni nama, alamat rumah, nomor ID, dan rumah sakit tempat melakukan tes Covid-19. Yang paling menghebohkan adalah data vaksin Presiden Joko Widodo termasuk dalam data yang bocor ke publik. Baca juga: DATA eHAC Diduga Bocor, Masyarakat Segera Lakukan 5 Langkah Ini

"Ketua Tim Pelaksana KPCPEN Erick Thohir yang juga merupakan Menteri BUMN dan Menteri Kesehatan paling bertanggung jawab atas kebocoran data ini. Sayangnya sampai saat ini tidak ada ucapan maaf dari kedua Menteri ini," ujar Sekretaris Umum Pengurus Pusat GMKI, Michael Anggi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (7/9/2021).

GMKI menyampaikan bahwa kebocoran data e-HAC dan PeduliLindungi ini dapat menurunkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

"Selama berbulan-bulan penanganan COVID-19, Presiden Jokowi dan jajarannya telah berupaya keras membangun kepercayaan rakyat terhadap kebijakan pemerintah. Berdasarkan data, terlihat ada peningkatan penggunaan vaksin dan menurunnya kasus COVID-19 di berbagai daerah. Jangan sampai karena kebocoran data ini, semua upaya pemerintah menjadi sia-sia," jelas Anggi.

Menurut Michael Anggi, persoalan keamanan dan kerahasiaan data pribadi adalah hal yang krusial dan sensitif. Kebocoran data dapat membahayakan privasi masyarakat.

"Data vaksin Presiden Jokowi saja bisa bocor, apalagi data pribadi masyarakat Indonesia, ini sangat menghawatirkan. Seharusnya Erick Thohir dan Budi Gunadi Sadikin berjiwa besar dengan meminta maaf kepada Presiden dan publik, bukan justru bersembunyi dan melemparkan tanggung jawab kepada kementerian lain,” lanjut Anggi.

Pasca kebocoran data, antara Kominfo dan Kemenkes saling melempar tanggung jawab terkait siapa yang bertanggungjawab atas kebocoran data tersebut.

“Saya heran, kok bisa kedua kementerian ini saling lempar tanggung jawab perihal kebocoran data ini, memangnya mereka tidak saling berkoordinasi. Seharusnya terkait koordinasi lintas kementerian ini menjadi tugas dari Erick Thohir sebagai Ketua Tim Pelaksana KPCPEN. Terlihat sekali beliau belum mampu mengkoordinasikan berbagai kementerian dan lembaga dalam penanganan COVID-19,” tambah Anggi.

GMKI kembali meminta kepada Presiden Jokowi untuk mengevaluasi kinerja Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Baca juga: Data eHAC Bocor, Puan Tagih Keseriusan Pemerintah Bahas RUU Perlindungan Data

"Memimpin Kementerian tidak bisa disamakan dengan memimpin perusahaan. Jika ada kesalahan pengelolaan ataupun kebijakan di dalam perusahaan, yang rugi hanya perusahaan tersebut dan mungkin mitra-mitranya. Namun jika ada kesalahan pengelolaan dan kebijakan di dalam kementerian, yang dirugikan adalah seluruh rakyat Indonesia. Tolong Pak Jokowi, selamatkan rakyat Indonesia dari Menteri yang tidak serius bekerja," pungkasnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Kementerian Komdigi...
Kementerian Komdigi Investigasi Dugaan Kebocoran Data Pegawai
GMKI Apresiasi Sikap...
GMKI Apresiasi Sikap Prabowo Merespons Aspirasi Hakim Indonesia
6 Juta Data NPWP Bocor,...
6 Juta Data NPWP Bocor, Jokowi Instruksikan Kominfo, Kemenkeu, dan BSSN Mitigasi
GMKI Nilai Keputusan...
GMKI Nilai Keputusan Menag soal Rumah Ibadah sebagai Hadiah HUT ke-79 RI
GMKI dan Fisipol UKI...
GMKI dan Fisipol UKI Teken MoU Potongan Biaya Kuliah 50% untuk Mahasiswa Ilmu Politik
Audiensi dengan Menkominfo,...
Audiensi dengan Menkominfo, GMKI Soroti Judi Online hingga Keamanan Siber
Bye-Bye Panik Data Hilang!...
Bye-Bye Panik Data Hilang! Synology DS925+ & DX525 Jadi Benteng Digital Super Canggih!
Cloudflare Kenalkan...
Cloudflare Kenalkan AI untuk Mencegah Pencurian Data
Rusia Siapkan Platform...
Rusia Siapkan Platform Khusus untuk Blokir Nomor Telepon dan Website Berbahaya
Rekomendasi
Maestro Herbal Indonesia...
Maestro Herbal Indonesia Rayakan Satu Tahun Sanga Sanga
Polres Pelabuhan Tanjung...
Polres Pelabuhan Tanjung Priok Bantu Warga Ternate yang Kehilangan Dokumen Pulang Kampung
KSPI: 8.000 Karyawan...
KSPI: 8.000 Karyawan Panasonic Indonesia Terancam PHK
Berita Terkini
PP ISNU Sebut Beasiswa...
PP ISNU Sebut Beasiswa Filantropis Cetak Generasi Unggul dan Inovatif
IPW Nilai Pengerahan...
IPW Nilai Pengerahan TNI di Kejaksaan Perlu Ditinjau Ulang
Cetak Kader Ideologis...
Cetak Kader Ideologis dan Tangguh, DPP PKB Gelar Pendidikan Instruktur PKPB
Anggota DPR Juliyatmono...
Anggota DPR Juliyatmono Sebut Gaji Guru Standarnya Harus Rp25 Juta Per Bulan
Menekraf Percaya FSAI...
Menekraf Percaya FSAI Jadi Wadah Promosi Ekonomi Kreatif Indonesia-Australia
Dedi Mulyadi Klaim Bisa...
Dedi Mulyadi Klaim Bisa Gaji Warga Jakarta Rp10 Juta Per KK, Pengamat: Ambisi untuk Pilpres 2029
Infografis
Amnesty Internasional...
Amnesty Internasional Tegaskan Israel Lakukan Genosida di Gaza
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved