Soal Kondisi di Afghanistan, Ngabalin Sebut Taliban Kelompok Teroris
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin meminta segelintir pihak tidak mendesak-desak pemerintah mengambil sikap atas kekuasaan Taliban di Afghanistan.
Baca Juga: Taliban
Baca juga: Pentagon Sebut Warga AS Dipukuli Taliban Saat Berusaha Capai Bandara Kabul
"Pemerintah tidak bisa memenuhi apa yang kalian minta. Beberapa pihak ada yang mendesak pemerintah untuk terus-menerus agar Republik Indonesia punya sikap terhadap apa yang terjadi di Afghanistan," ujar dia dikutip dari kanal YouTube Serbet Ngabalin, Minggu (22/8/2021).
"Hei, plis kawan, ingat baik-baik ya, kalau Taliban itu sendiri dari beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB termasuk didalamnya Resolusi DK PBB Nomor 1267 yang diadopsi pada 15 Oktober 1999 itu masih menetapkan, ingat Al-Qaedam Osama Bin Laden, dan Taliban dan seluruh teman-temannya masih menjadi kelompok teroris internasional," jelasnya.
"Karena itu jangan pernah ada orang yang medesak-desak pemerintah untuk segera bersikap terhadap apa yang terjadi di sana," lanjut Ngabalin.
Lagi pula kata Ngabalin, saat ini pemerintah sedang berkonsentrasi penuh penanganan pandemi virus Corona (Covid-19) yang kini dimasuki varian delta lebih infeksius. Namun demikian pemerintah tetap memprioritaskan keselamatan Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di Afghanistan.
"Prioritas utama itu adalah perintah bapak Presiden agar memprioritaskan WNI yang ada di Afghanistan beserta seluruh staf KBRI beserta keluarganya untuk harus diupayakan langkah-langkah yang secepatnya," terang politikus Golkar itu.
Kekinian, pemerintah telah menuntaskan misi evakuasi WNI dari Afghanistan. Mereka telah tiba dengan selamat di Tanah Air. Ngabalin pun mengucapkan terima kasih kepada Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, beserta pihak terkait lainnya yang telah maksimal mengerjakan tugas ini.
"Masya Allah tanggal 21 Agustus kemarin Sabtu pukul 03.05 menit dini hari mereka semua tiba dengan selamat di Bandara Internasional Halim. Apresiasi kepada Mbakyu Menlu dan Kang Mas Panglima TNI Mas Hadi terima kasih," tukas Ngabalin.
Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi 26 WNI termasuk staf KBRI dari Afghanistan. Kemudian lima orang warga Filipina dan dua warga Afghanistan yang merupakan suami dari WNI dan staf lokal KBRI.
Proses evakuasi menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara (AU) ini tidak mudah dan penuh dinamika. Hal itu terjadi karena instabilitas masih membayangi Afghanistan pasca Taliban berkuasa. Begitu pesawat mendapatkan izin mendarat, maka utusan Indonesia langsung bergegas mengevakuasi warga di sana.
Alhasil, tim gabungan yang dikomandoi TNI berhasil menyelesaikan misi evakuasi. Pesawat tiba di Tanah Air pada Sabtu 21 Agustus 2021 dini hari. Kedatangannya disambut langsung oleh Menlu Retno LP Marsudi dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Gerilyawan Taliban berhasil memasuki Ibu Kota Afghanistan, Kabul, pada Minggu 15 Agustus 2021. Dikuasainya Kabul menjadi puncak dari serangan kilat Taliban terhadap pemerintah Afghanistan. Cepatnya keruntuhan pertahanan pemerintah Afghanistan setelah penarikan pasukan AS dari negara itu telah mengejutkan semua pihak.
Baca Juga: Taliban
Baca juga: Pentagon Sebut Warga AS Dipukuli Taliban Saat Berusaha Capai Bandara Kabul
"Pemerintah tidak bisa memenuhi apa yang kalian minta. Beberapa pihak ada yang mendesak pemerintah untuk terus-menerus agar Republik Indonesia punya sikap terhadap apa yang terjadi di Afghanistan," ujar dia dikutip dari kanal YouTube Serbet Ngabalin, Minggu (22/8/2021).
"Hei, plis kawan, ingat baik-baik ya, kalau Taliban itu sendiri dari beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB termasuk didalamnya Resolusi DK PBB Nomor 1267 yang diadopsi pada 15 Oktober 1999 itu masih menetapkan, ingat Al-Qaedam Osama Bin Laden, dan Taliban dan seluruh teman-temannya masih menjadi kelompok teroris internasional," jelasnya.
"Karena itu jangan pernah ada orang yang medesak-desak pemerintah untuk segera bersikap terhadap apa yang terjadi di sana," lanjut Ngabalin.
Lagi pula kata Ngabalin, saat ini pemerintah sedang berkonsentrasi penuh penanganan pandemi virus Corona (Covid-19) yang kini dimasuki varian delta lebih infeksius. Namun demikian pemerintah tetap memprioritaskan keselamatan Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di Afghanistan.
"Prioritas utama itu adalah perintah bapak Presiden agar memprioritaskan WNI yang ada di Afghanistan beserta seluruh staf KBRI beserta keluarganya untuk harus diupayakan langkah-langkah yang secepatnya," terang politikus Golkar itu.
Kekinian, pemerintah telah menuntaskan misi evakuasi WNI dari Afghanistan. Mereka telah tiba dengan selamat di Tanah Air. Ngabalin pun mengucapkan terima kasih kepada Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, beserta pihak terkait lainnya yang telah maksimal mengerjakan tugas ini.
"Masya Allah tanggal 21 Agustus kemarin Sabtu pukul 03.05 menit dini hari mereka semua tiba dengan selamat di Bandara Internasional Halim. Apresiasi kepada Mbakyu Menlu dan Kang Mas Panglima TNI Mas Hadi terima kasih," tukas Ngabalin.
Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi 26 WNI termasuk staf KBRI dari Afghanistan. Kemudian lima orang warga Filipina dan dua warga Afghanistan yang merupakan suami dari WNI dan staf lokal KBRI.
Proses evakuasi menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara (AU) ini tidak mudah dan penuh dinamika. Hal itu terjadi karena instabilitas masih membayangi Afghanistan pasca Taliban berkuasa. Begitu pesawat mendapatkan izin mendarat, maka utusan Indonesia langsung bergegas mengevakuasi warga di sana.
Alhasil, tim gabungan yang dikomandoi TNI berhasil menyelesaikan misi evakuasi. Pesawat tiba di Tanah Air pada Sabtu 21 Agustus 2021 dini hari. Kedatangannya disambut langsung oleh Menlu Retno LP Marsudi dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Gerilyawan Taliban berhasil memasuki Ibu Kota Afghanistan, Kabul, pada Minggu 15 Agustus 2021. Dikuasainya Kabul menjadi puncak dari serangan kilat Taliban terhadap pemerintah Afghanistan. Cepatnya keruntuhan pertahanan pemerintah Afghanistan setelah penarikan pasukan AS dari negara itu telah mengejutkan semua pihak.
(maf)