Membaca Peluang Ganjar dan Sandi di Pilpres 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kerap menempati posisi teratas dalam survei elektabilitas calon presiden ( capres) 2024 yang dilakukan sejumlah lembaga. Survei terbaru Charta Politika mendapatkan elektabilitas Ganjar mencapai 20,6% mengalahkan tokoh lainnya.
Posisi selanjutnya, ada nama Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dengan elektabilitas sebesar 17,8%, Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto 17,5%, Sandiaga Uno sebesar 7,7%, Ridwan Kamil sebeswr 7,2%, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebesar 4,2%.
"Salah satu kluster yang menjadi sorotan untuk tokoh capres yang paling banyak mendapat simpati saat ini adalah Ganjar," kata pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta, Ujang Komarudin, Senin (16/8/2021).
Baca juga: Viral Video 3 Gubernur Lomba Makan Kerupuk Secara Online, Ganjar Juaranya
Ujang Komarudin yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) mengatakan, meski Ganjar merupakan politikus PDIP, tapi partai berlambang banteng itu belum resmi memilihnya. Hal ini sama dengan Sandiaga Uno, yang belum ada lampu hijau dari Partai Gerindra untuk dirinya maju dalam Pilpres 2024.
Ujang menyatakan peta perjalanan menuju Pilpres 2024 akan dimulai pada 2022. Sejak 20 bulan sebelum dilaksanakan Pilpres, partai politik sudah mulai bergerak mencari kandidat terbaik yang diusung partainya.
"Politik menuju Pilpres 2024 itu tidak lama, semua akan cepat dan dinamis, apalagi incumbent tidak bisa berpartisipasi kembali dalam Pemilu 2024. Beberapa waktu terakhir pun, partai politik sudah mulai bergerak memperkenalkan sosok pimpinan partai mereka masing-masing," kata Ujang Komarudin.
Baca juga: Ganjar Kalahkan Anies dan Prabowo di Survei Charta Politika
Peneliti dari Indonesia Political Opinion (IPO) Catur Nugroho memberi analisis figur tokoh potensial masuk ke dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. "Bang Sandi cocok disandingkan dengan tokoh yang memiliki pengalaman di pemerintahan. Tentu saja dengan menghitung kalkulasi politik dukungan partai," katanya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebutkan sifat survei elektabilitas masih amat dinamis, pasalnya Pemilu Presiden masih cukup lama yakni pada 2024. "Survei sifatnya dinamis, bisa saja berubah, bila dulu nama Prabowo Subianto paling unggul sekarang justru Ganjar berada di posisi terdepan dari segi keterpilihan (elektabilitas)," kata Adi Prayitno.
"Kemungkinan bisa ada empat paslon (capres-cawapres). PDI Perjuangan bisa mengusung sendiri. Namun jumlah poros parpol bisa hanya dua paslon apabila tidak ada jagoan figur dan logistik yang dominan," kata Adi Prayitno.
Sedangkan pengamat komunikasi politik, Emrus Sihombing menyebutkan ada ketakutan partai politik, apabila tidak mengusung calon dengan elektabilitas tertinggi, maka perolehan suara partai akan rendah.
Saat ini, publik sedang menilai prestasi dan kinerja Ganjar dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala daerah di wilayahnya. "Jadi meskipun Ganjar Pranowo paling tinggi elektabilitasnya dalam sejumlah survei, namun harus menjalankan tugasnya dengan baik dalam menghadapi pandemi Covid-19," kata Emrus.
Ia menyebutkan, sosok pemimpin daerah, khususnya gubernur memiliki kans baik di Pilpres. Hal ini seperti terlihat pada Presiden Jokowi di 2014. "Sebaiknya setiap partai politik memiliki kader terbaiknya sejak dini, sehingga masyarakat dapat menilai rekam jejaknya dalam menjalankan tugas secara leluasa dan tidak mengumumkan di menit-menit terakhir," kata Emrus Sihombing.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
Posisi selanjutnya, ada nama Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dengan elektabilitas sebesar 17,8%, Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto 17,5%, Sandiaga Uno sebesar 7,7%, Ridwan Kamil sebeswr 7,2%, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebesar 4,2%.
"Salah satu kluster yang menjadi sorotan untuk tokoh capres yang paling banyak mendapat simpati saat ini adalah Ganjar," kata pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta, Ujang Komarudin, Senin (16/8/2021).
Baca juga: Viral Video 3 Gubernur Lomba Makan Kerupuk Secara Online, Ganjar Juaranya
Ujang Komarudin yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) mengatakan, meski Ganjar merupakan politikus PDIP, tapi partai berlambang banteng itu belum resmi memilihnya. Hal ini sama dengan Sandiaga Uno, yang belum ada lampu hijau dari Partai Gerindra untuk dirinya maju dalam Pilpres 2024.
Ujang menyatakan peta perjalanan menuju Pilpres 2024 akan dimulai pada 2022. Sejak 20 bulan sebelum dilaksanakan Pilpres, partai politik sudah mulai bergerak mencari kandidat terbaik yang diusung partainya.
"Politik menuju Pilpres 2024 itu tidak lama, semua akan cepat dan dinamis, apalagi incumbent tidak bisa berpartisipasi kembali dalam Pemilu 2024. Beberapa waktu terakhir pun, partai politik sudah mulai bergerak memperkenalkan sosok pimpinan partai mereka masing-masing," kata Ujang Komarudin.
Baca juga: Ganjar Kalahkan Anies dan Prabowo di Survei Charta Politika
Peneliti dari Indonesia Political Opinion (IPO) Catur Nugroho memberi analisis figur tokoh potensial masuk ke dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. "Bang Sandi cocok disandingkan dengan tokoh yang memiliki pengalaman di pemerintahan. Tentu saja dengan menghitung kalkulasi politik dukungan partai," katanya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebutkan sifat survei elektabilitas masih amat dinamis, pasalnya Pemilu Presiden masih cukup lama yakni pada 2024. "Survei sifatnya dinamis, bisa saja berubah, bila dulu nama Prabowo Subianto paling unggul sekarang justru Ganjar berada di posisi terdepan dari segi keterpilihan (elektabilitas)," kata Adi Prayitno.
"Kemungkinan bisa ada empat paslon (capres-cawapres). PDI Perjuangan bisa mengusung sendiri. Namun jumlah poros parpol bisa hanya dua paslon apabila tidak ada jagoan figur dan logistik yang dominan," kata Adi Prayitno.
Sedangkan pengamat komunikasi politik, Emrus Sihombing menyebutkan ada ketakutan partai politik, apabila tidak mengusung calon dengan elektabilitas tertinggi, maka perolehan suara partai akan rendah.
Saat ini, publik sedang menilai prestasi dan kinerja Ganjar dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala daerah di wilayahnya. "Jadi meskipun Ganjar Pranowo paling tinggi elektabilitasnya dalam sejumlah survei, namun harus menjalankan tugasnya dengan baik dalam menghadapi pandemi Covid-19," kata Emrus.
Ia menyebutkan, sosok pemimpin daerah, khususnya gubernur memiliki kans baik di Pilpres. Hal ini seperti terlihat pada Presiden Jokowi di 2014. "Sebaiknya setiap partai politik memiliki kader terbaiknya sejak dini, sehingga masyarakat dapat menilai rekam jejaknya dalam menjalankan tugas secara leluasa dan tidak mengumumkan di menit-menit terakhir," kata Emrus Sihombing.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
(abd)