Pakar Sebut Hati Jokowi Akan Terungkap Saat Proses Amendemen Bergulir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Gadjah Mada (UGM) Zainal Arifin Mochtar menyebutkan isi hati yang sesungguhnya dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) perihal amendemen UUD 1945 akan terlihat saat proses itu mulai bergulir di MPR.
Baca Juga: Amendemen
Baca juga: Bivitri Susanti Meyakini Amendemen UUD 1945 Bakal Melebar bila Dilakukan
Sebagaimana diketahui sebelumnya Presiden Joko Widodo sebelumnya sudah bertemu dengan petinggi lima partai politik non-parlemen pada Rabu (1/9/2021) seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Perindo (Persatuan Indonesia), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Bulan Bintang (PBB).
Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq mengatakan, terkait dengan wacana amendemen UUD 1945, Presiden Jokowi menegaskan kalau wacana amendemen tersebut bukan datang dari dirinya. Kemudian, Presiden Jokowi juga bukan ketua umum partai politik.
“Saya bukan ketua umum partai, jadi saya tidak punya hak apa-apa untuk menyampaikan. Dan juga wacana amendemen itu bukan dari saya,” kata Jokowi dalam pertemuan itu seperti disampaikan Sekjen Partai Perindo Rofiq.
Presiden Jokowi, sambung Rofiq, juga menyampaikan siapa yang bisa menjamin kalau amendemen tersebut dilakukan secara terbatas. Dikhawatirkan, begitu dibuka amendemen pasti melebar ke mana-mana.
"Presiden Jokowi sangat keberatan terkait dengan amandemen," kata Sekjen Partai Perindo.
Sementara terkait dengan wacana 3 periode, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa dirinya tidak ada keinginan sedikit pun untuk menjabat 3 periode. Presiden Jokowi menolak bila wacana 3 periode datang dari Istana.
Lagi pula, bagaimana mungkin 3 periode sementara para ketua umum partai sudah pasang baliho di mana-mana dan sudah siap bertarung untuk maju. Kendati, Presiden Jokowi sangat senang senang melihat para calon-calon presiden mulai bermunculan dengan adanya baliho-baliho yang berterbaran dari berbagai partai.
Satu hal yang terpenting disampaikan Presiden Jokowi adalah jangan sampai wacana amendemen itu muncul dari Istana. Kemudian ada hiden agenda untuk meloloskan agenda tertentu di luar wacana 3 periode.
Lihat Juga: Tom Lembong Ditahan Kejagung, Pakar Ingatkan Omongan Jokowi Minta Kebijakan Jangan Dikriminalisasi
Baca Juga: Amendemen
Baca juga: Bivitri Susanti Meyakini Amendemen UUD 1945 Bakal Melebar bila Dilakukan
Sebagaimana diketahui sebelumnya Presiden Joko Widodo sebelumnya sudah bertemu dengan petinggi lima partai politik non-parlemen pada Rabu (1/9/2021) seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Perindo (Persatuan Indonesia), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Bulan Bintang (PBB).
Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq mengatakan, terkait dengan wacana amendemen UUD 1945, Presiden Jokowi menegaskan kalau wacana amendemen tersebut bukan datang dari dirinya. Kemudian, Presiden Jokowi juga bukan ketua umum partai politik.
“Saya bukan ketua umum partai, jadi saya tidak punya hak apa-apa untuk menyampaikan. Dan juga wacana amendemen itu bukan dari saya,” kata Jokowi dalam pertemuan itu seperti disampaikan Sekjen Partai Perindo Rofiq.
Presiden Jokowi, sambung Rofiq, juga menyampaikan siapa yang bisa menjamin kalau amendemen tersebut dilakukan secara terbatas. Dikhawatirkan, begitu dibuka amendemen pasti melebar ke mana-mana.
"Presiden Jokowi sangat keberatan terkait dengan amandemen," kata Sekjen Partai Perindo.
Sementara terkait dengan wacana 3 periode, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa dirinya tidak ada keinginan sedikit pun untuk menjabat 3 periode. Presiden Jokowi menolak bila wacana 3 periode datang dari Istana.
Lagi pula, bagaimana mungkin 3 periode sementara para ketua umum partai sudah pasang baliho di mana-mana dan sudah siap bertarung untuk maju. Kendati, Presiden Jokowi sangat senang senang melihat para calon-calon presiden mulai bermunculan dengan adanya baliho-baliho yang berterbaran dari berbagai partai.
Satu hal yang terpenting disampaikan Presiden Jokowi adalah jangan sampai wacana amendemen itu muncul dari Istana. Kemudian ada hiden agenda untuk meloloskan agenda tertentu di luar wacana 3 periode.
Lihat Juga: Tom Lembong Ditahan Kejagung, Pakar Ingatkan Omongan Jokowi Minta Kebijakan Jangan Dikriminalisasi
(maf)