Pemerintah Perkuat Konsolidasi untuk Hadapi Karhutla

Sabtu, 30 Mei 2020 - 14:55 WIB
loading...
Pemerintah Perkuat Konsolidasi untuk Hadapi Karhutla
Pencegahan kebakaran terus dilakukan. Salah satu antisipasinya yaitu memperkuat konsolidasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tingkat tapak. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pencegahan kebakaran di musim kemarau terus dilakukan. Salah satu antisipasinya yaitu memperkuat konsolidasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tingkat tapak.

(Baca juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Pemerintah Genjot Penurunan Emisi)

Sinergi itu dibangun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) melalui Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan dengan Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) se-Indonesia, Daops Manggala Agni se-Indonesia dan Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) se-Indonesia.

Kementerian LHK meminta semua pihak, terutama di tingkat tapak atau di lapangan untuk selalu siaga dengan mengoptimalkan pencegahan dini karhutla meski masa pandemi virus Corona (Covid-19) sedang terjadi. Para petugas pencegahan diwajibkan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian LHK, Ruandha Agung Sugardiman, secara khusus meminta Manggala Agni pada masa pandemi ini agar senantiasa mematuhi protokol kesehatan demi mencegah tertular Covid-19, serta tetap waspada dan sigap memantau titik panas (hotspot) yang terdeteksi di wilayah kerjanya.

"Manggala Agni harus selalu siap siaga dan bagi anggota yang beraktivitas di lapangan harus tetap patuh pada Protokol Kesehatan Cegah Covid-19," terang Ruandha dalam pembahasan secara virtual, di Jakarta, Jumat (29/5/2020).

Berdasarkan pantauan terkini Kementerian LHK menggunakan Satelit Terra/Aqua (NASA), pada periode 1 Januari-29 Mei 2020 terdapat 811 titik panas. Jumlah itu mengalami penurunan 40,19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada 2019, jumlah hotspot sebanyak 1.356 titik.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Basar Manullang, juga meminta Manggala Agni agar tidak lengah untuk terus memantau titik panas dengan pengecekan ke lapangan dan melakukan pembaruan (update) kondisi kebakaran yang terjadi.

"Informasi kondisi di lapangan yang diberikan oleh Manggala Agni sangat penting, jika informasi karhutla dari lapangan ini segera kita dapatkan, maka langkah strategis bisa dilaksanakan bersama para pihak lainnya seperti TNI, Polri, BPBD, Pemerintah Daerah, dan perusahaan, mitra kerja lainnya," ungkap Basar.

Sebagai upaya preventif, KLHK akan menggandeng para pemuka agama untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat. Cara itu bisa dilakukan dengan melalui khutbah agar tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan.

Kepala Daops Manggala Agni Ogan Komering Ilir, Candra Irfansyah, melaporkan kondisi lapangan terkini terkait kesiapan menghadapi karhutla di Sumatera Selatan. Berdasarkan patroli mandiri yang dilakukan, situasi di Ogan Komering Ilir (OKI) relatif kondusif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Kondisi karhutla di Ogan Komering Ilir tahun ini mengalami penurunan, kondisi lahan gambut juga masih basah, selain itu kami juga terus melaksanakan koordinasi dengan TNI, Polri, BPBD, dan pemerintah daerah (pemda) untuk mengatasi karhutla secara bersama-sama," jelas Candra.

Ia menambahkan, Manggala Agni di Ogan Komering Ilir akan melanjutkan patroli terpadu bersama para pihak lain di wilayah rawan karhutla. Kerjasama pengawasan itu akan dimulai lagi pada Juli.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1942 seconds (0.1#10.140)